NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Nabila

Cinta Untuk Nabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Poligami / Patahhati / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:125.9k
Nilai: 5
Nama Author: alvia rahmania

𝙽𝚊𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊, 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚒𝚊 𝚒𝚖𝚙𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚙𝚎𝚝𝚊𝚔𝚊.

𝙼𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚋𝚒𝚜 𝚏𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊, 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊.

𝙳𝚒𝚊 𝚍𝚒𝚋𝚘𝚑𝚘𝚗𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚔𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚒 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚍𝚎𝚖𝚒𝚔𝚒𝚊𝚗 𝚛𝚞𝚙𝚊.

𝚂𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚑𝚊𝚝𝚒? 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒. 𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊.

𝙽𝚊𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒. 𝙽𝚊𝚖𝚞𝚗, 𝚒𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚔𝚎𝚊𝚍𝚊𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚐𝚊𝚛 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗.

𝙼𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝙽𝚊𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚒𝚠𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚠𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚔𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚎𝚛𝚒.

𝙻𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒?

𝙻𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊! 𝚘𝚔𝚎.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alvia rahmania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah itu pacar kamu?

Kata-kata yang terlontar dari mulut Bhintara berdengung di kepala Nabila sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Semua ucapan laki-laki tersebut hampir semuanya benar.

Hanya ada keheningan menemani perjalanan mereka. Bhintara masih fokus menyetir, sedangkan Nabila sibuk memandang ke keluar menatap gedung-gedung tinggi yang berlalu silih berganti.

Tanpa sadar Nabila menghela napas panjang, menghembuskan rasa berat di dada. Mencoba memilah pelajaran pada apa yang di dapat nya hari ini. dan ternyata SABAR adalah satu-satunya kunci dari semua masalah yang sedang menimpanya.

Dia sempat berfikir akan mengucapkan rasa terimakasih pada Bhintara, Nabila sudah mencuri lirik ke arah laki-laki itu dari ekor mata nya. Tapi…..saat sudah membuka mulut ingin bicara, tiba-tiba saja suara getaran Handpon yang ia simpan di saku gamis nya berbunyi mengurungkan semua.

Dert….dert…dert….

Seketika Nabila menegang, merogoh benda pipih itu dengan segera. Takut jika telpon tersebut merupakan kabar dari rumah sakit yang ingin mengabarkan keadaan Sang Bunda. Tapi ternyata…. saat dia melihat gawai Hp. Sebuah Nama dan foto dari laki-laki yang selama ini selalu tak pernah apsen untuk menelpon, kini memenuhi layar nya.

Nabila bisa benapas lega, tapi itu tak berlangsung lama saat menyadari jika dia sedang tak sendiri kali ini. melainkan bersama seorang laki-laki bukan mukhrim di sebuah Mobil tanpa ada orang lain selain mereka berdua dalam suasana canggung sejak tadi.

Sebenar nya ingin sekali Nabila mengangkat telpon tersebut, tapi….dia meragu saat melihat mata dari Bhintara memancarkan sebuah tatapan tajam penuh intimidasi yang membuat Nabila menjadi merasa tak enak hati sendiri.

Entah apa yang mendasari perasaan itu, harus nya ia angkat saja telpon tersebut dengan segera seperti biasa. Tapi kenapa hati kecil nya seperti menolak? Nabila juga tak mengerti dengan jalan hati dan fikiran yang tak sejalan sejak tadi, seperti berkianat terhadap diri nya sendiri.

Akhir nya Nabila membiarkan saja Handpond itu terus berbunyi, Memasukanya kembali ke saku gamis dan duduk dengan keadaan tak nyaman salah tingkah sendiri. bahkan rasa Canggung yang sejak tadi melanda bukanya berkurang kini malah semakin bertambah.

Dan mungkin... kerena merasa terganggu dengan dering telepon yang sedari tadi terus berbunyi, Bhintara terpaksa memperhatikan benda pipih milik Nabila dengan lamat-lamat.

“ Apakah itu pacar kamu ?”

Nabila langsung menoleh “ Ngak ! “ jawab perempuan itu yang di ikuti dengan menggigit ujung bibir nya merasa cemas sendiri.

Sementara Bhintara mengulum bibir saat melihat tingkah laku Nabila, sunyi tiba-tiba kembali mampir. Tapi sela beberapa detik dia kemudian berdehem merasa tak sabar.

“ Angkat saja, siapa tahu itu penting.” Katanya.

