Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.28 Amarah Adnan
Untuk pertama kalinya, Adnan ingin sekali menemani Delima memeriksakan kandungannya. Sebelum-sebelumnya, Delima selalu menolak ditemani saat ke rumah sakit. Ia lebih memilih memeriksakan kandungannya seorang diri dengan berbagai alasan. Namun, kali ini Adnan berkeras ingin menemani Delima. Ia juga ingin melihat secara langsung kondisi calon buah hatinya.
Setibanya di rumah sakit, Adnan langsung mengambil nomor mendaftarkan diri. Setelah dipersilahkan, mereka diminta menuju ke ruangan dokter. Baru saja Adnan ingin mengetuk pintu bercat warna coklat itu, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam. Adnan yang pertama kali melihat sang dokter langsung mengerutkan keningnya, ia sepertinya pernah melihat dokter ini tapi dimana? Ia mencoba mengingat-ingat, hingga memorinya membawanya ke beberapa foto yang pernah diperlihatkan Delima. Pria itu, pria yang sama yang ada di foto saat sedang berduaan dengan Aileena. Ada foto saat di sekolah, ada juga saat di cafe. Wajah cerahnya seketika muram. Adnan seolah sedang di selimuti kabut hitam kecemburuan.
Berbeda dengan Delima, ia kini menatap pias pria yang ada di hadapannya. Tak jauh berbeda dengan sang dokter, ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan wanita yang pernah mengisi harinya itu, tapi dengan status berbeda saat ini. Apalagi dapat ia lihat dengan jelas, wanita itu sedang hamil lumayan besar. Mungkin ia perkirakan sudah memasuki usia 7 bulan. Bahkan lelaki di sampingnya tampak menggendong seorang balita yang berusia sekitar 2 tahun. Artinya, saat mereka putus, wanita itu langsung menikah dengan pria lain.
"Kalian, ada perlu dengan saya?" tanya Radika saat melihat kedua orang itu justru mematung memandangnya.
"Oh, kami ti ..."
"Iya dok, kami ingin memeriksakan kandungan saya." potong Delima cepat. Kapan lagi ia ada kesempatan dapat kembali berdekatan dengan Radika. Walaupun hanya sebatas dokter dan pasien, Delima tak mengapa. Siapa tau, ia memiliki kesempatan mendapatkan hati Radika lagi. Siapa tau juga sebenarnya, Radika juga masih memiliki perasaan khusus padanya.
Adnan mendelik tajam pada Delima, tapi Delima justru menarik lengan Adnan sedikit menjauh dari Radika dan membisikkan sesuatu. Akhirnya, Adnan pun mengizinkan Delima diperiksa Radika.
Radika menatap heran kedua orang itu, lalu ia beranjak masuk kembali ke ruangannya.
Tak lama kemudian, Adnan dan Delima pun mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Radika. Sebenarnya Radika malas menghadapi Delima. Sebab ia merasa sakit hati saat memikirkan usia Nanda yang sepertinya sekitar 2 tahun, artinya saat mereka putus , Delima langsung menjalin hubungan dengan lelaki yang ada di sampingnya itu. Bukannya ia gagal move on, cuma saja, harga dirinya sebagai lelaki seakan diinjak-injak oleh Delima. Tapi tiba-tiba Radika penasaran saat memperhatikan Nanda dengan seksama, 'Mengapa wajahnya begitu familiar ya? Wajahnya tidak mirip Ima maupun suaminya, tapi mirip siapa ya? ' gumam Radika dalam hati.
Radika memeriksa kandungan Delima tanpa banyak bicara. Ia hanya bicara seperlunya saja. Sebaliknya, Adnan sibuk memperhatikan setiap gerak-gerik Radika. Ia sungguh penasaran apa hubungan Radika dengan Aileena.
Adnan juga menunjukkan perkembangan calon bayi mereka melalui layar saat mereka melakukan USG. Jenis kelamin calon buah hati mereka ternyata laki-laki , membuat hati Adnan makin riang. Kekesalannya saat melihat Radika pun tiba-tiba menghilang berganti rasa bahagia.
"Bagaimana keadaan anak dalam kandungan saya, dok?" tanya Delima basa-basi sambil menatap lekat wajah Radika.
"Keadaan kandungan kamu baik, semua berjalan sebagaimana mestinya. Karena usianya yang sudah memasuki 7 bulan, kamu harus lebih berhati-hati dalam beraktivitas. " ujar Radika santai sambil menulis beberapa vitamin yang harus Delima tebus. "Nah, ini kertas resep berisi beberapa vitamin yang dibutuhkan ibu hamil. Kalian bisa menebusnya di bagian obat." ujar Radika seraya menyerahkan secarik kertas berisikan nama beberapa vitamin dan obat beserta aturan minumnya.
