NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:800
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Forsaken Knight Sir Rowen

[Dungeon 3-6 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Kalahkan Boss Musuh]

[Forsaken Knight – Sir Rowen]

Forsaken Knight secara umum dapat dilawan oleh Lukasz seorang diri meskipun dalam kesulitan seperti yang terjadi di Dungeon 3-3 dimana Lukasz memenangkan duelnya meskipun dengan keadaan yang sangat terdesak.

Namun, kali ini berbeda, selain ini adalah bos Dungeon ini, Forsaken Knight yang kita lawan kali ini memiliki nama yang merupakan peningkatan di kekuatannya dan berada dalam level yang berbeda daripada sebelumnya.

“Sudah lama sekali ada penantang disini!” dan yang lebih parahnya, dia bisa berbicara, meskipun dengan suara yang sangat serak.

“Forsaken Knight Sir Rowen,” ucapku ke monster tersebut, mungkinkah dahulunya dia adalah mantan Ksatria yang telah menjadi Forsaken di Kerajaan ini.

“Aku tidak tahu siapa Forsaken maksudmu! Tapi namaku benar, akulah Sir Rowen von Verde. Kesatria Bangsawan Penjaga Area Benteng Pertahanan ini!” ucapnya yang kemudian menyarungkan pedangnya dan duduk di salah satu kursi disana.

“Apakah kalian ingin mendengarkan ceritaku para tamu?” tanyanya pada kami, tentu saja kami merasa bahwa ada yang tidak beres, terutama saat didalam game tidak ada yang namanya Sir Rowen atau siapapun dan tidak pernah ada kejadian seperti ini.

“Tidak per!” ucap Lukasz sebelum kupotong.

“Tidak apa Lukasz, sebelum kita dapat bertarung dengannya, lebih baik mendengar ceritanya,” ucapku ke Lukasz yang dibalas oleh tatapan tidak percaya oleh seluruh orang disini.

“Anda sudah gila Yang Mulia?” tanya Adeela.

“Pasti Dungeon ini mempengaruhi anda Yang Mulia!” jawab Maria.

“Sudah kuduga Yang Mulia telah menjadi gila!” ucap Michelle.

“Mengapa kita harus mendengarnya Yang Mulia?!” tanya Lukasz padaku.

“Kedengarannya gila, tapi ini untuk menguak kebenaran Kerajaan ini,” ucapku membalas seluruh pertanyaan mereka sebelumnya.

“Siapa tahu kita menemukan potongan misteri untuk kebenaran yang telah terjadi 600 tahun yang lalu tentang Kerajaan ini,” ucapanku mendiamkan mereka semua. Tentu saja aku berharap ini bukanlah jebakan dan informasi untuk kami mengenai Kerajaan ini sehingga kami bisa mencapai ke babak akhir dan menemukan rahasianya.

“Tapi kalian harus tetap waspada, bagaimanapun ini masih wilayah musuh,” ucapku pada mereka sebelum menoleh ke tempat Sir Rowen berada.

“Cerita apa yang anda miliki Sir Rowen?” tanyaku padanya yang terlihat sinar kebiruan memancar dari kedua matanya.

“Duduklah kalian semua, ini adalah cerita tentang masa keemasanku dahulu,” ucapnya yang menyuruh kami duduk di beberapa kursi di depannya,”

Aku duduk terlebih dahulu diikuti oleh seluruh anggota timku yang duduk dengan perasaan yang bercampur aduk.

“Dengarkanlah ceritaku ini!” ucapnya pada kami berlima.

Kami mendengarkan ceritanya selama kurang lebih 20 menit tentang masa keemasannya dalam menjaga pertahanan benteng dan penyerangan ke pasukan penghianat Kerajaan Amberwater, tidak ada berita yang lebih menarik tentang kejadian 600 tahun yang lalu, hingga dia menceritakan tentang Grim King atau sebutan lain dari Raja Iblis.

“Lima ratus tahun telah terlewat setelah terbentuknya Kerajaan Amberwater, sebuah masa dimana dapat disebut Kejayaan Kerajaan ini. Jika aku ingat Rajanya masih Yang Mulia Cristopher Lunaceus vi Amberwater jika aku tidak salah. Seorang raja yang berbeda dengan raja-raja sebelumnya.”

“Penganut kepercayaan yang tidak terlalu kental, dia lebih percaya dengan perkembangan sihir dan teknologi daripada kepercayaan terhadap Tuhannya,” ucap Sir Rowen.

“Nona yang disana, dari pakaianmu, kau itu Biarawati?” tanya Sir Rowen ke Maria yang terlihat mengenakan aksesoris Biarawatinya.

“Dulunya saya adalah biarawati,” Sir Rowen hanya mengangguk dan melanjutkan ceritanya.

“Aku dulunya adalah salah satu Kesatria di Royal Army dan setelah peperangan melawan para Aliran sesat, kami berhadapan dengannya, Grim King!” ucapannya membuatku yang sebelumnya mengantuk langsung tersadar saat mendengar nama Grim King.