Nabila melebarkan mata, tak menyangka jika Bhintar malah menyuruh nya untuk menjawab telpon tersebut. Padahal sejak tadi ia mati-matian menahan diri untuk tidak mengangkat nya. Takut jika laki-laki berumur tiga puluh lebih itu tersinggung atau bagaimana.

“Apakah tidak apa-apa?”

Tanpa mengeluarkan suara Bhintara mengangguk kecil pertanda memperbolehkan, yang langsung di turuti oleh Nabila dengan mengangkat telpon itu dengan secepat mungkin.

“Halo asalamualikum.”

“Bagaimana ke adaanmu?” tanya dokter Iqbal di seberang sana.

Ya, seseorang yang sejak tadi membunyikan Hp nya adalah dokter Iqbal. Laki-laki posesiv itu selalu saja menelpon di waktu yang tidak tepat yang selalu menjerumuskanya ke dalam situasi-situasi menyulitkan dan menegangkan seperti saat ini.

“Kebiasaan lupa menjawab salam." Nabila menggeleng "Aku baik-baik saja, kamu gak perlu khawatir.” Dokter Iqbal dengan segala kecemasanya yang selalu berlebihan jika sudah berhubungan dengan Nabila

“ Aku dengar… Bundamu masuk rumah sakit? Apa kamu butuh bantuan? Atau aku kesana saja ya…sekarang.”

“Ngg….gak perlu ! “ jawab Nabila setengah berteriak. Kemudian melirik ke arah Bhintar dengan wajah ragu. Dia seperti terjebak oleh dua orang laki-laki yang sama- sama memberikanya proposal lamaran dadakan.

Nabila tak tahu di sini dia harus bersyukur atau tidak dengan tawaran dua laki-laki tukang paksa tersebut. Mereka sama-sama menggiurkan dengan segala pesona masing-masing. Bhintara dengan kemisteriusanya dan dokter Iqbal dengan segala perhatian dan kebaikan yang di berikan selama ini, meski berulang kali ia tolak tawaran Cinta tersebut.

Kadang Nabila sempat ber andai-andai, jika saja dokter Iqbal bukan pria yang di cintai Zahra. Mungkin dia sudah menerima sejak dulu ajakan menikah itu tanpa menunggu lama. Tapi sayang, di sini Nabila masih memikirkan kebahagian Sahabat nya. Jadi….menolak dengan tegas adalah pilihan yang sebenar-benar nya.

“Bunda masih kritis, tidak perlu ke sini. Doakan saja dari sana.”

“Benar, kamu gak apa-apa?” tanya nya lagi seperti masih tidak percaya.

“ Emmm…beneran, aku gak apa-apa.”

Ekhem……..!

Nabila menoleh ke sumber suara dengan perasaan tak enak. Dari tempat nya duduk dia Hanya bisa melihat rahang kokoh dan keras nya saja dari samping tanpa mau melihat ke arah dimana dia berada.

Sedikit menyebalkan memang, tapi ya mau bagaimana lagi? di sini Nabila hanya menumpang, sedangkan Bhintara pemilik mobil yang sedang ia tumpangi. jadi... mau tidak mau dia harus berkelakuan sopan dan baik jika tak ingin di tinggal di jalanan sendiri luntang-lantung sendirian seperti tadi.

Entah mengapa Nabila seperti harus menyudahi telpon tersebut dengan segera sebab muka Bhintara yang terlihat seperti tak bersahabat membuat nyalinya menciut.

“Oh ya dokter, bisa aku ambil libur lebih lama lagi? Karena sepertinya aku harus menjaga Bunda dulu di rumah sakit.”

“ Iya gak apa-apa, santai saja nanti biar aku yang urus. Tapi….untuk temanmu yang satu itu aku gak bisa memberikanya cuti lama-lama karena dia masih seorang koas di sini, jadi sampaikan pada nya kalau dia harus kembali sesuai kesepakatan dari awal."

Nabila mengangguk-anggukan kepala dengan cepat.” Oke. Okey..nanti aku langsung sampaikan. Kalau begitu udahan dulu telponya, Asalamualikum.”

“Waalaikum salam.” Jawab dokter Iqbal meng akhiri.

Nabila menatap layar Hp nya sejenak, kemudian memasukanya lagi ke saku sambil menegak kan badanya.

“ Itu siapa? Pacar kamu ?” tanya Bhintara tanpa ber basa-basi setelah melihat Nabila sudah duduk dengan tenang.

Nabila berdehem “ Bukan. Hanya teman.” Jawab Nabila jujur enggan menoleh.

