NovelToon NovelToon
Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amaryllis zee

Kamala Jayanti, gadis malang yang terlahir dengan tanda lahir merah menyala di kulit pipinya dan bekas luka di bawah mata, selalu menyembunyikan wajahnya di balik syal putih. Syal itu menjadi tembok penghalang antara dirinya dan dunia luar, membentengi dirinya dari tatapan penuh rasa iba dan cibiran.

Namun, takdir menghantarkan Kamala pada perjuangan yang lebih berat. Ia menjadi taruhan dalam permainan kartu yang brutal, dipertaruhkan oleh geng The Fornax, kelompok pria kaya raya yang haus akan kekuasaan dan kesenangan. Kalingga, anggota geng yang penuh teka-teki, menyatakan bahwa siapa yang kalah dalam permainan itu, dialah yang harus menikahi Kamala.

Nasib sial menimpa Ganesha, sang ketua geng yang bersikap dingin dan tak berperasaan. Ganesha yang kalah dalam permainan itu, terpaksa menikahi Kamala. Ia terpaksa menghadapi kenyataan bahwa ia harus menikahi gadis yang tak pernah ia kenal.

Titkok : Amaryllis zee
IG & FB : Amaryllis zee

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amaryllis zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupa Ingatan

Ruang rawat VVIP, di atas ranjang yang empuk, terbaring seorang istri yang masih virgin, yaitu Kamala. Wajahnya pucat, matanya tertutup rapat. Efek dari operasi plastik yang jalani beberapa jam lalu, membuatnya tertidur lelap selama beberapa jam.

Perlahan, Kamala membuka kedua matanya. Pandangannya masih kabur, sulit untuk fokus. Cahaya lampu ruangan terasa menyilaukan. Ia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Rasanya seperti terbungkus beton, berat dan kaku. Wajahnya yang tertutup oleh perban membuatnya sulit bergerak, hanya matanya saja yang terlihat, seperti sepasang mata elang yang sedang mengamati dunia.

"Tuhan, apa ini azab?" lirihnya, air mata mengalir di pipinya. "Kenapa tubuhku sulit sekali untuk bergerak?"

Ketakutan merayap ke dalam hatinya. Ia takut jika dirinya mengalami kelumpuhan. "Aku tidak lumpuh, ‘kan?"

Nafasnya tersengal, jantungnya berdebar kencang. Ia mencoba menggerakkan kakinya, tetapi tetap saja tidak ada respon. Ketakutan itu semakin menjadi-jadi. "Apa yang terjadi padaku?" gumamnya."

Ganesha, yang duduk santai di sofa, berkata tanpa menoleh ke arah Kamala, "Kamu itu tidak lumpuh, Kamala!" Ia masih sibuk dengan ponselnya, seolah-olah tidak peduli dengan kekhawatiran Kamala.

Kamala memutar bola matanya, ingin sekali ia menoleh ke Ganesha, tetapi sulit sekali. Ruangan itu terasa begitu besar dan kosong, hanya dihiasi oleh cahaya lampu yang redup. "Kalau tidak lumpuh, kenapa badan saya kaku?" tanyanya, ketakutan merayap di suaranya.

"Itu efek dari anestesi," jawab Ganesha santai. Ia sudah menduga reaksi Kamala akan seperti ini, masih merasa takut setelah operasi berhasil. Operasi plastik Kamala dilakukan semalam, dan pagi ini, ia sudah sadar dari obat bius. Namun, tubuhnya masih terasa kaku, sulit digerakkan. Ganesha memperhatikan Kamala dengan tatapan lembut, "Tenang saja, kamu akan kembali normal dalam beberapa jam.”

"Anestesi itu apa?" Kamala mengerutkan kening, otaknya terasa beku. Ia merasa seperti baru saja bangun dari mimpi buruk, dan tak mampu mengingat apa yang terjadi padanya.

"Obat-obatan untuk mencegah rasa sakit yang digunakan saat operasi berlangsung," jawab Ganesha, nada bicaranya lembut dan sabar. Ia berusaha menenangkan Kamala yang terlihat ketakutan dan bingung.

"Apa, operasi?" gumam Kamala, suaranya terdengar lirih, penuh dengan kebingungan. Matanya terpejam, mencoba mengingat kembali kejadian terakhir yang ia ingat. Ia teringat rasa sakit kepala yang menusuk saat akan bertemu dengan dokter. Lalu, semuanya gelap.

Ketika ia membuka matanya, ia sudah berada di ranjang rumah sakit, tubuhnya terasa kaku,"Bagaimana dengan wajahku?" gumamnya, ketakutan mulai merayap di hatinya. Ia menatap langit-langit rumah sakit, bayangan wajahnya sebelum operasi terlintas di benaknya. "Apa yang terjadi pada wajahku?” gumamnya lagi.

