Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. PASAR MALAM
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Hari ini adalah hari terbaik untuk Dara. Dara dan Sean berjalan berdua bersama. Menelusuri pasar malam bersama. Hanya ada dirinya dan Sean di pasar malam itu. Tidak ada pengunjung lain selain dirinya. Dara tersenyum sendiri. Jadi ini rasanya di romantisin sama pasangannya?
Terlebih lagi, jemarinya di genggam erat oleh Sean. Seperti tak ingin dilepaskan. Hangat, itulah yang Dara rasakan ketika jemarinya bersentuhan langsung dengan tangan Sean. Seketika semburat merah menghiasi pipinya yang cabi itu. Dara jadi salah tingkah sendiri.
Sean menoleh, melihat gadis disampingnya. "Apa kau lapar?" Tanya Sean lembut. Baru kali ini Sean berkata lembut pada perempuan. Dulu dirinya hanya berkata lembut pada Ibu dan Raya. Namun, sekarang, dirinya berkata lembut lagi pada seorang perempuan. Sudah 2 tahun Sean tak bersikap dan berkata seperti ini. Padahal dirinya dikenal sebagai pria dingin dan arogan. Sungguh hebat gadis disampingnya ini telah membawa kembali jiwanya yang dulu.
"Aku tidak lapar." Jawab Dara. "Emh, gimana kalau kita cari cemilan lalu menaiki wahana yang ada disini?" Usul Dara.
"Ide bagus. Jadi, ayo kita cari cemilan yang kau suka." Ujar Sean.
Dan mereka berjalan berdua bersama. Saling megenggam. Menyalurkan rasa hangat satu sama lain. Bahkan Sean enggan melepaskan gengaman tangannya di jemari Dara. Nyaman dan pas sekali ketika tangannya megenggam jemari itu.
Kedua bola mata Dara melihat-melihat sederet orang yang berjualan. Berbagai olahan makanan tersaji didepannya. Dara ingin semuanya. Ditariknya tangan Sean dengan bersemangat. Sean yang tiba-tiba di tarik seperti itu hanya tersenyum. Gadisnya begitu semangat.
Dan Dara berhenti didepan orang yang berjualan sosis bakar. Dilepasnya gengamannya di tangan Sean. Menghampiri orang yang berjualan sosis bakar, makanan favoritnya.
"Sosis bakarnya 2 dan yang pedas. Sausnya yang banyak ya. "Ujar Dara.
Sean hanya mendengarkan lalu duduk di kursi kosong yang disediakan oleh si penjual.
"Iya siap nona." Jawab pembeli.
Lalu, Dara duduk di kursi kosong yang berhadapan langsung dengan Sean. Ketika pandangannya mentap wajah tegas itu, Dara tertegun. Sean menatapnya dengan intens tanpa berkedip. Dara lantas tersenyum.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Sean hanyut dalam senyuman manis itu. Sungguh, itu adalah senyuman paling manis yang pernah ia lihat dan ia temui dari gadis-gadis yang pernah ia temui.
Tiba-tiba, tanpa komando, tangannya terangkat lalu mengelus pelan pipi cabi itu. Lalu, berjalan menelusuri dahi putih mulus itu, lalu turun ke hidung mungil dan cantik itu. Dan terakhir, di bibir berwarna pink merekah itu. Bibir yang mampu menciptakan senyuman yang mebuatnya candu pada gadis dihapadannya itu. Semuanya tak luput dari jemari dan pelinghatan Sean. Semua tampak sempurna. Tuhan seperti menciptakan bidadari untuknya. Penuh kehatia-hatian dan kasih sayang. Sehingga terciptalah wajah cantik dan mungil itu.
Dara yang tiba-tiba saja merasakan wajahnya disentuh oleh tangan Sean sedikit terkejut. Namun, setelah itu ekspresinya biasa lagi. Dinikmati sentuhan hangat itu di wajahnya. Pipinya merona. Dara menjadi salah tingkah sendiri ketika wajahnya di tatap se-insten itu.
