Masa remaja Disha, penuh dengan warna warni. Sahabat, ayah tiri yang menyayanginya.
Semuanya sempurna.
Hingga 'dia' muncul.
Dia seorang guru, lalu menjadi paman, dan tiba-tiba menjadi seorang suami.
Namun menjadi tiga sosok berbeda membuatnya menjadi orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Berubah
Sepuluh bulan kemudian..
Di kontrakan yang sederhana, Disha sedang berkutat di dapur memasak sarapan.
Rutinitas sehari-hari dijalankan dengan sepenuh hati.
Ada tangan melingkar di perutnya membuatnya tersenyum.
"Mas, aku lagi masak ini.."
Zafran makin erat memeluknya dan menghirup aroma wangi rambut istrinya.
"Mau aku bantu?"
"Udah mau selesai kok, Mas. Mas mandi aja dulu, bajunya udah aku siapin."
"Aku mau dimandiin.."
Pipi Disha memerah, dan..
"Awww..."
Disha kaget tangannya tak sengaja menyentuh katel panas.
Lamunannya buyar.
"Duuhh..." Disha mencuci lukanya di wastafel.
"Ada-ada aja deh, ngapain aku pake ngelamun.."
Melihat sudah jam 7, ia langsung menghidangkan nasi goreng pada piring dan menyiapkan secangkir kopi untuk Zafran.
Kembali ke kamar, Zafran baru keluar kamar mandi sambil menyeka rambutnya yang basah.
"Mas, semalam pulang jam berapa?" Tanya Disha.
Zafran mengenakan pakaiannya, tanpa memandang istrinya.
Lagi-lagi Zafran nggak menjawabnya.
"Aku sibuk di outbound, lagi banyak event. Jadi aku pulang malam terus." Zafran menyisir rambut dan melihat jam.
"Aku udah telat. Kamu ke kampus naik ojek online aja." Zafran menenteng tasnya.
"Sarapan dulu, Mas?"
"Udah nggak sempat." Zafran ngeloyor pergi meninggalkan Disha yang mulai meneteskan air mata.
Sepuluh bulan menikah, sikap Zafran berubah dingin dan tak mempedulikannya.
Perubahan itu terjadi sejak malam pengantin mereka.
Mendadak Zafran berubah menghindarinya terus.
Bahkan Zafran belum pernah menyentuhnya sebagai istri.
Meski mereka tidur sekasur, Zafran nggak pernah menganggapnya ada.
Disha sungguh tidak mengerti apa salahnya. Kenapa suaminya berubah segitu cepatnya?
Ketika Zafran melamar dan mencoba meyakinkannya, Disha merasa Zafran benar mencintainya.
Namun begitu malam pengantin mereka, Zafran berubah drastis mengacuhkannya.
Ia harus memasang senyum palsu begitu Zafran membawanya pindah dari rumah ke kontrakan sederhana.
Ia juga nggak ingin Bunda sedih melihat rumah tangganya begini.
Zafran kerap menyakitinya dengan 'diam'.
Tak pernah ada waktu meminta penjelasan. Zafran kerap pergi pagi pulang malam entah ke mana.
Sejak menikah, Zafran berhenti menjadi guru di sekolah Disha. Bekerja di outbound.
Dan setiap hari Zafran hanya menyimpan uang di laci untuknya.
Bukan.
Bukan ini yang ia harapkan.
Ia hanya ingin perhatian penuh dari suaminya.
Setiap hari ia membatasi diri.
Hanya keluar rumah untuk kepentingan yang benar-benar penting.
Ke kampus, belanja bahan makanan, ataupun berbelanja barang online shopnya.
Ia sering di rumah berharap Zafran pulang cepat. Agar ada kesempatan berbicara padanya.
Untuk ratusan kalinya, ia hanya menatap sedih foto pernikahannya.
"Aku sayang kamu, Mas. Kenapa kamu nggak bisa sedikit menghargai perasaanku?"
***
Sehabis mata kuliah terakhir, Disha bergegas membereskan diktat dan keluar kelas.
"Disha.." langkah Disha terhenti, karena tahu yang memanggil.
Rio, temannya beda jurusan. Berbadan jangkung dan kurus. Berkacamata.
"Gimana Yo?"
"Pesenan lo udah jadi. Ada di mobil gue."
"Oh ya, akhirnya. Eh tapi gue bayarnya nanti bisa kan?"
"Gampang. Yang penting barangnya lo bawa."
Disha mengikuti Rio ke parkiran.
Rio membuka bagasi mobil. Ada dus besar.
"Gue anter lo ke rumah aja ya. Berat lho.."
Disha menggeleng. "Nggak usah makasih Yo. Gue naik ojek aja."
"Kenapa sih lo? Gue cuma mau bantu. Lo nggak enak sama suami lo?" Rio tahu Disha sudah menikah pernah melihat diantar Zafran.
Disha terdiam. Sejujurnya ia tahu jam segini Zafran sedang sibuk di Outbound. Tapi para tetangga yang suka nyinyir membuatnya harus menghindar ngelakuin hal sekecil apapun.
Apalagi kalo dianter cowok, deuuhh mulut ibu-ibu tetangganya pada nggak bisa direm. Se-RT langsung tahu ntar.
"Sekali lagi makasih ya, Yo." Disha mengangkat kardus yang lumayan berat dan pergi meninggalkan kampus.
Rio yang sudah berteman dengannya sejak OSPEK, menatap kasihan temannya.
Meski Disha nggak bicara apa-apa, ia tahu temannya nggak baik-baik aja.
***
nm ampir yuk
Dan anggapan bahwa ini "cuma kisah cinta gadis remaja" aja, ternyata salah. Gak nyangka ada masalah lain yang lebih serius.
Trus, episodenya gak kepanjangan. Sumpah udah beberapa kali baca karya dari author lain yang 200 episode lebih tu sebel. Tetep baca karena penasaran tapi sebel ceritanya gak habis2. Mirip banget sinetron indo yang alurnya udah keluar jalur, udah kemana2 dan gak jelas banget.
Nah kalo ini beda, bener2 kayak baca novel yang udah terbit itu looh, layak banget deh dibaca.
Keren thoor, sukaaa 😍😍
Bisa2nya ninggalin anaknya serumah sama yang bukan muhrim. Sebel deeh
Dan novel ini, beneran kelas teenlitnya gramedia. Layak terbit banget.
Sayangnya lebih banyak yang suka yang temanya pernikahan, dan paling mainstream kalo gak tema cewek miskin nikah sama cowok sangat amat kaya raya, ya tema pernikahan dimadu ato mertua jahat.
Plis, karya ini bagus banget loo, layak dilike banyak2.
Padahal judul lain yang temanya mainstream (perempuan miskin nikah sama laki2 kaya raya) dan penulisannya buuuerantakan bisa berpuluh2 ribu like nya, heran deh 😔
Dan akhirnya nemu judul ini, baru part 5 udah puaaas banget.
Keren thoooor 😍😍😍😍
ceritanya 👍