Transmigrasi Istri Pemburu

"Yi'er, maaf karena Ayah sudah menyembunyikan ini darimu." Ucap Yuwen.

"Apa Ayah?." Yi'er sudah sangat penasaran.

Yuwen menarik nafas dalam-dalam, berusaha meyakinkan hatinya jika ini memang waktu yang tepat. Sebenarnya Yuwen ingin Yi'er hidup bahagia tanpa bayang-bayang masalalu dari Ayahnya yang rumit.

"Sebenarnya, kau adalah seorang Pangeran." Ucap Yuwen.

Deg.

"Apa?!.... Jadi.... jadi, kalian bukan orangtua kandungku?!." Hati Yi'er berdenyut sakit, matanya berkaca-kaca.

"Tentu saja kami orangtua kandungmu, Ayahmu adalah Pangeran Kekaisaran Ini." Ucap Yue.

"Tapi... tapi kenapa?." Yi'er kebingungan.

"Ayah.....

Yuwen menceritakan semua kisah hidupnya, dimulai dari saat dirinya lahir. Bagaimana dia hidup di campakan, di lempar ke Medan perang saat usia 13 tahun, lalu dia menjadi target pembunuhan putra mahkota. Saat Kelahiran Yi'er yang berlangsung di gua karena ada penyerangan saat itu, dan bagaimana Yuwen dibantu Yue sedang menempa kekuatan untuk kembali dan membalas mereka semua.

Yi'er mendengarkan, dia menangis. Memeluk Ayahnya erat-erat, tidak menyangka Ayahnya yang selama ini ceria dan penyayang, sudah melewati banyak luka dan penderitaan.

"Hiks... Ayah, jika ada kehidupan kedua sekalipun. Aku tetap mau kau jadi Ayahku." Ucap Yi'er dengan Isak tangis.

"Terimakasih, nak. Kau adalah hadiah paling berharga dalam hidup Ayah, Ibumu adalah alasan Ayah memiliki tekad untuk berjuang, dan kelahiranmu adalah bahan bakar yang mendorong Ayah untuk tetap hidup dan memenangkan pertarungan ini." Ucap Yuwen, membalas pelukan Yi'er.

"Ayah... apa Ayah akan baik-baik saja?." Yi'er khawatir.

"Ayah akan baik-baik saja, karena ada Yi'er dan Ibu Yi'er yang cantik di sisi Ayah." Ucap Yuwen.

"Yi'er sayang Ayah." Yi'er mendongak, menatap Yuwen dengan mata dan hidung yang memerah.

"Ayah juga sayang Yi'er." Yuwen tersenyum, matanya memerah.

Dia memeluk Yi'er erat-erat, badannya gemetar. Dia menangis, merasa bahagia tapi juga cemas. Entah seperti apa akhir semua ini, tapi dia masih mengharapkan kebahagiaan datang menghampirinya.

Yue berdiri mendekat dan merengkuh mereka dengan sayang, mereka saling menguatkan. Meskipun kecemasan masih terus mendera, mereka harus percaya bahwa mereka akan mampu melewati semuanya.

Yuwen mencium Pipi Yue dan Yi'er dengan sayang, meminta maaf dan berterimakasih, karena mereka mau menemani Yuwen tanpa syarat. Yuwen sangat bersyukur, sangat takut kehilangan dua orang yang paling berharga dan paling dia cintai di dunia ini.

Pagi hari berikutnya, di Kekaisaran Linxi tepatnya di sebuah Aula rapat besar. Sudah dihadiri banyak pejabat dan anggota keluarga kekaisaran, entah alasan apa Kaisar mengumpulkan mereka semua.

Saat suasana senyap dan menegangkan, seorang pria tertutup masuk membawa tiga buah gulungan misterius. Pria itu memberi hormat pada Kaisar, lalu menyerahkan gulung tersebut.

Sebelum Kaisar membuka gulungan itu, dia ingin mendengarkan laporan dari Pria itu. Pria itu mengangguk dan mulai menceritakan apa yang dirinya lihat secara gamblang.

"Saya berhasil menemukan Pangeran ke Tiga, bersama Istri dan Putranya." Ucapnya.

Deg.

A-apa?

Istri dan anak?!

Bukankah Pangeran ke tiga sudah mati?!

Apa-apaan ini

Lelucon macam apa ini

Pangeran buruk rupa itu punya istri?

Yang benar saja?

"Jelaskan." Kaisar terlihat syok.

"Saya menemukan mereka di tempat terpencil, mereka sedang berburu dengan bahagia tanpa beban. Wajah pangeran ketiga sudah sembuh, Pangeran memiliki seorang istri yang rupawan, tinggi dan wajahnya asing, lalu Putra dari Pangeran ketiga sangat mirip dengan pangeran, dia juga sudah berhasil menguasai ilmu Kultivitasi di usianya yang masih kecil." Lapornya.

"Apa kau bercanda?!." Pria dengan pakaian mewah terlihat marah.

"Jangan memotong pembicaraan, Putra mahkota." Tegur Kaisar, melirik dingin.

Pria yang ternyata putra mahkota itu menggeram marah, dia merasa marah. Tidak mungkin pangeran tidak berguna itu hidup tenang dan bahagia.

"Apa kau mengatakan yang sejujurnya?." Tanya Kaisar Lin.

"Benar, saya telah melukis mereka menggunakan teknik sihir yang saya kuasai. Silahkan anda periksa." Ucapnya.

Kaisar membuka gulungan satu persatu, matanya melotot. Ada binar kebahagiaan dan kepuasan disana, melihat cucu laki-laki yang kuat, menantu perempuan yang tangguh, serta putranya yang dulu bodoh kini terlihat lebih berwibawa.

