NovelToon NovelToon
Bukan Cinta Sesaat

Bukan Cinta Sesaat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rigum

Casey Valencia, seorang gadis biasa yang terjebak cinta masa lalunya. Gagal move on dengan segala pesona Bian yang di atas rata-rata. Masih menggenggam cinta yang sama menjadikannya jomblo abadi dan selalu dibully teman-temannya. Mencoba berbagai cara untuk mencari pria yang dicintai, agar bisa bertemu kembali adalah hal mustahil yang selalu dia impikan.

Namun, tragedi di sebuah bar menjadikannya pengantin dadakan. Menikah dengan orang yang tidak dia kenali, bahkan teramat dia benci karena merenggut apa yang memang dijaganya. Dan Casey selalu merasa tidak asing dengan sosok pria itu.

Mungkinkah cinta sesaatnya akan menjadi selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rigum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCS - Makan Malam Romantis

Bian dan Casey menoleh, begitu mendengar sapaan di belakangnya. Maya tampak tersenyum ramah bersama dengan seorang waitress yang membawa troli makanan.

"Maya kau.." Casey menutup mulutnya dengan kedua tangan, tidak menyangka asisten Bian yang satu ini begitu multitalenta.

"Silahkan nona Fabastian, biar ku antarkan anda ke rooftop." Ujar Maya lagi lagi menawarkan lengannya

"Pergilah bersama Maya sayang. Aku akan mempersiapkan sesuatu." Tukas Bian

"Tunggu Bian! Jangan macam-macam! Aku sedang hamil!" Ujar Casey memicingkan matanya

Bian tergelak, pikiran mesum istrinya ini patut diacungi jempol. Kenapa setiap perkataan atau hal yang akan dia lakukan selalu disambungkan kesana?

"Sudahlah Casey. Nanti kau juga akan tahu!" Bian mengerlingkan matanya, menggoda Casey.

Casey menutupi dadanya dengan kedua tangan. Seketika tawa Bian kembali terdengar. Tanpa sadar Bian memajukan tubuhnya dan mencium gemas pipi Casey yang bersemu merah.

"Aku akan segera kembali!" Ujar Bian lalu berbalik ke arah lain

Jangan ditanya, Bian kini menuju ke kamar yang semalam dia sewa untuk memastikan keadaan. Sebenarnya dia meminta Dika menghias kamar pengantinnya bersama dengan seorang pendekorasi hebat asal Perancis. Sedikit berlebihan memang, namun untuk cinta tidak akan pernah cukup.

Pintu itu terbuka, menampilkan cahaya temaram dari lampu-lampu kecil berwarna kuning yang menerpa ruangan. Bunga mawar bertaburan dan kuncup kuncup bermekaran yang disusun rapi membentuk tanda cinta di ranjang kingsize miliknya. Bian tersenyum, membayangkan akan merayakan malam sah antara dirinya dan Casey.

"Apa ada hal lain yang anda inginkan Pak?" Tanya Dika mendekati Bian yang senyum-senyum sendiri.

"Tidak ada. Aku hanya ingin mandi. Kau tunggulah di luar. Dan pastikan Casey aman, sampai aku kembali!" Ujar Bian memberikan perintah

"Baik Pak."

Bian melepaskan tuxedonya, berharap mengguyur badan sebentar sembari berganti pakaian bisa menyegarkan pikirannya. Tak ingin Casey menunggu terlalu lama, Bian bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Casey tampak menikmati perannya sebagai Nona Fabastiano. Duduk anggun dengan kaki menyilang, bersama dengan alunan musik yang indah sambil menikmati segelas cocktail mahal di tangannya.

"Aku tidak menyangka, bahwa si buruk rupa ini bisa bernasib sama dengan Cinderella di tangan Pangeran yang tepat. Hah! Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana aku hidup di lingkungan orang-orang kaya itu!" Cerocos Casey tanpa mempedulikan Dika dan Maya yang terus menahan tawanya

"Tapi, meskipun begitu aku tetap merasa sedih." Casey tampak murung. Menundukkan kepalanya sambil menghela napas berat.

"Aku belum tahu dengan pasti, bagaimana perasaan Bian padaku? Apa dia hanya menginginkan bayiku? Apa setelah ini dia akan membuangku? Lalu bagaimana nasibku setelah ini." Gumamnya

Bian yang mendengar semuanya, mengisyaratkan agar mereka meninggalkan Casey. Bian berjalan perlahan, melayangkan sebuah kecupan di pipi istrinya itu.

