(Sekuel) Sang Pewaris
Kenzo Alvaro Aditama pria tampan yang merupakan calon CEO yang terkenal begitu sangat Arogan dan kejam.Ia tak segan segan mengeksekusi orang yang berniat berbuat curang padanya.
Dalam masalah percintaan pria itu tak tersentuh.Tak ada gadis maupun wanita yang berhasil menaklukkan hatinya.Lain halnya dengan saudari kembarnya yang begitu humbel dan murah senyum.
Namun seorang gadis yang merupakan OB di kantornya begitu mengagumi ketampanan pria itu dan selalu berusaha untuk bisa berdekatan dengan Kenzo.Dia Andini Putri yang akrab di sapa Andin itu harus bekerja keras untuk mendapatkan hati sang pujaan.
Bagaimanakah kisah mereka?, Apakah Andini bisa menaklukkan hati sang Tuan muda, yuk simak!
Yang ingin tau Kenzo masa kecil silahkan mampir di novel Author yang berjudul Sang Pewaris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
"Jangan berteriak Andini",ujar Kenzo yang memegangi bahu Andin dari belakang.
"Huffhhh...anda mengagetkan saya pak",jawab Andin.
"Ada apa?",tanya Kenzo.
"Oh ini...ada berkas yang harus Bapak tandatangani",jawab Andin.
"Letakkan diatas meja",ujar Kenzo.
"Saya membutuhkannya sekarang,karena sudah ditunggu oleh Pak Jo",jawab Andin.
"Baiklah...",jawab Kenzo sembari menarik gelungan rambut Andin hingga rambut gadis itu jatuh terurai.
"Pak...anda--
"Begitu lebih baik Andini",jawab Kenzo melabuhkan tandatanganya pada berkas yang dibawa oleh Andin.
Andini memperbaiki tatanan rambutnya dengan sela jarinya agar terlihat rapi karena ikat rambutnya dibuang Kenzo ke tong sampah.
Kenzo mengulum senyumannya melihat gadis dihadapannya berpenampilan sesuai keinginannya.
"Lain kali jangan mencepol rambutmu keatas lagi Andini.Leher jenjangmu akan menjadi tontonan gratis para pria",ujar Kenzo.
"I-iya Pak",jawab Andin tersenyum tipis.
"Ini...",ujar Kenzo memberikan kembali berkas yang tadi ia tandatangani pada Andin.
"Terimakasih Pak",jawab Andin mengambil berkas itu.
"Ya..."
"Saya permisi dulu Pak",ujar Andin diangguki pelan oleh Kenzo.
Andin meninggalkan ruangan itu dengan rambut yang tergerai.Gadis itu sebenarnya ingin sekali mengumpati atasannya itu dengan seenaknya mengatur penampilannya.Tapi apa yang katakan Kenzo ada benarnya juga.Para pria akan memandangi leher jenjangnya.
Andin kembali duduk di meja kerjanya memeriksa pekerjaaan Kenzo yang dilimpahkan padanya.
Namun ia menghentikan pekerjaannya saat seseorang berdiri didepan meja kerjanya.
"Ada yang bi--
Andin menghentikan ucapannya saat melihat siapa yang ada dihadapannya.
"Jadi ada yang sudah naik jabatan nih,Lo goda Kenzo?", cibir orang itu.
Andin mengepalkan kedua tangannya dibawah,ia berusaha untuk tetap tenang dan tak terprovokasi oleh ucapan orang yang ada dihadapannya.
"Ada yang bisa di bantu Kak?", tanya Andin berusaha untuk tetap profesional.
"Gue mau ketemu Kenzo",jawab orang itu.
"Apakah sudah membuat janji sebelumnya dengan Pak Kenzo?", tanya Andin.
"Ya sudah...", jawab orang itu sinis.
"Sebentar ya Kak",ujar Andin menghubungi Kenzo melalui sambungan telepon.
"Eh...gue mau ketemu Kenzo kok ribet kayak kini sih.Gue mau membicarakan kerja sama dengan Kenzo",jawab orang itu.
"Tapi Pak Kenzo tak--
"Ah banyak alasan banget Lo",ujar orang itu menerobos masuk ke ruangan Kenzo.
Andin mencoba menghalangi namun gagal karena orang itu sudah lebih dahulu masuk ke dalam ruangan Kenzo.
"Maaf Pak saya sudah berusaha menghalanginya",ujar Andin saat Kenzo menoleh dan diangguki pria itu.
"Saya permisi Pak", sambung Andin tersenyum tipis lalu meninggalkan ruangan itu dengan menutup pintu ruangan atasannya itu meninggalkan orang itu bersama Kenzo.
"Ada apa?", tanya Kenzo menatap datar orang itu.
"Kenzo... aku mau--
"Katakan dengan jelas, pekerjaanku banyak",jawab Kenzo
"Kenzo aku mau nanya sama kamu, kenapa kamu bisa dekat dengan Andin.Dan kamu menjadikan dia sekretaris kamu.Gak takut rugi kamu Kenzo--
"Jika kedatanganmu hanya untuk itu silahkan keluar",ujar Kenzo menunjuk pintu masuk.
