Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Bukti Ketiga
Setelah mengerjakan tugas dan meeting project, Selma dan Kyrann menuju ruangan ketua OSIS melalui lorong rahasia.
Setibanya di sana, Selma langsung menurunkan diri duduk di kursi kebanggaan Kyrann. Sementara itu, si ketos melirik Selma lekat-lekat setelah menaruh tas gadis itu di atas meja.
"Aku mau meeting OSIS sekarang, kamu cuma butuh PC aja atau ada yang lain?" tanya Kyrann. Dia tahu Selma ini ada-ada saja tingkahnya. Bisa saja saat ditinggal lama, Selma menciptakan keributan yang membuat anak-anak OSIS di luar pada curiga.
Bukan karena takut ketahuan kalau Kyrann bersama Selma. Hanya saja, dia mau jawab apa kalau mereka bertanya Selma masuk lewat mana.
"Nggak ada, kok," jawab Selma, "cuma mau minjem PC aja."
Kyrann menoleh sedikit kaget begitu tangan Selma menyentuh lengan jas blazernya.
"Nggak usah khawatir, toscu, aku nggak bakalan bikin masalah kok buat kamu, relaaaaxx…" Selma memasang senyum lebar.
"Fine…" sahut Kyrann dengan nada beratnya yang halus. Lantas ketos itu merapikan kacamatanya lalu melangkah ke pintu utama ruangannya.
Ketika punggung Kyrann hilang dari balik pintu, Selma segera memusatkan tatapannya pada monitor. Cahaya dari layar PC memenuhi wajah cantiknya yang fokus.
Eri mengambang di sebelah pundak Selma, hanya memperhatikan apa yang akan si host lakukan.
Sementara itu jemari Selma mulai menari cepat di atas keyboard. Untung dia sudah mendapatkan kemampuan hacking level pemula, sehingga Selma bisa mengakses aplikasi internal sekolah.
Ada sekitar 45 menit sampai akhirnya Selma bisa mendapatkan riwayat keseluruhan chat Julio dan Debora.
[DING]
[Bukti ketiga ditemukan]
[Misi berhasil]
[Semua kemampuan yang dimiliki host naik jadi level 3]
"Yesssss!" Selma bersorak.
"Sepertinya kamu sangat senang, Selma."
"Iya dong, aku juga udah level 6 karena misi kali ini." Selma menoleh pada Eri. "Teeeenaaangg, Eri, nanti kalau aku level 10 dan bisa minta bantuan ke kamu, aku nggak bakalan sampai memperbudak kamu, kok."
"Huh! Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Eri akan berpikir seperti itu, Selma. Kamu yang harus berhati-hati jangan sampai kena hukuman Eri kalau gagal mengerjakan misi."
"I know… I know…" Selma kembali memalingkan wajah, menatap layar monitor. Jemarinya mulai bergerak lagi di atas keyboard untuk mencopy riwayat chat itu ke dalam memo pribadi. Setelahnya, dia kirim ke WA.
Begitu beres, Selma menutup semua jendela, menekan tombol pintas untuk menghapus session trace sehingga layar di depannya kembali ke tampilan utama seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah itu, dia mengarahkan pandangan pada pintu utama ruangan ketos. "Mmeetingnya si toscu masih lama nggak yah, aku mau balik."
Selma meraih tongkat bantunya yang bersender di meja, lalu beranjak dan melangkah hati-hati menuju pintu depan. Eri duduk di pundak gadis itu.
Selma menekan ujung tongkatnya ke lantai marmer seperti metronom yang menahan detik. Tak lama, pintu utama ruang ketua OSIS setengah terbuka, dia lalu menggeser diri mendekat, menempelkan telapak tangan ke kusen dingin dan menengok lewat celah kecil.
Di sana, suasana rapat terasa rapi dan serius, meja panjang berlapis kayu mengkilap dipenuhi tablet. Lampu langit-langit memancarkan cahaya lembut, menerpa para anggota OSIS yang duduk mengelilingi meja dalam formasi yang teratur, bahu tegap dan seragam rapi.
Netra Selma kemudian tertuju pada papan presentasi. "Aahhh, jadi mereka lagi bahas persiapan festival Halloween, yah."
Eri naik ke ujung kepala Selma, berdiri di sana sambil mengintip juga padahal tidak ada yang akan melihatnya kecuali Selma. "Ada apa, Selma? Kamu memikirkan untuk jadi penyihir berambut merah di festival Halloween itu?"
Dengusan kecil lolos dari hidung Selma, bola matanya terangkat malas. Jemarinya kemudian naik untuk menyentil Eri. Sosok mungil itu berguling-guling di udara.