"Kau akan terus menjadi Nona Fabastiano, Casey. Apapun yang terjadi, aku tidak akan melepaskanmu." Ujar Bian mulai mengecup ringan bahu dan leher Casey

Casey menggelinjang. Tindakan tiba-tiba Bian membuat bulu kuduknya meremang.

"Hentikan Bian, itu geli!" Ujar Casey berusaha menjauhkan wajah Bian darinya

"Kenapa kau masih ragu padaku? Bukankah dengan menikahimu sudah cukup membuktikan keseriusanku?" Tanya Bian lalu berjongkok di hadapan Casey

Casey kembali menghela napas berat.

"Semua orang bisa menikah Bian, bahkan tanpa rasa cinta. Termasuk dirimu!" Ujar Casey mengerucutkan kembali bibirnya

"Sudahlah Casey. Jangan berpikiran buruk, kau sedang hamil. Lebih baik nikmati saja suasana malam ini." Ujar Bian lalu mengambil tempat di hadapan Casey

Casey tersenyum simpul. Seorang pelayan kembali muncul menyiapkan hidangan pembuka berupa bakso ikan dengan kaldu bening yang gurih. Casey menelan ludah begitu aroma makanan itu masuk ke hidungnya. Segera tanpa permisi Casey menyendokkan sebulat penuh bakso itu ke dalam mulutnya. Kedua matanya membulat sempurna.

"Bian.. ini.. ini.."

"Ada apa Casey?" Tanya Bian terheran dengan ekspresi aneh Casey

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Bian begitu Casey tidak melanjutkan kalimatnya.

"Diamlah Bian! Biarkan aku menikmati sensasi luar biasa dari bakso ini!"

Bian tersenyum, membiarkan gadisnya menikmati hidangan pembuka itu.

"Bian, bolehkah aku...." ujar Casey

"Apa?"

"Itu.. baksonya untukku ya?" Tunjuk Casey ke mangkuk Bian yang masih penuh

Segera Bian menukarkan mangkoknya.

"Makanan selezat ini, bagaimana bisa aku mengabaikannya!" Ujar Casey menyeruput kembali kuah kaldunya

"Pelan-pelan sayang. Bayi kita bisa tersedak jika kau terus menelan bakso itu bulat-bulat."

Casey bergeming, menghabiskan dua mangkuk bakso itu dengan bahagia.

Kembali pelayan itu menurunkan dua piring steak dengan BBQ saus dan mashed potato

"Sekarang, biarkan aku yang menyuapimu." Ujar Bian menyodorkan potongan daging ke arah Casey

Casey terdiam, menatap sejenak ke arah Bian lalu tersenyum.

"Kenapa?"

"Terima kasih Bian." Casey melahap cepat suapan Bian

Sepasang pengantin itu mengakhiri makan malam dengan berdansa di rooftop, hanya dengan iringan biola, tangan Casey melingkar di leher suaminya. Mengikuti irama bergerak ke kanan dan kiri, mengagumi ciptaan Tuhan yang dipahat sempurna pada diri suaminya.

"Ku rasa, aku cukup beruntung." Gumam Casey

"Akulah yang beruntung Casey, dalam semalam aku mendapatkan dua orang sekaligus. Bukankah ini jackpot?" Goda Bian mengelus perlahan perut Casey

"Kau licik!" Casey mendorong Bian dengan kesal.

Kaki kecilnya menghentak menjauhi suaminya untuk segera pergi dari sana. Namun tiba-tiba tubuhnya terangkat di udara dan mendarat di lengan kekar Bian.

"Jangan berjalan seperti itu, bayi kita akan terguncang di dalam sana. Mari biar ku antarkan tuan putri ini beristirahat di kamarnya." Ujar Bian mengecup kening Casey

"Kamarnya? Turunkan aku Bian!" Hardik Casey

"Kenapa? Aku hanya ingin menggendongmu sampai ke kamar." Ujar Bian berlagak polos

"Kau bilang kamarnya, yang artinya kamarku, berarti meskipun telah menikah kita tidur terpisah! Apa gunanya kau menikahiku? Kau bisa saja kabur setelah memperlakukanku dengan baik malam ini. Dasar keterlaluan. Kau kira..." Mulut Casey tertutup rapat tatkala bibir Bian menyatu dengan bibirnya. Sedetik kemudian Bian mulai memainkan lidahnya. Menyesap satu sama lain dan membiarkan adegan romantis itu dilihat oleh semua orang.

