Fb : Wulandari
Ig : mommy_mikayla
Bijaklah dalam membaca.
Takdir yang mengharuskan gadis cantik yang berusia 19 tahun yaitu Andin Arindra. Andin dengan terpaksa menerima tawaran Bianca Kaliza istri pertama Kenan Mahendra untuk menjadikan dirinya isrti kontrak (Istri kedua).
Bianca dan Andin sama-sama terdesak. Bianca terdesak, karena mertuanya meminta dirinya agar secepatnya hamil. Namun, rahim Bianca sudah di angkat jadi Bianca tidak bisa hamil. Andin terpaksa menerima tawaran Bianca karena untuk membayar hutang-hutang paman dan bibinya kepada lintah darat.
Andin menjadi istri kedua hanya sampai hamil dan melahirkan. Di saat Andin hamil, di saat itu juga Bianca akan berpura-pura hamil.
Kenan sebagai suami yang sangat mencintai sang istri hanya bisa mengikuti permainan yang di buat istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Kenan masih menangis dalam pelukan Andin walaupun Andin tidak membalas pelukannya. Kenan melepaskan pelukannya. Kenan menghapus air matanya.
Andin masih belum bergeming sama sekali. Andin juga sama bingung dengan keadaan ini.
"Ndin... " Kenan meraih kedua tangan Andin.
"Saya akan menuruti keinginan kamu. Setelah anak ini lahir. Saya akan membebaskan kamu, Ndin." Kenan menatap netra wajah Andin walaupun pandangan mata Andin tidak tertuju padanya.
Kenan melepaskan pegangan tangannya. Kenan melanjutkan perjalanannya.
"Sekarang kita ke Jakarta. Kamu tidak perlu pergi jauh untuk menghindar dari saya. Ndin... kamu tenang saja. Saya tidak akan pernah menemui kamu," kata Kenan dan dianggukan oleh Andin.
"Ndin... apa salah kalau saya mencintai kamu?" tanya Kenan lirih.
"Mas Kenan tidak salah," jawab Andin enteng.
"Sudah-lah Mas... mungkin ini sudah takdir kita. Mencintai tanpa harus memiliki," kata Andin.
"Maksud kamu Ndin?" tanya Kenan.
"Tidak! Sudah jangan di bahas," ucap Andin.
Kenan hanya mengangguk pasrah.
Maksud Andin itu apa? Bukannya dia sangat mencintai Sam. Tapi kenapa dia mengatakan seperti itu. Takdir kita mencintai tanpa harus memiliki.
.
🌹🌹🌹
Bianca mulai merasa geram karena sampai saat ini Bianca belum berhasil menemukan keberadaan Andin.
"Gimana ini mam?" Bianca benar-benar merasa tidak tenang. Bianca takut kalau Andin itu ingkar janji.
"Kamu yang tenang sayang. Kita pasti akan berhasil menemukan Andin. Untuk saat ini kamu yang tenang," ucap mama Nita dengan entengnya.
Namun tetap saja, Bianca merasa tidak enak hati kalau belum berhasil menemukan Andin.
Tiba-tiba mama Rani datang. Mama Rani datang membawa buah-buahan yang segar-segar, mama Rani juga membawa cake strobery.
"Eh ada Jeng Nita," seru mama Rani yang baru datang.
"Eh besan... " Mama Nita dan mama Rani saling cipika cipiki.
"Sudah lama jeng?" tanya mama Rani.
"Ah tidak begitu lama. Akhir-akhir ini Bianca sering merasa mudah lelah dan pusing, mangkanya saya temani dia. Kenan lagi sibuk-sibuknya di kantor," kata mama Nita.
"Mmmm... " Mama Rani mangut-mangut.
"Emang biasanya wanita hamil trimester 1, itu hal yang wajar," ucap mama Rani.
Mama Rani pun menyerahkan bawaan yang ia bawa. Ketiganya kembali duduk dan kembali berbincang-bincang.
.
Kenan menghentikan mobilnya. Mobil Kenan berhenti disebuah Mal. Kenan keluar dari dalam mobilnya tanpa mengajak Andin.
"Mau ngapain Kenan masuk kedalam mall?" gumamnya. Andin masih berdiam diri di dalam mobilnya.
Hampir 20 menit Andin menunggu, Kenan pun kembali masik kedalam mobil.
"Ambil ini." Kenan menyerahkan sebuah kotak perhiasan.
"Apa ini?" tanya Andin.
"Ambil saja."
Andin mengambil kotak perhiasan itu dari tangan Kenan. Lalu Andin membukanya.
"Kalung-?"
"Iya Ndin. Itu kalung perhiasan untuk kamu. Selama menikah, saya belum pernah membelikan kamu perhiasan. Jadi ambil dan pakailah Ndin," ucap Kenan. Pandangan Kenan masih fokus ke kedepan tanpa melirik kearah Andin.
Andin meraih wajah Kenan agar Kenan menghadapnya.
Andin tersenyum,"Terimakasih Mas. Andin suka kalungnya."
"Sama-sama Ndin."
Andin memeluk tubuh Kenan. Pelukan dari Andin membuat Kenan kaget. Namun Kenan membalas pelukan Andin. Kenan mencium puncak rambut kepala Andin.
*Ndin... saya percaya dengan apa yang dikatakan paman waktu itu. Kalau kita emang di takdirkan berjodoh. Akan ada cara untuk saya mempertahankan pernikahan ini.
.
Mas Kenan... Andin juga sama mulai ada perasaan cinta dan sayang. Andin tidak bisa membohongi perasaan Andin, Mas. Tapi... Andin takut kalau nantinya akan berujung sakit hati. Jadi lebih baik Andin mundur sebelum perasaan ini semakin dalam*.
(Bersambung)