"Astaga, apa kau lupa ingatan?" seru Ganesha, suaranya terdengar sedikit jengkel. "Sebaiknya kamu istirahat dan banyak bicara ataupun bertanya. Kepala saya pusing mendengarnya," cetus Ganesha, lalu ia mengambil headphone yang tergeletak di atas meja dan memasangkannya ke telinga. Musik lebih baik daripada mendengar ocehan Kamala.

Kamala bergeming, mencoba mengingat kembali ingatannya yang terlupakan. Beberapa saat kemudian, ia melotot tidak percaya. "Jangan-jangan, aku sudah operasi plastik?" gumamnya, suaranya bergetar, ketakutan dan rasa tidak percaya bercampur aduk dalam dirinya.

"Tapi kenapa rasanya sakit sekali?" Kamala merasa aneh. Kenapa sebelumnya ia tidak merasakan apa-apa, tahu-tahu sudah selesai saja? Dan kapan rasa sakit yang dirasakannya hilang? Ia tidak sabar ingin melihat hasil karya dokter yang sudah membuatnya cantik. Rasa penasaran dan sedikit ketakutan bercampur aduk dalam dirinya.

Tiba-tiba Kamala merasa lapar dan ingin sekali makan pizza. "Ah, pizza!" gumamnya, air liurnya menetes. Tapi keadaan seperti ini, apa ia bisa makan?

"Tuaaaan!" panggil Kamala dengan nada keras agar Ganesha mendengarnya. Ia tahu jika Ganesha sedang asyik dengan musiknya, headphone terpasang di telinganya, seolah-olah dunia di luarnya tak lagi penting.

Ganesha mendelik menatap Kamala, "Apalagi, Kamala!" geramnya. Ia menarik headphone dari telinganya, wajahnya tampak kesal. "Kamu baru saja operasi, seharusnya kamu istirahat, bukannya memikirkan pizza!"

"Saya lapar dan kayaknya enak kalau makan pizza," ucap Kamala entengnya, tidak memikirkan jika setelah operasi tidak dianjurkan untuk makan pizza.

"Untuk sekarang jangan makan pizza dulu," ujar Ganesha, suaranya terdengar tegas.

Kemala cemberut, padahal ia ingin sekali makan pizza. "Kenapa jangan dulu?" tanyanya kecewa, bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang tidak diberi permen.

"Selama masih dirumah sakit, kamu hanya boleh makan, makanan yang disiapkan oleh rumah sakit," jawab Ganesha. Ia berusaha bersikap sabar, meskipun sedikit jengkel dengan sikap Kamala yang manja.

Sebelumnya Kamala sudah pernah merasakan makanan rumah sakit dan rasanya hambar, tidak terasa micinnya. "Makanan rumah sakit gak enak," gerutu Kamala, wajahnya cemberut. "Rasanya seperti makan kertas!”

"Jangan banyak membantah, ikuti saja aturannya!" tegas Ganesha. "Sekarang tidurlah, kamu butuh istirahat. Nanti kalau kamu sudah sehat, baru boleh makan pizza.”

"Nanti juga akan ada suster yang mengantarkan makanan untukmu," lanjut Ganesha lagi, nada bicaranya sedikit melembut.

Kamala pasrah tidak lagi bicara, benar kata Ganesha, ia butuh istirahat, agar masa pemulihannya cepat, karena ia tidak sabar ingin menunjukan pada dunia jika ia juga bisa cantik.

*****

Davina bersama dengan kekasihnya, Dirga, menikmati sarapan bersama. Pagi-pagi sekali, Davina datang ke apartemen Dirga dan membawa sarapan untuk mereka nikmati bersama. Ada sesuatu yang ingin Davina bicarakan dengan kekasihnya, matanya berkaca-kaca, menahan air mata yang hampir tumpah.

Setelah selesai sarapan, Davina mulai bicara, "Sayang, tolong bantu aku, ya!" Suaranya terdengar sedikit bergetar, penuh dengan harap.

Dirga melirik ke arah Davina dengan tatapan bingung, "Bantu apa, sayang?" tanyanya. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, melihat raut wajah Davina yang tampak khawatir.

"Perusahaan aku sedang ada masalah di keuangan dan terancam bangkrut. Kamu bisa 'kan pinjamkan uang agar perusahaanku bisa pulih lagi?" ucap Davina, suaranya sedikit bergetar, matanya berkaca-kaca.

Deg. Seketika Dirga melotot, mendengar perusahaan Davina akan bangkrut. "Nanti aku usahakan, ya sayang." Ia berusaha bersikap tenang, meskipun dalam hati ia merasa khawatir. "Tapi, berapa banyak yang kamu butuhkan?" Ia mencoba berpikir jernih, mencari solusi terbaik untuk membantu Davina.