"Selma! Kamu memang selalu tega sama Eri!" protes sosok mungil itu.
Lanjut, mata Selma bergeser ke ujung meja, di mana Kyrann duduk. Cowok itu menyandarkan dagu di tangan, matanya menatap layar tablet. Wajahnya tenang, tatapannya dingin serius menciptakan ekspresi yang membuat orang segan.
"Semakin diperhatiin, kok dia malah keliatan keren, yah," gumam Selma.
Eri kembali mendekat. "Dia memang pemuda yang keren, Selma. Sepertinya cuma kamu yang melabelinya dengan kata cupu."
"Ya dia emang cupu, liat aja tuh kacamata sama pakaiannya yang rapi kayak disetrika tiap detik," racau Selma.
"Bukannya cowok rapi itu malah bagus, Selma."
"Iya, tapi si toscu itu kaku banget."
Lalu, tidak sengaja Selma mendapatkan Shannon si sekretaris OSIS yang menoleh ke pintu ruangan ketos. Cepat-cepat Selma menutup rapat itu kembali. Gawat!
Di meja rapat, Shannon mengerutkan kening. "Ran, kayaknya ada orang di ruangan kamu, deh."
Kyrann menoleh ke pintu ruangannya. Tuh, kan, Selma pasti ada aja tingkahnya.
Dengan tenang, cowok itu menjawab, "mungkin perasaan kamu aja."
Shannon menatap Kyrann. "Enggak, aku beneran liat ada orang yang ngintip di balik pintu tadi."
"Hmmmm, tapi ruangan kak ketos bukannya tidak boleh dimasuki orang lain sembarangan," sahut Wendy. "Aku aja belum pernah nginjakin kaki di sana."
"Kita harus periksa, jangan sampai itu penyusup," Shannon beranjak dari kursinya dan bergegas menuju pintu ruangan ketos.
"Shannon, tunggu!" Kyrann bersuara. Dia berjalan tenang menghampiri gadis berponi itu.
"Kenapa, Kyrann?"
"Biar aku sendiri yang periksa, itu ruangan aku."
"Tapi, Ran siapa ta –," ucapan Shannon terpotong.
"Kamu tahu aku nggak suka ruangan aku dimasukin orang lain yang nggak berkepentingan, even itu kamu, lebih baik kamu kembali ke meja rapat."
Tatapan tajam Kyrann membuat Shannon ciut. Dia mau tidak mau segera kembali ke kursinya. Sementara itu, Kyrann masuk ke dalam ruangannya.
Dan, dia tidak melihat Selma di mana pun.
Kemungkinan gadis itu bersembunyi karena takut para anggota OSIS masuk untuk memeriksa.
Keluar dari jendela tidak mungkin, kaki Selma belum sepenuhnya pulih, dia tidak akan bisa memanjat atau melompat turun dari lantai tiga gedung ini.
Keluar melalui pintu rahasia lebih tidak mungkin lagi, karena aksesnya ada di Kyrann. Jadi satu-satunya tempat Selma berada hanya satu.
Di bawah meja.
Ternyata benar. Kyrann membungkuk, merendahkan badan dan dia menemukan Selma meringkuk di bawah kolong meja kerjanya.
Gadis itu bernapas lega. "Toscu…"
"Kamu ngapain di bawah meja?"
"Ngumpet lah, tadi aku lihat Shannon lihat ke arah pintu. Kamu meetingnya lama banget sih, aku kan mau balik. Terus aku bosen nungguin, yaudah aku liatin aja kalian meeting bahas festival Halloween."
Alih-alih menanggapi, Kyrann malah menjulurkan tangan membantu Selma keluar dari kolong meja.
"Kamu udah mau pulang?" tanya Kyrann, begitu Selma berdiri di hadapannya.
"Iya, urusan aku udah selesai, eh, thanks yah udah minjemin PCnya."
"You’re welcome." Kyrann berjalan menuju pintu rahasia di sisi ruangannya.
"Kamu mau ke mana?" Selma menyusul cowok berkacamata itu.
"Kamu mau pulang, kan?"
"Iya."
"Yaudah, ayo, aku anterin sampai depan lobi."
"Eitsss, nggak usah, kamu kan masih ada meeting."
"Meetingnya lagi dihandle Shannon sementara." Kyrann menjulurkan tangannya. Selma memiringkan kepala bingung.
"Tongkat kamu," kata Kyrann.
Selma tanpa bertanya lagi langsung menyerahkan tongkatnya pada si ketos.
Selanjutnya, Kyrann berbalik dan merendahkan badannya. "Ayo naik, aku gendong biar cepet."
Selma mengedipkan matanya berulang kali. Dia tidak salah dengar kan?
yg datang kyrann pasti