Istri Nakal Dosen Killer
Di sebuah kampus ternama di kota Jakarta, terlihat pria tampan bermata tajam sedang berjalan ke dalam kelas. Pria itu mengeluarkan daya tarik yang kuat, sehingga wanita mana saja yang melihatnya bisa jatuh hati seketika. Sebut saja namanya Drag, dosen ter-killer dan terpopuler di kampus itu. Dia juga seorang Rektor, bahkan keluarganya di juluki sultan asia, itulah yang membuat banyak kaum hawa yang ingin menjadi istrinya.
"Selamat pagi," sapa Drag setelah berada di kelas kimia.
Drag masuk dan berjalan dengan gaya maskulinnya, dengan membekap buku di dada lalu meletakkan satu tangan di kantongnya. Drag terlihat sangat gagah dan cool di penglihatan para mahasiswinya.
Mata yang tajam, wajah yang datar dan arogan, membuat para mahasiswi histeris.
"Pagi Pak," ucap para mahasiswa secara bersamaan.
Para wanita yang berada di kelas itu selalu mencari perhatian Drag, namun sayang, Drag tidak menggubris mereka sedikit pun. Tak lama Drag sampai di meja mengajarnya, iapun segera duduk. Tangan kokoh itu mengeluarkan buku absensi mahasiswa dan mulai mengecek kehadirannya.
Monica tersenyum centil pada Drag.
"Pak Drag ganteng banget sih,,,"
Monica adalah salah satu mahasiswa yang sangat centil dan caper. Dia termasuk siswi terpopuler di kampus itu, bahkan, ia di juluki ratu kampus karena kecantikan dan kekayaannya.
"Iya, Pak Drag memang keren," sambung Grisela dengan wajah sok cantiknya.
Grisela dan Monica adalah sahabat dekat, mereka selalu berlomba-lomba untuk menjadi paling cantik dan populer di kampus itu. Bahkan Grisela juga punya julukan, yaitu, Ratu Miss World. Grisela di juluki Ratu Miss world di sebabkan gaya dan jalannya yang seperti model terkenal.
Para mahasiswi di ruangan itu tidak henti-hentinya berdecak kagum menatap Drag, bahkan ada yang berbisik-bisik membicarakan ketampanan Drag.
"Baik, saya akan mulai mengabsen, persiapkan dirimu," ucap Drag dengan suara datar dan dinginnya. Walaupun Drag terkenal galak, tegas, dan killer, hal itu tidak membuat kaum hawa di kampus itu berhenti mengaguminya.
"Baik Pak," ucap para siswa secara bersamaan.
Para mahasiswi selalu semangat belajar di mata kuliah Drag. Mereka tidak peduli dengan pelajaran sulit yang ada di mata kuliah itu. Di pikiran mereka hanyalah Drag, Drag, dan Drag tak ada yang lain, bahkan pelajaran sedikitpun.
"Grisela." Absen Drag sembari melihat Grisela. Grisela yang mendengar namanya di sebut pun langsung menjawab dengan penuh semangat.
"Hadir Pak," ucap Grisela genit sembari tersenyum pada Drag.
"Monica," panggil Drag lagi dengan wajah dingin di padu rahang yang kokoh, tak lupa mata tajamnya yang indah.
Monica yang tak mau kalah dengan Grisela pun mencoba menampilkan wajah yang sok imut dan centil.
"Hadir Pak," ucap Monica dengan tampang yang sama seperti Grisela.
"Glow," panggil Drag melirik Glow yang berada di sebelah Grisela.
"Hadir Pak," ucapnya tak kala genit dengan Grisela dan Monica.
Drag mengabsen para mahasiswanya satu persatu, hingga tibalah nama terakhir. Untuk sesaat mata Drag fokus dengan nama terakhir yang akan ia sebut. Setelah merasa cukup melihat, Drag pun mulai menyebut nama itu sembari mencari sang pemilik nama.
"Vera," panggil Drag. Tidak ada suara sahutan dari nama yang di sebutnya. Hening. “Vera," panggilnya lagi dan lagi namun sayang Drag tak mendengar sahutan dari Vera sedikitpun. Drag kembali mengedarkan pandangannya ke berbagai arah mencari sang pemilik nama.
