Vera Amaira Alice seorang gadis berusia 18 tahun. Gadis ini sedang menempuh pendidikan di universitas ternama di Jakarta. Ia adalah gadis nakal yang amat mengesalkan. Karena kenakalannya, Vera di paksa menikah dengan pria dingin yang tak lain ialah dosennya sendiri.
Drag Baraq Abraham seorang pria berusia 26 tahun. Drag sangat terkenal di universitas tempatnya mengajar. Selain tampan dan berwibawa, ia juga di nobatkan sebagai dosen terkiller yang di takuti seluruh siswa.
Bagaimana jadinya jika Gadis nakal di sandingkan dengan dosen terkiller di kampus? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi. Jika ada yang tak suka dengan gaya bahasa, sifat tokoh dan alur ceritanya, silahkan di skip.
🌸Terimakasih:)🌸
Ig : Jannah Sakinah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terciduk
"Ta-tadi memang kerja kelompok kok dengan Lucy," ucapnya lagi terus mengelak.
"Cukup! jangan berbohong dengan saya Vera!" bisik Drag dengan nada yang menyeramkan. Hal itu membuat bulu kuduk Vera merinding.
Vera hanya dia melihat tatapan imitasi suaminya. Dia merasa sudah tersudut dan tidak bisa mengelak lagi.
"Maaf Pak," ucap Vera menundukkan kepalanya.
"Kalau terjadi sesuatu dengan kamu bagaimana? kamu itu perempuan Vera,,, kamu itu istri saya," ucap Drag dengan lembut dan pelan.
"Apa kamu tau apa yang kamu lakukan ini salah?" tanya Drag ingin mendengar ucapan Vera. Vera tidak menjawab. Dia hanya mengangguk lemah. "Jangan mengulangi hal ini lagi! kalau kamu begini terus, akan saya pastikan kamu akan menjadi istri pingitan yang tidak bisa keluar rumah lagi kecuali ke rumah orang tua kamu. Paham kamu!" ucap Drag dengan tegas. Susah sekali untuk mengajarkan istrinya yang nakal ini.
Serem banget sih,,,
"Tap-" ucap Vera terpotong.
"Tidak ada tapi-tapi! Mulai sekarang, kamu tidak boleh pergi kemanapun kecuali bersama saya!" ucapnya dengan tegas.
"Ayo pulang," ajak menarik tangan Vera.
"Bentar lagi ya Pak, kita jalan-jalan dulu di Mall ini," ucap Vera memelas karena dia tidak punya daya lagi untuk menghadapi kemarahan suaminya ini.
"Huh." Drag membuang nafas nya dengan kasar melihat tingkah istrinya ini.
"Ayo," Drag memeluk pinggang Vera sembari berjalan bersama.
Akhirnya Drag menuruti keinginan istri nakalnya itu untuk jalan-jalan terlebih dahulu.
"Kenapa di lepas?" tanya Drag memperhatikan pergerakan Vera.
"Nggak usah peluk-peluk Pak!" tolak Vera sedikit judes.
"Suka-suka saya! orang istri-istri saya," ucap Drag yang membuat Vera sedikit jengkel. Drag pun kembali memeluk pinggang Vera dengan posesif seakan takut miliknya di ambil orang.
Ngeselin banget sih ini beruang kutub!
"Jangan lihatin saya terus, nanti kamu jatuh cinta loh sama pria tampan seperti saya!" goda Drag membuat Vera memanyunkan bibirnya.
"Percaya diri sekali!" ketusnya sembari memberikan tatapan sinis pada Drag.
"Hidup ini harus percaya diri Vera. Kalau tidak begitu hidupmu bisa menjadi hancur dan hatimu menjadi sedih dan takut. Oh ya, jangan lupakan rasa insecure nya. Kan gawat gara-gara itu seseorang menjadi tertutup dan merasa rendah. Hal hasil berkurung di rumah saja kan!" ucap Drag panjang x lebar. Tumben sekali pria arogan ini mengeluarkan suara yang begitu banyak.
"Hm." Dehem Vera dengan nada jutek.
Mereka terus melangkahkan kakinya tanpa arah. Hingga kini langkah kaki Vera berhenti di depan sebuah toko barang branded.
Bagus banget. Batin Vera melihat sebuah gaun mewah di salah satu toko branded itu.
"Kamu mau?" tanya Drag seakan tahu bahwa istrinya menyukai gaun itu.
"Emang boleh," tanya Vera dengan polosnya.
"Tentu saja," ucap Drag dengan nada datar.
Lempeng banget sih. Senyum napa sesekali. Dasar tidak romantis!
Vera dan Drag berjalan masuk ke toko branded itu.
"Selamat datang di toko kami Tuan dan Nona. Silahkan masuk," ucap Pramuniaga dengan sopan.
Drag mengikuti langkah Vera yang sedang melihat berbagai pakaian dan barang branded lainnya.