Delima menerima kertas berisi beberapa vitamin dan obat itu tersenyum lebar, berbanding terbalik dengan Adnan yang tampak sedang bingung memikirkan kata-kata Radika.
'Kok usia kandungannya sudah memasuki 7 bulan? Bukankah seharusnya baru masuk 6 bulan?' gumam Adnan bingung. Tak mau ambil pusing, ia pun bersikap biasa saja. 'Ah, mungkin itu karena perhitungan dokter berbeda dengan orang awam!' imbuhnya lagi.
Setelah melakukan pemeriksaan, Adnan mengambil nomor antrian untuk menebus obatnya. Belum lama Adnan duduk di kursi tunggu, mata Adnan tiba-tiba memicing saat menangkap kedatangan sosok seorang pria sambil menggendong seorang wanita hamil.
deg ...
Hati Adnan tiba-tiba mencelos saat sadar siapa perempuan yang ada dalam gendongan lelaki itu . Tapi yang membuat batin Adnan bertanya-tanya adalah kondisi wanita itu seperti sedang hamil sebab perutnya terlihat cukup besar.
'Aileena hamil? Dia hamil? Hamil anak siapa? Apa dia sudah menikah? Tapi bukankah dia itu perempuan mandul tetapi mengapa setelah beberapa bulan berpisah, sekarang perempuan itu bisa hamil?' batin Adnan meronta.
"Mas, bukannya itu mbak Aileena yang digendong lelaki itu? Tapi mas, kok mbak Ai perutnya gede, jangan-jangan dia hamil? Apa mbak Ai hamil anak lelaki itu ya mas? Tapi sama mas kok nggak hamil-hamil, jangan-jangan selama ini mbak Ai pakai alat kontrasepsi, mas." bisik Delima mencoba memanas-manasi Adnan.
Adnan mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, Delima sukses membakar api amarah Adnan. Ia marah, ia kecewa, padahal Aileena tau ia sudah menanti-nantikan kehadiran buah hati, tapi Aileena justru tega mencegah kehamilan saat masih bersama dirinya. Tapi dengan lelaki lain, ia begitu mudah menyerahkan dirinya bahkan sampai rela mengandung benih lelaki lain.
"Apa jangan-jangan ia sengaja minta cerai supaya bisa berhubungan dengan lelaki itu? Dasar brengs*k! Sialan! B*jing*n! Tunggu pembalasanku brengs*k!" umpatnya geram.
Sedangkan Delima, ia tersenyum menyeringai karena berhasil mempengaruhi Adnan. Ia takkan membiarkan Adnan kembali lagi dengan Aileena. Ia akan melakukan segala macam cara demi mencegah hal itu terjadi.
Satu jam sebelumnya, saat itu Fatur tengah meninjau lokasi pembangunan komplek perumahan yang tak jauh dari rumah Aileena. Tiba-tiba telepon Fatur berdering, Fatur pun bergegas mengangkat panggilan itu khawatir terjadi sesuatu pada Aileena.
"Halo mbok, ada apa ya mbok telepon jam segini? Apa ada hal penting?" cecar Fatur.
"Anu den, itu, non Aileena den, tolongin non Aileena den, buruan kesini den, dari tadi non Aileena sakit di perutnya. Mbok khawatir. " ujar Mbok Ningsih gelagapan.
Mata Fatur membola seketika. Ia ikut panik memikirkan keadaan Aileena. Ia pun segera pergi menuju rumah Aileena. Setibanya di carport, Fatur segera turun dan melihat keadaan Aileena.
"Bagaimana mbok keadaannya?" tanya Fatur panik.
"Masih kesakitan, den. Katanya perutnya keram." ujar mbok Ningsih.
Fatur pun tanpa permisi masuk ke kamar Aileena. Dilihatnya wajah pucat Aileena, membuat hati Fatur mendadak perih.
"Ai, perut kamu sakit?" tanya Fatur sambil mengusap perutnya. Aileena mengangguk.
"Nggak tau mas, perut aku kok pulang ngajar tadi terasa kram banget kayak gini, nggak biasanya." ujar Aileena terbata sambil mendesis menahan sakit.
Tak mau ambil risiko, Fatur pun langsung menggendong Aileena masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya. Fatur segera membawa Aileena menuju rumah sakit sebab ia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Aileena dan calon buah hatinya.
...***...
...happy reading 🥰🥰🙏...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