"Lumayan banyak," jawab Davina, suaranya masih bergetar. "Atau perusahaan kamu jadi investor di perusahaanku, kalau kita kerja sama, jadi saling menguntungkan, 'kan." Raut wajah Davina sedikit lega, setidaknya kekasihnya bisa diandalkan. Secara kekasihnya tersebut memiliki perusahaan arsitek yang sangat sukses. Ia berharap Dirga mau membantunya, meskipun ia tahu permintaannya ini cukup berat.

Dirga hanya mengangguk-angguk dan tersenyum menatap Davina, ada rasa kebingungan yang melanda hatinya, karena ia sadar diri tidak akan bisa membantu Davina. Ia tidak memiliki uang sebanyak itu, "Aku akan berusaha, sayang," katanya, suaranya terdengar sedikit ragu.

*****

Camelia yang lagi jalan, yang baru tiba di kantin bersama dengan kedua temannya, tidak sengaja melihat Tiara duduk sendirian di kantin. Biasanya ia melihat Tiara selalu bersama Kamala, lalu ia menghampiri Tiara, "Teman lo yang udik itu kemana?" suaranya terdengar mengejek, senyum sinis mengembang di bibirnya. Ia sengaja menekankan kata "udik" untuk menyindir Kamala.

Tiara mendongak begitu mendengar suara Camelia sambil tersenyum sinis, "Teman gue itu lagi jalan - jalan sama kekasihnya ke Korea, secara Kamala, 'kan punya kekasih yang tajir." ujar Tiara, lalu ia berkata lagi dengan nada menyindir, "Emangnya lo, punya kekasih tajir tapi gak pernah di ajak jalan-jalan!" Matanya berbinar-binar, menikmati rasa puas karena berhasil menyindir Camelia.

Camelia merasa panas, terbakar emosi mendengar sindiran Tiara, tapi ada benarnya, selama pacaran dengan Ganesha, Ganesha sama sekali belum pernah membawanya jalan-jalan keluar negeri. "Lo!" bentak Camelia, suaranya bergetar menahan amarah. Wajahnya memerah, tangannya mengepal erat.

"Kenapa? Merasa tersinggung, ya!" ejek Tiara, senyum sinisnya semakin lebar. Ia menikmati reaksi Camelia yang tampak kesal.

Camelia balik badan, tidak ada gunanya lagi meladeni Tiara lagi. Jika Ganesha sudah pulang ia akan meminta Ganesha membawanya jalan-jalan ke luar negeri. "Nanti juga gue bakal jalan-jalan ke luar negeri," gumamnya dalam hati, "Tunggu aja!" Ia bertekad untuk membuktikan kepada Tiara bahwa ia bisa menikmati hidup yang lebih baik.

1
Femi Contesa
lanjutkan thor
🌟~Emp🌾
operasi aja bang, klu gak suka. kan punya duit banyak 🤣
Amaryllis zee: Benar sekali
total 1 replies
🌟~Emp🌾
tuh kaan,, walau cuma kuli aja tampang nya udah bikin klepek2 apalagi kuli bohongan 🤣
🌟~Emp🌾
Smoga aja, tukang bangunan jadi kontraktor 🤲😁
Amaryllis zee
He's ready. spirit too
Femi Contesa
the story is really exciting, sis, good luck to the writer, keep updating, okay?
Amaryllis zee
Iya siap. Nanti aku usahakan ....

Terimakasih sudah suka dengan cerita ini
Femi Contesa
ceritanya bagus banget
Femi Contesa
Bagus banget ceritanya tapi tolong dong updatenya jangan cuman 1 bab aja.
kalo bisa 2 atau 3🙏
Amaryllis zee
Gimana, dengan wajah baru Kamala? Apa memuaskan?
Maza
Double up terus thor
Amaryllis zee
Ikut semangat
Amaryllis zee
Aku aja yang buatnya sedih
Amaryllis zee
Namanya, Gamita. Masa Gamati 🙂
Ita Xiaomi
Maaf kk nama neneknya Gamita apa Gamati?
Ita Xiaomi
Sedih😢
Ita Xiaomi
Ayo Ganesha cintai Kamala dgn setulus hati jgn disakiti apalg dikhianati. Bahagiakan Kamala. Semangat.
Maza
Bagus
Baby sakinem
semangat thorr,aku suka sama karyamu.
jangan lama lama up nya dan banyakin up nya pls😭
Amaryllis zee: Ya siap . Jika di semangatin, akunya jadi makin cemangat
total 1 replies
Baby sakinem
seru thor ceritanya sampe bikin penasaran sama asal usul ganesha😭
Amaryllis zee: Kalau penasaran, baca terus ya ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!