Setiap Pagi, Mawar selalu berdiri di depan pintu rumah nya. Dimana setiap pagi Para Tentara berlari pagi, senyum mengembang saat seorang Tentara itu memberikan setangkai bunga Mawar.
"Mawar segar, Mas baru petik."
"Saya ganti dengan Mawar yang kemarin."
"Jadilah Mawar , seperti Mawar berduri menjaga dirinya. Tunggu Mas, akan datang melamar kamu. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat Tinggal
"Yuk, kita keburu terlambat. " Ucap Ikhsan mengulurkan tangan nya.
Mawar diam, hanya duduk di sofa, Ikhsan yang sudah siap kini duduk di samping Mawar.
"Kenapa? "
"Saya putuskan, tetap disini."
Ikhsan menggeleng kan kepala nya, dan memegang dagu Mawar.
"Ada suami yang sedang menanti, kembali lah. "
"Apa kita sudah tidak akan pernah bertemu lagi? "
"Iya, selama nya. "
"Tapi.. "
"Sssstttt."
Ikhsan menempelkan telunjuk nya di bibir Mawar, lalu Ikhsan mengecup kening nya.
"Janji, tidak menangis dan tidak sedih. " Ucap Ikhsan.
"Iya, janji. "
"Yuk, kita berangkat. "
Mawar dan Ikhsan terus bergandengan tangan hingga sampai di Bandara, hingga sampai di dalam pesawat tak henti tangan Ikhsan mengusap punggung tangan Mawar dan tinggal hitungan jam momen seperti ini akan menjadi kenangan.
"Mas."
"Iya."
"Nggak jadi. "
Mawar dan Ikhsan lalu diam, setelah menit ke 10 Ikhsan memutuskan untuk pergi, Mawar menatap Ikhsan yang menuju ke bagian belakang.
Mawar menunggu tapi Ikhsan tak kunjung datang, Mawar pun memutuskan untuk menyusul nya.
"Mas." Ucap Mawar mencoba mengetuk pintu Toilet.
Mawar mencoba membuka namun pintu terkunci dari dalam, pintu pun terbuka sebuah tangan menarik Mawar untuk masuk kedalam.
Ikhsan langsung mengunci pintu tersebut, di tarik nya tengkuk leher Mawar di cium bibir nya. Mawar pun membalas ciuman dari Ikhsan, hingga saling ******* dan bertukar saliva.
"Mas ingin kita seperti ini dulu. " Ucap Ikhsan sambil mengatur nafas nya dengan menempelkan kening nya di kening Mawar.
"Pesawat 1 jam lagi akan mendarat, sebelum kita saling melepaskan. " Ucap Ikhsan.
"Mas, terima kasih untuk beberapa hari ini. Terima kasih kita masih bisa saling mencintai."
"Saat keluar dari sini, lupakan kisah kita. Lupakan semua nya, karena kita bukan lah sepasang kekasih lagi, semoga kamu bahagia dengan Kak Akbar. "
Ikhsan berjongkok dan mengecup perut Mawar, lalu mengusap nya.
"Jaga Mamah Nak, ingat buat Mamah bahagia jangan buat Mamah menangis."
Ikhsan pun bangun lalu membuka kunci pintu Toilet pesawat namun sebelum pintu terbuka Mawar menahan nya.
Mawar berjinjit kembali mencium bibir Ikhsan, dan mengecup kening nya.
"Semoga Mas bahagia selalu dan Allah selalu bersama Mas. "
Ikhsan tersenyum lalu membuka pintu toilet pesawat, dan mereka berdua keluar , Mawar berjalan duluan.
*****
"Bagaimana, apakah sudah ada hasilnya? " Tanya Pak Handoko.
"Belum Pak, saya harus cari kemana lagi. " Jawab Akbar.
"Bagaimana kalau Mawar tidak ditemukan, apa yang akan kamu katakan pada keluarga nya? "
"Apa kamu akan katakan Mawar kabur, setelah tahu kamu menyiksa dia? " Ucap Pak Handoko.
"Mawar kabur, karena saya marah telah menyuruh orang untuk menghajar Ikhsan disana. Dia marah saat melihat luka - luka di punggung Ikhsan. " Ucap Akbar.
Plaaaakk
Ibu Ratih menatap Akbar emosi, hingga tamparan kedua terjadi begitu kerasa sehingga membuat sudut bibir nya berdarah.
"Keterlaluan kamu, apa begitu cara seorang kakak mengingat kan Adik nya? "
"Maaf kan saya Bu. "
"Kamu keterlaluan Akbar, Ibu tidak akan pernah memaafkan kamu. "
"Dia tak akan pernah menginjakkan kaki ny kemari, hanya sebatas tanya kabar lewat pesan chat. " Ucap Pak Handoko.
"Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam." Ucap Akbar, Ibu Ratih dan Pak Handoko.
"Ikhsan." Ibu Ratih berjalan mendekat dan langsung memeluk tubuh putra nya.
"Kamu nggak apa - apa Nak? " Tanya Ibu Ratih sambil memeriksa tubuh Ikhsan.