"Ku kira dia amatir. Ternyata buaya juga!" Gumam Alex begitu tiba di rooftop

Dika menepuk bahunya dan berbisik.

"Sepertinya kita harus pergi Pak Alex. Jika aku ketahuan mengganggunya lagi, maka karirku akan dipertaruhkan."

"Cih dasar!"

Bian melepaskan tautannya.

"Bisakah kau menjaga ucapanmu? Bayi kita bisa mendengar semuanya Casey." Ujar Bian dengan lembut

Casey terdiam. Dalam hati membenarkan ucapan suaminya. Lagipula untuk apa dia marah. Toh Bian adalah lelaki yang selama ini dia impikan. Terlepas dia mencintainya atau tidak, Bian tetap akan mempertahankan Casey dan bayinya.

Bian membawa tubuh mungil Casey ke dalam kamar. Membiarkan mata bulat itu menyesuaikan pencahayaan di dalam sana. Casey tertegun, menyaksikan kamar pengantin yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Casey berinisiatif untuk turun. Menyusuri setiap detail yang dibuat khusus untuknya itu. Casey membuka pintu kamarnya, tampak bunga mawar merah dan putih disatukan membentuk love dengan lampu warna warni di lantai.

"Ini... indah sekali Bian." Gumamnya meneteskan air mata.

"Kau menyukainya?" Tanya Bian mengusap pipi Casey yang mulai basah

"Sangat!" Sebuah pelukan erat Casey layangkan. Bian mengusap punggungnya perlahan.

"Aku harap segala yang kau lihat dan rasakan malam ini, bisa membuatmu yakin pada perasaanku Casey." Batin Bian

Tiba-tiba Casey memundurkan badannya, lalu berbalik membelakangi Bian.

"Tolong bukakan gaunku Bian." Ujarnya tanpa rasa sungkan

Bian menelan salivanya, tampak punggung mulus itu terekspos sempurnya. Bian mengusap perlahan punggung Casey sambil sesekali mengecup bahunya yang terbuka. Anehnya, Casey hanya diam mengikuti pergerakan Bian. Perlahan kemudian Bian menjatuhkan gaun itu ke lantai.

"Kau sangat cantik Casey!" Gumam Bian mendekatkan wajahnya.

Casey memejamkan mata, menerima setiap perlakuan Bian padanya malam ini. Tanpa penolakan apapun. Casey membiarkan dirinya direnggut kembali oleh suaminya. Casey terbaring di atas ranjang, bunga-bunga tadi sudah berserakan entah dimana. Selimut sudah jatuh dari tempatnya. Dua orang ini masih dengan hasratnya beradu tanpa memperdulikan ponsel Bian yang terus saja berbunyi. Casey menjambak rambut suaminya, menekankan kepalanya agar kembali menyatukan bibirnya. Decapan keduanya terdengar beriringan, bersamaan dengan tetesan keringat yang mulai mengucur. Pelan namun pasti, Bian mengerang untuk kesekian kalinya. Tubuhnya limbung di samping Casey.

"Terima kasih sayang." Gumamnya terengah.

Bunyi ponsel itu terus menganggunya. Casey yang tampak tak peduli hanya bermanja di dada bidang suaminya. Tangan panjang Bian meraih benda pipih itu dari nakas. Lalu melihat nama yang muncul di ponselnya.

"Ada apa meneleponku larut malam begini?" Tanya Bian kesal

"Pak Anton menghubungimu tadi, tapi kau tidak mengangkatnya. Jadi, dia memintaku menyampaikan ini padamu!" Ujar Alex berbelit

"Katakan saja, ada apa!" Ujar Bian mulai tak sabaran.

"Kondisi paman Farrel memburuk!"

1
Yem
Jujurly ceritanya buat penasaran sih, nggak tahu bakalan kayak gimana hubungan Casey sama Bian, cuma heran aja Diandra siapa sih? kok tau-tau nongol
Kalau up yang banyak dong kak jadi gak lama nunggunya /Grin/
zulfi
ko blm upload lg
zulfi
up load lg dong
Rigum: siap kak..
total 1 replies
Muhammad Sandra
lanjut othor bgus cerita nya
Rigum: terima kasih kak..
total 1 replies
Hanifah Chayaning Tyas
Wah, keren betul!
000 1
Author, Tolong Donk Segera Update Nak 😩
Rigum: siap kakak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!