"Ekhem, sosis bakarnya 2 nona. Dan nona mendapatkan 1 sosis bakar spesial karna nona gadis yang cantik." Puji si penjual tanpa tau jika ada pria yang tampak menggeram marah. Menahan emosinya.
Lalu, Dara dengan senang hati menerimanya. "Terimakasih." Kata Dara.
"Sama-sama" Jawab si penjual menatap wajah cantik gadis di depannya. Akan tetapi, ketika tatapannya beralih ke arah pria disamping gadis itu, tiba-tiba nyalinya menciut. Si penjual tau betul pria disamping gadis itu. Sean Crishtian. Si pembunuh berdarah dingin yang tampak kesal menatapnya. Karna tak ingin mencari masalah, si penjual langsung berlalu dan kembali ketempatnya. Jika dirinya berada disana terus, bisa-bisa hidupnya ngga tenang.
Dengan perasaan bahagia dan kedua matanya yang berbinar senang, Dara langsung membuka bungkus sosis bakar itu. Lalu di makannya dengan lahap. Enak. Perpaduan rasa pedas dan manis. Dara menyukainya.
Eh tunggu sebentar.
"Sean, kenapa kau tidak membayarnya?" Dara baru saja mengingatnya.
"Tempat ini sudah ku sewa dan semua makanan yang ada disini sudah kubeli." Jawab Sean.
Dara terkejut. Jadi, makanan disini sudah Sean beli? Jadi Dara bisa memakan semuanya dengan sepuasnya? Wow, ini sungguh luar biasa.
"Sumpah? Ini serius? Kau tidak bercanda?" Tanya Dara secara beruntun. Kedua bola matanya masih membulat sempurna. Masih terkejut.
"Iya sayang. Aku serius." Jawab Sean.
"Apa kau mau?" Tanya Dara menawarkan sosis bakarnya. Sean menggeleng.
"Tidak. Kau makan saja." Tolak Sean.
"Padahal ini enak. Yakin ngga mau?" Ujar Dara sambil memakan sosis dengan ekpresi yang sangat menikmati makanannya. Tujuannya agar Sean tergiur.
Namun, ternyata tidak berhasil.
Merekapun berjalan bersama. Dara yang sibuk memakan sosis bakarnya, sedangkan Sean fokus dengan apa yang ia lihat.
Sean melirik ke arah Dara. Dara terlihat sibuk memakan sosis bakar itu. Sebuah ide jahil terlintas di otaknya.
Dengan tiba-tiba di gigitnya sosis bakar yang Dara pegang mengunakan tangan kanan.
Dara yang awalnya fokus dengan kunyahan langsung beralih menatap Sean yang tengah menggigit sosis bakarnya itu. Lalu, tersenyum.
"Aku sudah tau, kau pasti akan tergoda dengan sosis bakar ini."Ujar Dara bangga karna dugaanya benar. "Ini." Ucap Dara sambil memberi sosis bakar yang masih utuh itu.
Sean menerimanya.
"Kalau diberi sesuatu harus bilang apa?" Ucap Dara sambil membalikkan badan agar berhadapan dengan Sean.
Sean diam. Langkah mereka terhenti. Dara yang sedang menatapnya lekat-lekat, sedangkan dirinya merasa canggung.
Dara yang gemas langsung berkata "Ucapkan terimakasih sayang." Ujar Dara.
Sean tertegun. Baru kali ini gadis di depannya memanggilnya sayang.
"Terimakasih." Ujar Sean datar.
"Ihh ngga. Harus senyum. Sambil senyum kalau bilang terimakasih." kata Dara cerewet.
Dengan tersenyum tipis Sean menuruti permintaan gadisnya. "Terimakasih sayang."
"Sama-sama. "Jawa Dara sambil tersenyum lebar.
"Terimakasih juga Sean." Kata Dara.
"Sama-sama istriku." ujar Sean dalam hati.
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