Senja merasa menderita dengan pernikahan yang terpaksa ia jalani bersama seorang CEO bernama Arsaka Bumantara. Pria yang menikahinya itu selalu membuatnya merasa terhina, hingga kehilangan kepercayaan diri. Namun sebuah kejadian membuat dunia berbalik seratus delapan puluh derajat. Bagaimana kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Merasa sang kekasih tak berpihak padanya, Citra memilih untuk pergi meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kecewa dan cemburu yang menggebu-gebu.
Langkahnya terdengar riuh di koridor karena hak sepatunya memantul di lantai marmer, seirama dengan detak jantungnya yang memburu. Wajahnya memerah, menahan amarah yang mendidih di dadanya.
Saka masih di ruangan itu, berdiri kaku, tidak beranjak, tidak berkata apa-apa. Bahkan saat Citra menoleh untuk terakhir kalinya dari ambang pintu, menunggu, berharap, mengharap tapi tidak ada panggilan, tidak ada langkah menyusul. Hanya tatapan kosong yang membuat dadanya semakin sesak.
Begitu pintu lift tertutup, Citra mengusap sudut matanya kasar, berusaha menahan air mata yang hampir pecah. “Saka, kamu berubah, pasti karena pelet wanita itu, aku sudah bilang jangan pernah makan atau minum di rumah, sekarang…” omelnya dengan perasaan kesal. Karena mengira perubahan sang kekasih karena ilmu pelet yang diberikan Senja, sama seperti dirinya yang menggaet Saka dengan ilmu hitam tersebut.
“Aku tidak boleh kalah dari wanita kampungan itu! Lihat saja, Saka pasti akan tergila gila padaku, lagi” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Begitu sampai di parkiran, ia langsung masuk ke mobilnya. Mesin dinyalakan dengan satu hentakan keras, lalu melaju cepat meninggalkan gedung itu. Wajahnya tegang, rahangnya mengeras. Mobil sedan putih itu mulai memasuki kawasan perumahan elit. Lalu berhenti di depan kerangka bangunan rumah dua lantai yang begitu besar dan tampak mewah, meskipun belum sepenuhnya selesai.
Mobilnya ia parkir kan diantara deretan motor motor para kuli yang sedang bekerja. Citra turun, melangkah pelan ke depan pagar besi yang masih setengah terpasang. Matanya menatap bangunan itu lama, sebuah istana yang akan ia tempati bersama Saka, tapi sepertinya keraguan akan kepemilikan rumah itu muncul di benaknya.
“Aku Harus bisa menyingkirkan wanita itu jika ingin memiliki rumah ini dan Saka,” gumamnya sambil mengepalkan tangan erat, hingga tubuhnya sedikit gemetar.
Ia memejamkan mata, menarik napas panjang, lalu kembali ke mobil dengan langkah cepat. Mesin kembali meraung, meninggalkan jejak debu yang berputar pelan di udara seperti sisa harapan yang kini mulai pudar.
Sementara itu di butik, tante Rere dan Rara sedang bergosip ria.
“Postingan itu meledak, Ra!” ujar Tante Rere. “Dan kamu tahu gak… dalam setengah hari, tante sudah banjir orderan loh, ada klien baru tante dari Kalimantan dan Sulawesi, mereka adalah para pengusaha yang meminta tante datang langsung untuk fitting gaun pengantinnya,” ujar wanita paruh baya itu dengan penuh antusias.
Mata Rara berminar menanggapi pernyataan tantenya. “Serius tante?” tanyanya nyaris tak percaya.
“Hedeh..." desah tante Rere,"kamu nggak percaya? kamu pikir tante punya waktu untuk berbohong? nih lihat saja sendiri,” omelnya sambil menunjukkan postingan dan beberapa komentar teratas.
Rara menunduk membaca di layar ponsel tantenya.
[Cantik banget modelnya, sama seperti gaunnya, elegan tapi tetap natural. Siapa model barunya, Re?”
[Gaunnya keren! Bisa pesan yang seperti ini gak, Kak?]
[Siapa modelnya, Tan? Pasti model papan atas yang baru naik daun, ya]
“Jumlah like melonjak ribuan, pesan masuk gak henti-henti, bahkan beberapa calon pengantin langsung menghubungi admin untuk melakukan pre-order,” papar Tante Rere. “Pokoknya dalam tiga bulan ini, tante jadi sibuk, Ra! Ini semua karena Senja, loh… model sebelumnya perasaan gak gini gini amat deh.”
Rara ikut berseri. “Iya, Tan! Mungkin rezekinya Senja, bagus. Maklumlah selain polos, dan gak suka neko-neko, saat ini dia sedang dizalimi oleh suaminya.”
Mata tante Rere membulat sempurna. “Serius? Dia dizalimi kenapa? Suaminya selingkuh?” tanya dengan antusias.