"Mbak, boleh lihat baju itu?" ucap Vera dengan tangan yang menunjuk pakaian yang di lihatnya tadi.
"Tentu saja Mbak," ucap Pramuniaga kedua. Perempuan itu menatap sekilas Drag dengan tatapan menggoda. Pramuniaga itu sedikit menggerakkan tubuhnya.
Kecentilan banget sih perempuan ini! Dia kira suamiku mau sama dia. Cih, menjijikan!
Vera menatap sinis ke arah perempuan Pramuniaga dengan tatapan yang tak suka.
"Silahkan Mbak" ucap Pramuniaga tersenyum di buat-buat.
"Makasih," ucap Vera memberikan senyum judesnya.
"Sama-sama Mbak," ucap Pramuniaga melirik Drag dengan tatapan menggoda.
"Ehem." Dehem Vera menetralkan suasana. Drag sangat acuh dengan Pramuniaga. Bahkan pandangannya tidak lepas dari Vera istrinya.
"Boleh di coba nggak Mbak?" tanya Vera dengan wajah sedikit jutek.
"Tentu saja boleh Mbak. Ruang ganti berada di sebelah sana ya Mbak," ucap Pramuniaga menunjuk ruang ganti baju yang berada di pojok toko.
Vera yang tak sabar segera pergi ke ruang ganti tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sepertinya Vera sedang cemburu tetapi ia tak menyadarinya.
Di dalam ruang ganti terlihat Vera sibuk mencoba baju yang ia bawah dengan mulut yang ngedumel tak jelas. Entah apa yang di ucapkan gadis itu. Bibirnya komat-kamit tak jelas.
Di luar ruang ganti terlihat Drag sedang menunggu istrinya yang sedang berganti pakaian. Drag memilih duduk di sebuah sopa yang sudah di sediakan untuk pengunjung toko itu.
"Maaf Tuan, ada yang bisa saya bantu?" ucap Pramuniaga menghampiri Drag yang sedang memainkan handphonenya. Pramuniaga itu mencoba menggerakkan tubuhnya untuk menggoda Drag. "Maaf Tuan, apa anda membutuhkan sesuatu, kopi atau teh?" ucap Pramuniaga mencoba menggoda dan mencari perhatian Drag.
"Tidak, terima kasih." Respon Drag cuek dan datar. Pramuniaga itu sedikit kesal dan manyun ketika Drag mengacuhkannya.
Kenapa Tuan ini tidak tertarik padaku?padahal tubuhku ini begitu sexy dan cantik!menyebalkan! Gumam Pramuniaga penggoda itu.
Dari jauh terlihat seorang wanita menampilkan raut wajah yang tak bersahabat. Dia menatap nyalang ke arah Pramuniaga penggoda itu.
Dasar kegatalan! berani sekali dia menggoda suamiku! awas aja ya. Akan aku beri pelajar dia! Umpat Vera di ujung sana.
"Hm, hm" Dehem Vera ketika sudah berada di dekat Drag.
"Sudah siap?" tanya Drag menatap wajah Vera.
"Sudah sayang," ucap Vera dengan sangat manisnya sembari berjalan ke arah suaminya.
"Maaf ya sudah buat sayangku ini menunggu," ucap Vera dengan sangat manja. Sikapnya berubah seratus sembilan puluh derajat.
Lucu juga. Gumam Drag tersenyum devil melihat perubahan istrinya.
"Hm, hm." Pramuniaga penggoda mencoba mencari perhatian dengan cara berdehem.
"Eh ada orang," ucap Vera pura-pura terkejut dan tidak tau dengan keberadaan Pramuniaga itu.
"Maaf ya Mbak, saya kira Mbak tadi gantungan pakaian," ucap Vera memberikan ekspresi sedih yang di buat-buat.
Ngeselin banget sih perempuan ini. Kenapa sih Tuan ini mau dengan gadis yang standarnya di bawahku. Lihatlah, dia tak ada apa-apa di bandingkan denganku! Umpat Pramuniaga gemas dalam hati. Ia merasa kedudukan nya lebih tinggi daripada Vera.
"Iya Mbak, tidak mengapa," ucap Pramuniaga menerbitkan senyum terpaksa.
Pandai sekali dia tersenyum bohong ya. Jadi ingin godain dia terus. Gumam Vera tersenyum devil. Vera memeluk lengan Drag dengan sangat manja dan posesif.
"Sayang bagaimana, cantik nggak?" tanya Vera ketika sudah berdiri di depan suaminya.
"Cantik." Puji Drag sembari menganggukkan kepalanya. Suami istri itu tidak memperdulikan Pramuniaga penggoda itu, sehingga hal itu membuat Pramuniaga penggoda kesal dan panas.
Pramuniaga mengepalkan kedua tangannya dari belakang punggungnya. Wajah pramuniaga itu memerah dan jutek sehingga siapa saja tau jika Pramuniaga itu sedang menahan amarah.
tetap semangat