“Dokter juga?” tanya nya lagi yang lebih mirip seperti mengintrogasi.

Atmosfer di sekitar mereka sekarang ini tiba-tiba saja berubah dari canggung menjadi mencekam, situasi yang Nabila kira akan segera cair kini malah semakin menjadi-jadi saja. Apa lagi melihat wajah dari si pemilik Mobil yang berubah drastis tidak se santai tadi, begitu sepet dan tak enak di lihat seperti menahan sesuatu tapi apa Nabila tak tahu.

“Cairkan suasana Nabila. Cari cara ! “ ucap nya pada diri sendiri di dalam hati.

“He’emb” Nabila mengangguk, kemudian dia melirik ragu-ragu ke arah Bhintara setelah sebuah ide muncul di kepala nya.

“Gus Bhintar"

“ Ya?”

Nabila menggigit bibir nya cemas, ingin sekali mengangkat topic pembicaraan yang dia sendiri takut menanyakan hal pribadi tersebut. Tapi….jika tidak di tanyakan sekarang, memang... mau kapan lagi ? sungguh, dia sangat membutuhkan jawaban itu untuk meyakinkan hati sebelum mengambil keputusan agar tak salah lagi nanti.

“Anu….itu…?”

“ Tanyakan saja apa yang membuatmu gundah, jangan selalu menyimpanya sendiri seperti itu. Sebab aku yakin rasa nya pasti tak mengenakan sekali.”

Nabila melebarkan mata, bagaimana mungkin Bhintara mengetahui isi kepala Nabila dengan tepat. “ Apa Gus Bhintar seorang Cenayang ? kenapa sejak tadi selalu bisa membaca fikiran saya?” Nabila di buat penasaran. Hingga membuat nya berucap sembarangan yang malah menerbitkan sedikit senyum kecil di wajah Bhintara.

“ Apa pertanyaan tak masuk akal seperti itu yang sedari tadi mengganggu fikiranmu ?”

“Eh ? “ Nabila terperanjat, mendadak merasa tolol atas perkataanya sendiri. “ Iya.” Ceplos nya kemudian tanpa sadar “ tapi segera menggeleng saat kembali tersadar "Emmm….maksud aku tidak ! tidak. “ tuh kan bener ? kepintaranya nya selama ini selalu saja mendadak hilang jika sudah berhadapan dengan laki-laki tersebut.

Sadar dengan jawaban absurd nya Nabila menyandarkan tubuh nya di kursi, menghembuskan napas nya kasar kemudian menjedotkan kepalanya pelan pada kaca mobil berulang kali, Merasa konyol sendiri dan malu.

" Bodoh! bodoh.... malu-maluin. " gumam nya lirih pada diri sendiri yang ternyata masih bisa di dengar jelas oleh orang yang sekarang ini terlihat sibuk menyetir.

Di suguhi adegan lucu di samping nya Bhintara hanya bisa mengulum senyum, sekuat tenaga menahan agar tak mengeluarkan suara tawa. Dia tak menyangka jika wanita yang sedari awal perkenalan sangat keras kepala dan bebel sekali di kasih tahu kini malah terlihat lucu serta manis. Seperti nya... benar apa kata Umi Khadijah, bahwa memang ada sesuatu yang istimewa dari dokter cantik tersebut.

See....? usaha Nabila mencairkan suasana berhasil juga kan? Emang dasar nya perempuan itu pintar sekali mengalihkan topic pembicaraan seperti yang sudah- sudah. “ Kalau mau ketawa di keluarin aja semua nya, jangan di tahan-tahan seperti itu.” ucap Nabila sambil memajukan bibir sexy nya tiga senti lebih kedepan.

Nabila terkekeh sendiri, melihat seorang Bhintar menahan senyum. Tak di sangka tawa nya se_berpengaruh itu terhadap mood Nabila yang tadi nya malu, sedih, bingung, tak enak hati,kecewa. Kini menguar begitu saja tergantikan dengan lega luar biasa.

“ Emm…Gus.” Panggil Nabila lagi, setelah dirasanya situasi dan kondisi sudah lebih cair menjadi lebih santai.

“Iya. Ada apa?” sahut Bhintara sudah tak sejutek tadi.

“Kenapa Anda tidak menolak?” akhir nya keluar juga apa yang sedari tadi ingin Nabila tanyakan.

“ Ingin jawaban jujur apa enggak? " jawab Bhintara malah seperti ingin menggoda.

“Haruskah pertanyaan serius di balas dengan bercandaan seperti itu ?" kini malah giliran Nabila yang berubah jutek.