"Vera!" panggil Drag dengan nada tinggi dan tegas. Ini sudah ke tiga kalinya dia menyebut nama Vera. "Di mana Vera?!" tanya Drag dengan aura menyeramkan menatap para mahasiswa .
"Tok-tok-tok," terdengar suara ketukan pintu.
Drag dan para mahasiswa di kelas itu langsung melirik ke arah Vera. Ada yang berbisik-bisik membicarakannya.
"Berani sekali dia datang jam segini," ucap teman sekelas Vera dengan teman di sampingnya.
"Selamat pagi Pak," ucap Vera berdiri di depan pintu. Gadis itu terlihat gugup sembari menatap mata tajam milik Drag. "Maaf Pak, Saya terlambat," ucapnya pelan sembari meminta maaf.
Drag yang melihat Vera yang baru tiba, langsung mengimitasi-nya. Dia menatap gadis itu dengan sangat tajam, bahkan siapa saja yang melihatnya bisa bergidik ngeri. "Jam berapa ini?" tanya Drag datar melihat Vera lalu melirik arloji mahalnya sesaat.
Vera hanya bisa menunduk takut tanpa berniat menjawab pertanyaan yang di lontarkan Drag.
"Jam berapa ini!" teriaknya marah.
Vera yang di teriaki oleh dosennya itupun terkaget dan langsung menatap ke arah Drag. Mata elang Drag bertemu dengan mata Vera. Mereka saling bersitatap.
"Jam delapan tiga pulu Pak," ucap Vera mencoba memberanikan diri untuk menjawab.
"Ngapain saja kamu dari tadi, nggak tau apa, pagi ini kelas saya!" ucap Drag dengan tegas dan penuh amarah. Pandangan tajam Drag tidak lepas dari Vera. Hal itu membuat Vera semakin gugup dan takut.
"Ma-maaf Pak," ucap Vera terbata sembari meminta maaf. Sungguh, sekarang bulu kuduk Vera berdiri. Vera benar-benar takut menghadapi kemarahan Drag.
"Keluar!" usir Drag sembari mengangkat satu tangannya menunjuk ke arah pintu. Vera masih mematung di tempatnya. Dia tak tau harus berbuat apa.
"Cepat keluar!" Bentak Drag sekali lagi. Ia sangat tidak suka melihat Mahasiswa yang tidak disiplin.
Vera yang sudah malu dengan teman-temannya pun, memilih keluar kelas. "Baik Pak," ucap Vera pasrah lalu berjalan dengan lunglai. Gadis itu tidak bisa membantah dan menolak hukuman dari Drag.
"Jangan masuk sampai jam saya selesai!" Perintah Drag dengan penuh amarah.
"Baik Pak," ucap Vera dengan wajah malas. Vera yang sudah di usir pun, mau tak mau harus keluar. Akhirnya Vera memutuskan untuk pergi ke taman. Kakinya benar-benar pegal di sebabkan berlari sendari tadi.
Sia-sia gadis ini berlari sendiri tadi jika ujung-ujungnya berakhir di usir dosen.
"Sialan banget sih itu dosen!" umpat Vera dengan geram sembari menendang rumput di bawahnya.
Terlihat wajah kesal dan marah di wajahnya. Vera yang sudah duduk di kursi taman, mulai mengendarkan pandangannya melihat Kolam, yang berada di depannya. Vera mulai bangkit dari duduknya sembari membuang potongan rumput di tangannya. Dengan pelan, Vera berjalan kearah kolam dan duduk di pinggirnya. Vera menatap ke arah ikan yang berlalu lalang di tempatnya.
"Hay ikan-ikan," sapa Vera seperti orang gila. Dia mengamati satu persatu ikan yang ada di kolam itu.
"Kalian kenal dosen killer itu nggak?" ucapnya seperti orang yang tak waras.
Ikan Di kolam itu hanya bergerak ke sana kemari sembari mengeluarkan gelembung-gelembung kecil dari mulutnya. Mungkin Sebagai isyarat , bahwa dia mendengar dan mengerti dengan apa yang di ucapkan Vera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments