NovelToon NovelToon
TEROR PARAKANG

TEROR PARAKANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Iblis / Kutukan / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:62.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Kisah ini berasal dari tanah Bugis-Sulawesi yang mengisahkan tentang ilmu hitam Parakang.

Dimana para wanita hamil dan juga anak-anak banyak meninggal dengan cara yang mengenaskan. Setiap korbannya akan kehilangan organ tubuh, dan warga mulai resah dengan adanya teror tersebut.

Siapakah pelakunya?

Ikuti Kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mattampung

Hari masih gelap, dan Ambo Uleng membawa jasad Andi Lalo pulang kerumah setelah melakukan penyelesaian administrasi.

Setibanya dirumah, warga sudah berkumpul dengan sangat ramai, dan mereka membantu pengurusan jenazah bagi Andi Lalo dan akan melakukan acara mattampung untuk wanita malang tersebut sebagai penghormatan yang terakhir.

Beberapa keluarga mulai berdatangan, dan tampaknya malam ini akan segera dimakamkan tanpa harus menundanya.

Ambo Uleng terlihat sangat syok. Ia duduk dengan diam dan menatap kosong pada jasad Andi Lalo yang dibaringkan diatas sebuah kasur tipis dan dititupi kain berwarna putih.

Sedangkan Andi Enre ikut membantu mempersiapkan pemakaman, dan ia juga tampak bersedih, sebab bagaimanapun, ia mencintai sang ibundanya.

"Daeng, kemarilah, kita butuh satu orang untuk pemangku jenazah yang akan dimandikan," ajak seorang warga pada Daeng Cening yang terlihat berdiri dengan tatapannya yang liar.

"Maaf, aku tak bisa, Puang Sani, cari saja yang lainnya," tolak Daeng Cening dengan nada dingin.

Penolakan darinya, membuat para tetangga bergosip. Mereka menganggap jika Daeng Cening terlalu berlebihan, dan apakah perseteruan mereka harus sampai terbawa hingga kematian.

Tetangga juga mengetahui jika Andi Lalo tak menyukainya, sehingga tak memberikan uang panai saat Andi Enre memaksa menikahinya.

"Sudahlah, cari Andi Anni, dia yang lebih berhak untuk memangku jenazah ammaknya," sahut warga yang lainnya.

"Dia tidak terlihat sejak tadi dan suami serta anaknya juga tidak ada. Kemana mereka?" tanya yang lainnya dengan nada keheranan.

Seharusnya Andi Anni ada dirumah duka, dan membantu mempersiapkan semuanya, tetapi ia justru tak terlihat.

Sedangkan Ambo Uleng sepertinya tidak lagi dapat untuk ditanyai, ia sudah begitu sangat hancur dan setengah hidupnya terbawa pergi bersama Andi Lalo.

Karena sudah semakin malam, mereka akhirnya memandikan jenazah dan mempercepat penyelesaian fardhu kifayahnya.

Menunggu jenazah dikafani, beberapa orang membacakan surah yasin, dan membaca Al-Qur'an dengan berbagi juz agar khatam 30 juz.

Daeng Cening mendadak kepanasan. Ia keluar dari rumah, dan wajahnya memerah saat ayat-ayat tersebut dilantunkan.

Tubuhnya gemetar, dan ia terus berjalan menuju keluar. Saat bersamaan, Abdi Enre melihat sang istri yang terlihat sangat panik.

Pria otu menysuslnya dengan langkah yang dipercepat. Ia begitu khawatir dengan kondisi sang istri yang berjalan menuju kegelapan dibawah pohon mangga.

"Sayang, kamu mau kemana?" cegah Andi Enre dengan menarik pundak sang istri.

Daeng Cening menghentikan langkahnya lalu berbalik arah menatap pada sang suami, meski gelap, ia dapat melihat pria tersebut.

"Sayang aku tidak suka mereka membaca ayat suci Al-Qur'an. Lagi pula ammak sudah meninggal, ia akam membawa amalnya dan tidak perlu didoakan seperti itu," ucapnya dengan bibir gemetar.

Ia merasakan tubuhnya gemetar dan suara-suara itu masih didengungkan dengan bersahut-sahutan tanpa putus.

Andi Enre terdiam sejenak. Ia menoleh ke arah rumahnya yang terlihat sangat terang. Disana jasad ammaknya sudah siap untuk dishalatkan, dan ia bimbang untuk ikut shalat atau meninggalkan sang iatri didalam kegelapan dan tidak ingin masuk ke rumah.

"Ini sudah adat, Sayang. Dan Mattampung sudah menjadi tradisi turun-menurun yang tidak dapat dilewatkan saat salah sagu keluarga meninggal. Apalagi ini ammak yangeninggal, tentu mendapatkan penghormatan yang lebih tinggi," Andi Enre mencoba memberi pengertian pada sang istri, agar dapàt mengerti dengan apa yang dilakukan oleh para keluarga dan juga warga.

Daeng Ceming menggeelngkan kepalanya. "Tidak, tidak. Aku tidak mau le sana. Hentikan mereka, atai alu akam meninggalkanmu!" ancamnya dengan nada penuh penekanan.

Andi Enre yang sudah cinta mati dengan sang iatri, mendadak melemah. Ia sungguh tak ingin kehilangan Daeng Cening. Sebab baginya, ia tidak dapat hidup tanpa sang istri.

"Sayang. Aku tak bisa hidup tanpamu, maka jangan tinggalkan aku. Kita pulang ke rumah saja--ya, Sayang. Abang tidak akan masuk dsn tidak ikut menyalatkan ammak. Ayo, kita pulang, Sayang." ajak Andi Enre, lalu meraih tangan sang istri dan membawanya menuju mobil.

Hal itu membuat sang wanita tersenyum penuh kemenangan, dan ia berhasil membawa Andi Enre menuruti segala inginnya.

"Kamu masuk ke mobil. Abang mau permisi dengan ambo dahulu," ucapnya pada sang istri.

"Tidak perlu. Ayo kita pulang sekarang," ajak Darng Cening dengan nada perintah. Sebab ia sudah merasakan tubuhnya sangat panas, dan tenggororkannya seolah terbakar.

Andi Enre tak da0at membantah, ia memilih untuk pergieninggalkan rumah sebelum menyelatkan sang ammak, bahkan seharusnya ia yang memikul jenazah ibunya menuju pemakaman dan juga menyambut jenazah saat diturunkan diliang lahat.

Akan tetapi, karena rasa cinta yang terlalu dalam, maka ia tak bisa membiarkan Darng Cening harus kecewa padanya.

Pria itu memasuki mobilnya. Hingga sapah satu pemuka agama yang menjadi imam shalat memergokinya. "Enre. Kamu mau lemana? Ammakmu akak disahalatkan," cegahnya pada sang prua yang terlihat akan menutup pintu.

"Em, Pak Ustaz. Maaf, istri saya mendadak lemah, dan akan saya bawa berobat. Tolong Pak Ustaz selesaikan farfhu kifayah ammak saya--ya," jawabnya dengan tanpa dosa, sehingga ia memikulkan tanggungjawab itu pada orang lain dengan mudahnya.

"T-tapi...,"

"Gak ada tapi-tapian, Pak. Saya sangat terburu-buru." jawab Andi Enre, lalu menutup pintu mobil dengan cepat, sebab Darng Cening mencubit pinggangnya, memberi isyarat agar segera pergi.

Keduanya bergegas meninggalkan rumah duka dengan iringan tatapan keheranan dari sang ustaz yang merasa sangat sedih akan prilaku Andi Enre yang terlihat mengabaikan jasad sang ammak, dan ini adalah kesempatan terakhir untuk baktinya pada sang ibunda, tetapi ia mengabaikannya.

"Cepat, Sayang. Tinggalkan rumah ini, aku bemci mereka membaca ayat-ayat suci. Seolah tidak ada kerjaan yang lebih berfaedah," ucap Daeng Cening dengan nada yang kesal.

"Iya, Sayang. Ini juga sudah jauh dari rumah ammak. Kamu yang tenang, ya," rayu Andi Ebre, agar sang istri tidak lagi merasa gelisah.

Sementara itu, jasad Andi Lalo dishalatkan tanpa Andi Enre, dan warga masih melaksanakan adat iatiadat mattampung, dan menyemayamkan jasad wanuta tersebut dengan syariat agama.