“Ya gitulah tante, suaminya cuma memanfaatkan untuk mendapatkan harta warisan saja, jika tidak karena itu mungkin saat ini mereka sudah berpisah,” Papar Rara. “ Tapi sekarang dia dapat tawaran untuk jadi bintang iklan, tante.’
“Oh ya?!” tante Rere hampir terkejut mendengar ucapan dari keponakannya. “ Wow kalau begitu beruntung sekali Senja, sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.”
“Sepertinya begitu,” tante jawab Rara.
Saat yang bersamaan terdengar lonceng kecil di depan pintu, sontak saja mereka berdua menoleh dan mendapati senja sedang melangkah menghampiri mereka.
"Hai semuanya!' sapa Senja ramah dengan senyum yang mempesona sambil Melambaikan tangan, wajahnya nampak begitu ceria.
"Wah..wah...wah..sepertinya kita dapat kabar baik nih," kata tante Rere ketika melihat binar di mata senja yang tampak berkilauan.
“Iya Tante, Alhamdulillah ..aku sudah sah jadi bintang iklan!” ujar senja dengan nada ceria.
Tante Rere tersenyum penuh dukungan.“ Iya Tante udah tahu, tapi ngomong-ngomong kamu masih mau nggak ikutan pemotretan, rencananya Tante mau bikin katalog nih.”
“Mau dong!” jawab Senja dengan cepat.
"Loh, tapi kan kamu sudah janji sama Saka untuk nggak ikut pemotretan lagi? '' tanya Rara dengan ragu.
“Biarin aja! Aku kan cuman disuruh jaga kelakuan, agar enggak bikin malu keluarganya dia, dan selama aku nggak ngapa-ngapain aku rasa aman kok.’
"Iya benar," Sahut tante Rere,"kamu jangan lewatkan kesempatan ini Senja, karena nggak Semua orang bisa punya kesempatan seperti kamu,baru sekali pemotretan sudah ditawari jadi bintang iklan karir kamu itu melesat seperti roket jadi sayang kalau kamu sia-siakan. "
Senja tersenyum dan mengganggu patuh. “Iya Tante,” Ujarnya sambil menarik kursi dan duduk bersama mereka.
Mereka bertiga kembali membicarakan tentang postingan tante Rere yang mendapat respon sangat bagus dari netizen.
Mendengar cerita tante Rere, Senja semakin semangat untuk melanjutkan karirnya, meskipun begitu Ia tetap membantu Rere mengerjakan kotak souvenir hingga jam kerja berakhir, dan pulang di sore hari dengan Rara yang mengantarnya pulang.
***
Motor Rara berhenti di depan rumah. Senja turun lalu melambaikan tangannya. “Makasih, ya Ra! Hati hati di jalan.”
“Oke, kamu juga hati hati, ya. Hati hati, pasti ada yang sedang menunggu di dalam,” goda Rara sambil melirik mobil Saka.
Senja tersenyum. “Tenang saja, dia gak gigit kok.”
“Iya, paling juga kamu di banting di atas tempat tidur terus di tind… , ops.. “ Rara langsung menutup mulutnya, Pura-pura takut keceplosan. "Ya udah deh… aku pulang dulu ya. Dadah… “
Senja membalas lambaian itu hingga Rara menghilang di kejauhan, setelah itu dia menghampiri pintu.
Ketika pintu terbuka, Saka berdiri dengan wajah yang tegang, tangannya terlipat ke dada. Senja membulatkan bola matanya, jantungnya berdegup kencang. Belum pernah ia lihat sebelumnya kemarahan Saka seperti itu.
“Darimana saja, kamu?” suaranya berat.
Senja menelan ludah. “Aku dari butik tante Rere, Mas.”
“Jangan bohong!” bentaknya.
“Bohong… Aku gak bohong, Mas! Aku memang dari butik tante Rere.”
Saka mendekat lalu tersenyum miring. “Kau menerima tawaran Zein, untuk jadi Brand ambassador produknya.”
“Iy- iya, memang tadi aku ikut rapat.. tapi,.. ‘
“Tidak ada alasan!” Saka memotong ”kau sudah melanggar kesepakatan, untuk itu kau harus dihukum. “ Dengan cepat dan kasar dia menarik tangan Senja lalu menariknya ke kamar.
“Mas lepasin!” Senja berusaha memberontak dan melepaskan diri, tapi tenaga Saka terlalu kuat, ia terseret dan di bawa masuk oleh suaminya itu kedalam kamar Saka.
Lalu Saka mengunci pintu itu dari dalam, yang membuat keduanya terperangkap di kamar tersebut.
Senja gelagapan saat melihat Saka berjalan mendekatinya sambil melepaskan simpul dasnyai. “Mas… kau mau apa?” suaranya bergetar antara takut dan berdebar.
"Mau memberikan hukum yang pantas untuk wanita nakal seperti, mu," Ujarnya sambil tersenyum menyeringai.