“Grim King dengan kekuatan dari Nameless God memiliki kekuatan yang tidak ada bandingannya. Jangankan untuk para tentara, para Kesatria pilihan Royal Army juga dapat dihancurkan dengan mudah.”

“Raja Cristopher mengerahkan seluruh kekuatan sihir bersama seluruh Royal Mage berhasil menyegel Grim King dengan sangat susah payah, namun pada akhirnya, seluruhnya sia-sia.”

“Salah satu orang yang dapat selamat adalah aku dan pasukanku. Kami menjaga tempat ini yang diserang oleh pengikut Grim King. Entahlah apa yang terjadi setelahnya, seluruh ingatanku buyar, aku tidak mengingat yang telah terjadi sebelumnya,” ucap Sir Rowen yang membuka helm tempurnya.

Wajahnya terlihat menghitam di beberapa titik, namun masih memperlihatkan wajah manusia tua yang memiliki beragam bekas luka. Rambutnya panjang berwarna abu-abu dengan janggut dan kumis yang juga berwarna abu-abu.

“Jadi Grim King menang dan berhasil mengalahkan Raja Christopher?” tanyaku padanya.

“Hahaha! Tidak ada yang dapat mengalahkan Raja Christopher nona muda!... atau mungkin iya...” ucapnya merasa tidak yakin dengan yang ia katakan sebelumnya.

“Lalu dengan Kerajaan ini, apakah yang menyebabkan Kerajaan ini tenggelam di dasar Laut Hitam Kematian?” tanya Lukasz sekarang padanya.

“Laut Hitam Kematian? Tidak pernah ada laut seperti itu, dan apa kau pikir tempat ini tenggelam? Jika iya dimana air laut disini? Tidak, tempat ini tidak tenggelam,” balasnya pada kami sambil menggerakkan tangannya mencoba meraih air laut yang memang tidak ada.

“Itu karena sihir yang menyelimuti Kerajaan ini Sir Rowen, Sihir ini mencegah segala sesuatu memasukinya, bahkan air laut yang menyelimuti Kerajaan ini,” ucap Michelle mencoba menjelaskan ke Sir Rowen.

“Ah Sihir ya, sesuatu yang tidak pernah ku kuasai, mungkin ini juga kehebatan Yang Mulia Cristopher,” ucapnya kembali menyanjung raja sebelumnya.

“Jadi apa yang anda lakukan disini Sir Rowen?” tanyaku padanya.

“Sebagai Kesatria, aku akan terus menjalankan perintah Rajaku dengan menjaga benteng ini dari serbuan monster dan para musuh kami!” ucapnya yang kini berdiri, kami ikut berdiri juga dengannya.

“Tidakkah anda sadar sesuatu Sir Rowen?” tanyaku lagi padanya.

“Tidak pernah ada serangan monster lagi kemari,” ucapanku menyadarkannya.

“Tidak pernah ada lagi musuh Kerajaan Amberwater yang menyerang, baik itu dari para aliran sesat ataupun dari Grim King,” tambahku makin menyadarkannya sesuatu.

“Bahkan Kerajaan Amberwater telah menghilang sejak 600 tahun, Kerajaan ini kalah dalam perangnya melawan Grim King,” dia terdiam, tidak percaya dengan yang telah kukatakan sebelumnya.

“Ini tidak mungkin Rajaku pasti masih hidup dan selamat!” ucapnya padaku.

“Aku tidak mengetahui yang terjadi pada Raja Christopher, tapi tidak mungkin manusia bisa hidup selama 600 tahun,” ucapanku membuatnya melihat kami seakan tidak percaya akan apa yang telah terjadi.

“Tidak mungkin! Kalian bukan dari Amberwater?” tanyanya padaku.

“Kami dari Andalusia Sir Rowen,” ucapku padanya.

Dia terlihat tidak percaya dengan apapun yang terjadi, bahkan seperti tidak mau menerima kenyataan bahwa Kerajaannya telah tenggelam kedalam dasar Laut.

“Jadi siapa yang sebenarnya aku lindungi?” tanyanya sebelum melihat sebuah cermin di ruangan ini. Ia melihat wajahnya yang menunjukkan tanda-tanda dia menjadi salah satu dari musuh yang selama ini dia perangi, Forsaken dan Damned.

“Aku ini Forsaken?” tanyanya sebelum mengintip kedalam zirahnya dan melihat tubuhnya telah menjadi salah satu dari Forsaken.

“Oh Tuhanku! Mengapa engkau begitu kejam kepada hambamu ini,” ucapnya sebelum berbalik dan melihat kami yang telah bersiap dengan senjata kami masing-masing.

“Kalian tahu kalau aku ini adalah Forsaken?” tanyanya pada kami. Kami menjawa dengan mengangguk padanya.

“Siapa saja kalian, aku akan mengingatnya,” tanyanya pada kami.

“Michelle, seorang penyihir”

“Maria, seorang penyihir suci”

“Adeela Braveheart, Putri Count Braveheart”

“Lukasz Valentine, Kesatria Andalusia”

“Dan aku, Verxina Cheval, Putri Pertama Kerajaan Andalusia,”

Kami memperkenalkan diri kami masing-masing sebelum memasang kuda kuda bertarung saat berhadapan dengannya yang mengambil kembali helmnya.