“ Aku serius menanyakan ini, jadi tolong jawab aku dengan sungguh-sungguh. “ tekan Nabila memasang raut muka serius, tapi tak sejalan dengan ucapanya yang sudah berubah menjadi aku kamu_an tanpa Nabila sadari.

Bhintara tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putih nya yang tersusun rapi terlihat sumringah sekali. “ Turun ! “ jawab nya justru membuat Nabila bingung.

“ Apa? ”

Bhintara menunjuk arah keluar dengan ujung dagu. “ Turun ! apa kamu tidak dengar? ”

“ Sudah aku bilang, Aku ingin bicara serius…tapi kenapa dari tadi kamu terus…………” ucap Nabila sembari memberengut kesal semabari mengikuti dagu Bhintara bergerak.

“ Kita sudah sampai di rumah sakit, turun dulu dan ganti pakian mu sebelum bener-benar sakit. Baru nanti setelah itu kamu boleh menanyakan segalanya yang membuat fikiranmu terganggu dan aku akan menjawab nya dengan senang hati ” Terang nya pada gadis yang bibir nya mulai membiru.

Nabila menoleh ke kanan kiri melihat keadaan, ternyata mobil yang di tumpanginya memang sudah sampai ke parkiran rumah sakit tanpa ia rasa.

“ Oke aku turun, tapi kamu hutang jawaban pada saya.”

katanya sambil melepaskan seatbelt lalu keluar. yang lagi-lagi kembali mendapat kekehan dari sang empunya Mobil.

1
Tengku Nafisa
ini cerita memang lelet banget up datenya bikin kita lupa pada alur ceritamya
Tengku Nafisa
krn terlalu lama up date aku sampai unsubscribe cerita ini. padahal aku suka ceritanya
Syfa Ratna
Ini cerita kok gk dilanjut?udh nunggu dari sekian abad lo kak.
Susilawati
aku suka dengan cerita nya,tapi sayang ngegantung terus cerita nya
semangat terus Thor menulis nya
kapan up lagi????
yanti purwanti
bagus,suka ceritany
yanti purwanti
ini sdh ga up lg kah?
Al Busroh
kapan ini dilanjut nya
Nadine Zahra
dari episode 1 sampai ke 2 ceritanya cm bikin pemeran utamanya menderita persis cerita indosiar
gusna sari
cerita nya bagus banget,tapi update ny terlalu lama bisa 1 THN br update LG cerita ny.yg nungg CRT JD pndh kcerita yg laen/Frown//Frown/
Nanik Yanti
lama bgt g update² siih thor.
Jannah Nur
kira2kapan ya Thor update lagi.
Winni Aja
kapan lagi upnya
Linda Yohana
lanjut thoor. jangan lama up nya
skyvanita iriani
ayo thor semangat up lagi.Nabila lebih baik mundur apa enaknya nikah poligami masih byk laki2 yg lain tdk hny bhintara aja laki2.
Al Busroh
Up nya Lama bangeeeet
Yulianti Bella Khayla
yup lanjut thor
yanti purwanti
koq ga ada yg kasian sma nabila ya???😭😭😭knp nabila yg selalu dtuntut ini dan itu....
nd4r
sehat selalu akak thor
Pieee: Amin. Makasih loh doa nya. 🙏
total 1 replies
Winni Aja
saya baru baca lagi ini novel biasanya punya setahun sekali Ampe lupa ma alur cerita pas kemaren baca ini up lagi moga lancar Thor, soal ceritanya Nabila adalah korban dengan alasan apapun apalagi Aulia sering drop kalau bhintara ma Nabila jadi yang jelas ga ada istri mau di madu apakah Nabila maupun Aulia kalau aku jadi Nabila mundur lebih baik kalaupun hamil dan punya anak kamu wanita mandiri jgn takut kekurangan daripada berbagi suami lebih baik sendiri ga makan hati ga dosa cemburu klu suami perhatian ma istri yang lain sebenarnya yang resek itu Aulia bukan Nabila
Jannah Nur: Kenapa update lama Thor? Padahal cerita bagus Lo.
Riski Langit Afrian: aku tungguin kisahnya thor
total 2 replies
Reni
Semua nyuruh Nabila bertahan, apa kagak ada yg ngerti ama perasaannya. kalau ada apa2 nanti sama Nabila pada nyahok tu semua. semua nganggap sepele ama perasaannya Nabila, kagak mikir bisa aja depresi tu anak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!