"Bukankah dia sudah terlalu lama hidup bebas? Pergi dan bawa dia kembali, aku yang mengundangnya secara langsung." Ucap Kaisar, mengeluarkan titahnya.

"Baik, yang mulia."

Setelah rapat kembalinya Pangeran buangan, semua orang syok tapi juga penasaran. Putra mahkota terlihat sangat marah, dia melempar barang barang di paviliunnya dengan bengis.

"ARRGGGHHHHHH, KENAPA DIA MASIH HIDUP, KENAPA DIA SELALU MENGHALANGI JALANKU." Teriaknya.

"Tenanglah suamiku." Ucap seorang gadis sexy.

"DIAM!!! KAU TIDAK TAU APA-APA JALANG SIALAN!!! PERGI URUS SAJA PUTRIMU YANG TIDAK BERGUNA ITU." Bentaknya.

"Dia juga putrimu." Wanita itu memekik.

"BERISIK, KELUAR KAU DARI SINI." Teriaknya kesetanan.

Putra mahkota Kekaisaran Linxi, yang bernama Lin Ru memiliki 12 orang selir tapi belum memiliki putri mahkota. Sampai saat ini dirinya belum memiliki seorang putra, karena itu pula posisinya sebagai pewaris terancam.

"Brengsek, baguslah jika kau kembali. Akan lebih mudah bagiku membunuhmu." Ucapnya psikopat.

Di ruang kerja Kaisar, Permaisuri Alias Ibu dari Putra mahkota datang memprotes. Dia adalah wanita gila, yang berhasil melengserkan semua selir Kaisar dengan meracuni mereka.

Bahkan hanya 3 pangeran yang hidup di Istana ini, Yuwen yang tangguh dan licin seperti belut serta satu lagi anak selir yang digunakan sebagai kaki tangan Putra mahkota seperti orang bodoh.

"Yang mulia, bukankah Pangeran ke-tiga sendiri yang ingin pergi dari Istana? untuk apa memanggilnya kembali?." Ucap Permaisuri.

"Karena dia tetaplah pangeran, dia keturunanku. Dia masih pantas dan layak ikut dalam perebutan tahta." Ucap Kaisar.

"Apa?! Tapi bukankah Putra kita yang sudah pasti naik Tahta?!! dia adalah Putra Mahkota kekaisaran Linxi." Protes permaisuri.

"Dia yang layak yang akan menjadi Kaisar, kenapa kau ketakutan Permaisuri? apa kau tau jika Putramu masih memiliki banyak kekurangan?." Ucap Kaisar.

"A-apa?!! Dia hanya pangeran bodoh, buruk rupa. Untuk apa memberikan kesempatan pada Pangeran tidak berguna sepertinya." Ujar Permaisuri.

"Jika memang dia bodoh dan tidak berguna seperti yang kau katakan, seharusnya kau tidak panik. Apa kau tau jika Putramu lah yang justru bodoh dan tidak berguna?." Kaisar menatap dengan tajam dan penuh otoritas.

"M-mana mungkin, anda tau sendiri bagaimana Putra kita sangat kompeten. Dia melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh." Ucap Permaisuri.

"Kalau begitu tenanglah, siapa yang bodoh dan tidak berguna akan terlihat dengan sendirinya. Percuma kau menghasutku, keputusanku sudah bulat." Ucap Kaisar, tegas.

Permaisuri hanya bisa menelan amarah, meksipun dia berhasil mengukuhkan posisinya. Dia tetap tidak mendapatkan Cinta dari Kaisar, Cinta Kaisar telah habis pada Su'er Selir pertama Kaisar Lin, yang merupakan Ibu dari Lin Yuwen.

"Silalan, anak jalang itu sama saja membuat posisiku terancam." Batin Permaisuri.

Pagi hari berikutnya, ada kiriman surat yang datang pada Yuwen. Dekrit Kaisar yang meminta Yuwen kembali bersama Istri dan Anaknya.

Yuwen bergegas membawa Yue dan Yi'er pergi ke markas Guild, untuk mempersiapkan diri. Pertarungan sudah di depan mata, kini mereka bertarung dan berhadapan langsung.

Dua hari berlalu kini Yue, Yuwen dan Yi'er telah bersiap di Guild. Mereka akan datang besok pagi ke Istana memenuhi undangan Kaisar.

"Ayah, jika memakai pakaian seperti ini. Ayah benar-benar terlihat seperti Pangeran." Ucap Yi'er.

"Hahahah, benarkah? apa Ayah terlihat tampan?." Tanya Yuwen.

"Iya, Ibu juga sangat cantik." Jawab Yi'er.

"Astaga, apa hanya aku yang gugup dan berdebar?." Ketus Yue.

"Aku juga, tapi aku tenang karena kali ini aku tidak pulang sendirian." Ucap Yuwen.

"Kau harus melindungi Yi'er." Tekan Yue.

"Dengan nyawaku. Yi'er, di sana kau harus membawa martabat yang bagus. Jangan mudah terpancing dan jadilah Pangeran yang penuh wibawa dan cerdik." Ucap Yuwen.

"Baik Ayahanda." Jawab Yi'er tersenyum lucu.

"Hahahaha, kaku sekali." Yue tertawa.

Besok adalah hari yang mendebarkan, Yuwen akan kembali dengan wajah yang Tidak lagi memiliki bekas luka. Dia pulang bersama Istri dan Putra, dia pulang membawa kesempurnaan.

Yuwen akan menampar kesombongan Putra Mahkota dan Permaisuri. Dia yang sejak dulu di labeli Pangeran bodoh dan tidak berguna oleh mereka, akan mengembalikan ucapan itu pada mereka.

"Terlalu fokus membunuhku, tapi tidak memperkuat diri sendiri. Kau lah pangeran bodoh itu." Batin Yuwen.