"Nggak ada yang luka kan, Kakak kamu memang keterlaluan. " Ucap Ibu Ratih kembali.
"Nggak apa - apa Bu, buktinya saya ada disini." Ucap Ikhsan.
"Bapak." Sapa Ikhsan mencium punggung tangan nya.
"Terima kasih Nak, kamu pulang juga. " Ucap Pak Handoko.
"Saya kemari hanya sebentar Pak, Bu. " Ucap Ikhsan.
"Kenapa kamu sebentar, apa kamu hanya mampir? "Tanya Ibu Ratih.
" Saya kemari hanya ingin sebentar bertemu Kak Akbar. " Jawab Ikhsan.
Ikhsan berjalan mendekat dimana Akbar sedang duduk di sofa dengan menunduk.
"Kak, saya ingin bicara sama Kakak. "
"Kalau kamu mau lapor kan Kakak silakan, kakak siap untuk di bawa. "
"Saya tidak akan memperkarakan masalah ini, tapi saya hanya ingin minta sama kakak tolong jaga Mawar, cintai Mawar. Jangan Kakak sakiti dia, saya janji pulang dari sini saya tidak akan pernah mengganggu rumah tangga Kakak. Saya akan pergi dari kehidupan kalian, pergi jauh. "
Akbar menatap ke arah Ikhsan dengan mata memerah, Ikhsan hanya tersenyum menatap sang kakak.
"Mawar pergi. "
"Apa kakak merasakan kehilangan? "
"Iya."
"Kakak cinta kan sama Mawar? "
"Iya, kakak cinta. "
"Kalau cinta jaga dia, tolong ya kak. Saya kembali kan Mawar sama kakak."
"Maksud kamu? "
"Masuk."
Mawar pun masuk, Akbar langsung berdiri menatap Mawar dan langsung mendekati istri nya yang sedang berdiri di depan pintu.
"Mawar, maaf kan Mas. " Ucap Akbar berlutut di kedua kaki Mawar.
"Mas, bangun kamu nggak boleh begini. "
"Nggak, Mas yang salah. Mas yang membuat kamu pergi, maaf kan Mas. "
Mawar berusaha membangun kan Akbar agar berdiri, lalu memeluk tubuh suami nya.
"Mawar yang harus minta maaf, karena Mawar sudah membuat Mas khawatir. "
"Nggak, kamu pantas lari karena Mas jahat."
"Mas, kita akan selalu bersama. Mas harus tahu, saya sedang hamil Mas. "
"Hamil? "
"Iya, usia 1 bulan."
"Alhamdulillah, Bapak Ibu Mawar hamil."
"Alhamdulillah, selamat nak. " Ucap Ibu Ratih.
"Ingat Akbar, Allah masih memberikan kamu kesempatan kedua. Dengan hadirnya calon bayi di rahim Mawar, jadi kamu harus belajar dari kesalahan yang kemarin. Kamu rubah sikap kamu. " Ucap Pak Handoko.
"Iya, saya janji Bu, Pak,Mawar saya janji tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi."
Ikhsan menatap dengan tersenyum dan berusaha ikhlas, hingga Ikhsan pun pamit untuk pulang.
"Ikhsan pamit. "
"Nak, tinggal lah untuk semalam saja. " Ucap Ibu Ratih.
"Nggak bisa Bu, saya ingin langsung kembali. Ibu sama Bapak jaga diri baik - baik."
Pak Handoko dan Ibu Ratih memeluk tubuh Ikhsan hingga terdengar suara Ibu Ratih menangis terisak.
"Sudah Bu, jangan menangis. Walau tubuh ini Ibu Bapak tidak lagi bisa memeluk kita bisa saling mendengar suara. "
"Kamu jahat Ikhsan, sama Ibu Bapak. "Ucap Pak Handoko.
"Maaf kan Ikhsan Ibu Bapak. "
"Dek."
Ikhsan langsung memeluk tubuh Akbar, dan mendekat kan wajah nya ke telinga Akbar.
"Jangan sampai Mawar saya ambil lagi Kak, jaga dia. "
Ikhsan melepaskan pelukan nya lalu bersalaman dengan Akbar, dan kedua orang tua nya.
"Ikhsan pamit. " Ucap Ikhsan tanpa melirik ke arah Mawar.
Mawar hanya bisa menatap punggung Ikhsan sampai dia keluar dari pintu rumah hingga terdengar suara taksi telah pergi membawa nya.
"Selamat tinggal Mas Ikhsan, selamat tinggal dengan meninggalkan sejuta kenangan indah bersama kamu. " Ucap Mawar dalam hati.
Sedangkan Ikhsan menyandarkan kepalanya di sandara kursi taksi, mata yang sudah memerah menahan tangis agar berusaha tidak menangis.
"Selamat tinggal Mawar, selamat tinggal untuk selamanya. "
.
.
.
.
.
sakit hati tau dilahirkan tapi tak diinginkan
suka, suka aku suka. 🤭🤭🤭🤭
benar2 cinta sejati . awal baca blm tertarik,lama2 bikin menangis haru terus .
sukses
semangat
mksh