Sementara itu, para pemandi jenazah yang tadi memandikan jasad Andi Lalo, terlihat saling diam.

Dalam hati mereka, ada kejanggalan dalam mayat Andi Lalo saat tadi dimandikan

Dimana bagian dadanya terdapat jahitan yang cukup panjang dengan bayak garis, dan juga berat badan yang ringan, hal ini menandakan jika organ tubuh Andi Lalo sudah tidak ada lagi.

"Aku kenapa merasa curiga dengan jasadnya, ya?" bisik salah satu pemandi jenazah ikut curiga dengan kondisi yang ada.

~Mattampung/Tahlilan biasanya khusus untuk Muslim, dan didalam acara tersebut ada pengajian, pembacaan khatam Qur'an, dan juga sedekah dimalam ke tiga, ke 7, dan ke 40 serta 100 hari setelah jasad dimakamkan dan sebagai tujuan penghormatan pada almarhum/almarhumah.

1
Desyi Alawiyah
Kira-kira Puang setelah ini gimana yah? Dia bertobat atau melanjutkan jalan sesatnya 😩
kinoy
end jg si Welang..g tau nih gmn si puang ending y
Reni
habis sudah pembuat masalah tinggal puang
Reni
kapokkkkk nggak kau walang sangit akhirnya kejayaan runtuh juga dasar
tehNci
Inikah akhir kisah Daeng Welang? Kalo Daeng Welang mati, gimana nasib si puang? Siapa yg bisa membebaskannya dari pengaruh ilmu parakang? Oh iya, Daeng yg dulu menghancurkan parakang Cening ya .. Puang jangan dulu mati yaa, hrs ada yg bersihin nama Daeng Cening, wlpn Ceng tetep pernah salah
FiaNasa
sebenarnya tidak bisa juga menyalahkan warga,Karna perbuatan daeng Welang ini sudah keterlaluan Lo,menghancurkan hidup dua gadis.belum lagi perbuatannya pada phuang..tp juga tidak dibenarkan main hakim sendiri sih,,antara logika & emosi ini mah😅
Nurr Tika
lanjut thor,,,,, ceritanya bagus
FiaNasa
puas banget aq si daeng Welang udah diketahui belangnya sama warga,,sayangnya tuduhan daeng Welang menjadi parakang itu masih meleset Lo wahai para warga..lebih tepatnya si Welang pelaku dibalik layar sedangkan tokoh utamanya yg jadi parakang itu malah berbaur dg kalian,,ayo bakar saja si Welang nih kek kalian memperlakukan Cening waktu itu, biar dia modyar ko'it binasa wes
FiaNasa: wadoyyyyy...😂😂😂banyak jamur Brati dibadannya
total 4 replies
Nurr Tika
lanjut thor,,,,
Desyi Alawiyah
Rasain tuh Daeng Welang.. itulah akibatnya dari perbuatan kamu..
Desyi Alawiyah
Daeng Welang udah tua bukannya mendekatkan diri kepada Tuhan, kok ini malah berbuat yang tidak baik... 😢
Ai Emy Ningrum: /Shy//Shy//Shy//Shy/
total 12 replies
kinoy
ang ang ang..rasakan kau welang
Siti Yatmi
akhirnya tabur tuai itu nyata....mampus kau Welang gila....lalu gimana nasib puang....kasian ...siap meluncur thorrr.. semangat up and nulisnya
Siti H: Makasih, Kak😘
total 1 replies
FiaNasa
apa² emang enak dicicil ya😅
tehNci
Baguslah setuju banget kl si Andre disiksa sama parakang. Harusnya sih jangan sampe dibunuh ya..biar Andre merasakan kesakitan dan hukuman penjara nanti.
kinoy
karma dimulai kau Andre..rasain
Reni
hajar puang hajar siksa dulu
Reni
nohhh puang kau lapar kan makan tu duo lucnut yg buat kau jadi parakang
Dhina Ragil
syukorrrt..
Desyi Alawiyah
Bagus Puang... Kali ini aku mendukungmu... 👻
Siti H: yesss...👻👻👻👻👻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!