"Tapi--
"Keluar Amira...", teriak Kenzo membuat gadis biru tersentak kaget.
"Kenzo... kenapa kamu perlakukan aku kayak gini,aku mencintaimu dan kamu tau itu dari dulu.Tapi kenapa kamu selalu menolakku.Kurang apa aku Kenzo",pekik Amira.
"Hufffhh...aku tak memiliki rasa apapun padamu",jawab Kenzo.
"Dan kamu nyaman dengan penipu seperti Andin.Dia mendekatimu hanya untuk mempermainkanmu.Dia menjadikanmu taruhan dan setelah membuatmu jatuh cinta dia akan meninggalkanmu",ujar Amira.
"Jangan bicara omong kosong Amira",jawab Kenzo.
"Aku tak pernah berbohong asal kamu tau Kenzo.Kamu bisa menanyakan sendiri pada orangnya langsung"ujar Amira tersenyum sinis.Dia tak akan membiarkan Andin mendapatkan Kenzo jika dia juga tak bisa mendapatkan pria itu.
"Aku--
"Pergi!",ujar Kenzo saat Amira akan berjalan mendekatinya.
"Baiklah...jangan lupa tanyakan pada Andin",ujar gadis itu melangkah pergi dari ruangan Kenzo.
Amira tersenyum sinis saat melewati Andin yang juga menatap penuh tanda tanya.
Sementara itu Kenzo diruangannya tampak kembali kesal.Ia tak ingin menelan mentah mentah ucapan Amira.Ia ingin menanyakan langsung pada Andin tentang kebenarannya.
"Andini keruanganku sekarang!",ujar Kenzo menghubungi Andin dari sambungan telepon.
Tak lama Andin memasuki ruangan dengan langkah anggunnya.
"Ya Pak ada apa?",tanya Andin.
"Duduk!",jawab Kenzo menunjuk kursi yang ada dihadapannya.
Meski sedikit takut karena Kenzo tak seperti biasanya, Andin dengan patuh duduk dihadapan Kenzo.
"Katakan tujuanmu untuk mendekatiku!", tanya Kenzo.
Deg
"Kak Amira pasti sudah mengatakan yang tidak tidak pada Pak Kenzo",batin Andin dengan jantung berdebar.
"Jawab Andini!",ujar Kenzo mengungkung Andin dengan kedua tangannya.
Andin tersentak kaget,ia terkejut kini Kenzo berada tepat didepannya dengan jarak yang begitu dekat.
"Oh itu--
"Kau berniat mempermainkanku?,dan kau pikir kau itu siapa,hum?.Aku ga semudah itu jatuh cinta",ujar Kenzo menatap tajam Andin.
"Pak saya bisa jelaskan semuanya.Semuanya memang benar dan itu atas permintaan Kak Amira sendiri karena aku meminjam uang padanya.Dan aku sudah membatalkan semuanya setelah saat menyadari apa yang saya lakukan salah.Dan juga kebaikan Bapak yang begitu tulus menolong saya",jawab Andin jujur.
"Heh...jika aku tak menolongmu,kau akan tetap pada rencanamu?",tanya Kenzo dengan tatapan menusuk.
Untuk pertama kalinya Andin melihat kemarahan Kenzo.Andin menggeleng lemah dan mata berkaca-kaca.Sungguh dia tidak akan menyangka akan seperti ini akhirnya.Harusnya ia tak mengikuti permainan licik Amira sedari awal.
"Keluarlah!,aku sudah membantumu untuk mengambil hakmu.Jadi--
"Maafkan saya Pak",ujar Andin dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.
"Saya tau saya salah, memang tujuanku ingin mempermainkan Bapak.Tapi saya terjebak dalam permainan yang saya buat sendiri.Saya akan mengurus surat pengunduran diri saya hari ini juga. Lebih baik saya seperti dulu menjadi office girl",isak Andin sesugukan.Sungguh sejak lama ia sudah menyadari kesalahannya.
"Terimakasih atas kesempatan yang Bapak berikan pada saya", sambung Andin lalu berdiri dari duduknya dan melangkah pergi.
"Tunggu!",ujar Kenzo.
Andin menghentikan langkahnya tanpa menoleh menatap atasannya itu.
"Tetaplah bekerja", ucap Kenzo.
"Tapi-- Andin menoleh menatap Kenzo yang juga menatapnya.
"Maaf jika aku terbawa emosi.Aku tau kamu jujur jika sudah membatalkan perjanjian itu dari dulu",ujar Kenzo.
"Kanza tersenyum lebar."Terimakasih karena Bapak sudah mempercayai saya",jawab Andin.
"Ya...apa maksudmu jika kamu terjebak dalam permainanmu sendiri?", tanya Kenzo menatap Andin penuh selidik.
"Oh itu--
"Kamu menyembunyikan sesuatu diriku?",tanya Kenzo berjalan mengahampiri Andin.
"Tidak Pak,saya--
"Katakan!,apa maksud ucapanmu Andini", tanya Kenzo menatap Andin intens.
"Aku--
...****************...
judulnya apa kak
org kepercayaan ara