“Baiklah, aku mohon bunuhlah diriku, bebaskan aku dari penderitaan ini,” ucapnya sebelum memakai helmnya, lubang matanya menyala kembali.

“Sir Rowen von Verde, Kesatria Royal Army Kerajaan Amberwater, bersiaplah kalian semua!” ucapnya dan dia meraung seperti Forsaken lainnya dan melesat menuju kami dengan pedangnya.

Tebasan pedang dari atas kebawah dengan kekuatan penuh diluncurkan Sir Rowen, Lukasz menerimanya dengan dua tangan. Kekuatan serangan Sir Rowel sangat kuat sehingga lantai tempat pijakan Lukasz membuat sebuah kawah kecil akibat dorongannya.

Tidak mau kalah dengan mereka, aku menyerang maju dengan dua tebasan ke perut Sir Rowel yang dia tahan dengan perisai bulatnya. Dia menoleh ke arahku dan mendorongkan perisainya, membuatku terpukul mundur beberapa langkah. Lukasz juga ditendang setelahku hingga terpental beberapa langkah olehnya.

Maria dan Michelle melontarkan sihir api mereka bersamaan kearah Sir Rowel selama beberapa detik lamanya. Api yang mereka lontarkan sangat panas hingga membuat lantai memerah dan barang-barang disekitarnya hangus terbakar. Setelah api berhenti, Sir Rowel terlihat baik-baik saja hanya perisainya yang mulai meleleh habis terbakar.

Dia melemparkan perisainya yang rusak ke samping dan berlari menuju Maria dan Michelle. Maria langsung membuat sihir pertahanannya yang ikut ditahan bersama Michelle dan Adeela. Sebuah serangan mampu merontokkan sihir perisai Maria, namun serangan kedua tidak berhasil dilancarkannya saat anak panah Adeela mengenai lingkaran matanya, menyebabkan dia terdorong mundur mencoba mencabut anak panah tersebut.

Lukasz terlah berada di kanan Sir Rowel dan aku berada di sisi kiri Sir Rowel. Lukasz mengincar leher sementara aku mengincar kakinya. Betapa terkejutnya kami saat serangan kami tidak mengenainya. Dia melompat seperti terbaring, bersamaan dengan itu, dia menendang Lukasz kembali dan memukulku dengan tangannya.

Adeela melompat dan meluncurkan anak panah sihirnya yang berhasil menancap di beberapa titik zirah Sir Rowel. Sir Rowel hanya menarik keluar anak panah sihir tersebut dan menatap Adeela kembali.

Sebelum dia dapat melesat ke Adeela, sihir api dan petir Michelle dikeluarkan secara bersamaan, meledakkan Sir Rowel dan segala sesuatu di sekitarnya. Agar kami baik-baik saja, Maria kembali membentuk sihir perisai ke kami, melindungi kami dari ledakan besar.

Sir Rowel terlihat melemah setelah serangan tersebut, zirahnya mulai terkelupas, helmnya telah rusak, dan wajahnya penuh luka bakar dari serangan tersebut. Dia tertawa dan menghela nafas panjangnya.

“Aku akui, kalian lebih kuat dari yang aku pikirkan, tapi apa itu cukup untuk mengalahkanku?” tanyanya sebelum Adeela menghujaninya dengan anak panah sihir, Michelle dengan sihir petir, dan Maria dengan sihir apinya.

Tidak puas dengan itu saja, aku dan Lukasz juga melemparkan sebuah tombak yang menembus tubuhnya dan meledak kembali. Sir Rowel terlihat telah terkoyak di berbagai bagian tubuhnya masih tidak tumbang. Dia berbalik melihatku dan Lukasz, pedangnya dia arahkan ke kami dan menyerang kami untuk terakhir kalinya.

Aku seperti melihat pedangnya mengeluarkan api merah yang akan menghancurkan apapun di hadapannya. Lukasz datang kedepanku dan menahan serangan itu. Aku juga ikut menahan serangan kuat itu. Serangannya sangat kuat membuat kami terdorong kebawah, lantai juga kembali menjadi sebuah kawah. Aku dan Lukasz berteriak sembari mengangkat pedang keatas perlahan dan dalam hitungan ketiga menghentakkannya bersamaan, mendorong Sir Rowel kebelakang dan menuntaskannya dengan sebuah penggalan di kepalanya.

“Terima kasih,” ucapan terakhirnya sebelum ia menutup kedua matanya dan menghilang perlahan seperti sebuah debu. Pintu di seberang terbuka, menandakan kami berhasil mengalahkannya di pertarungan singkat yang sangat menguras tenaga kami.

Kami berlima tertunduk lelah dan berbaring sejenak setelah melawannya. Satu persatu kami tertawa setelah mengalahkan kekuatan yang begitu dahsyat.

“Kalian baik-baik saja?” tanyaku yang mengelus bagian wajahku yang agak memar setelah terpukul.

“Aman Yang Mulia!” ucap Adeela yang kedua tangannya gemetaran.

“kehabisan kekuatan sihir Yang Mulia, tapi secara umum saya baik-baik saja!” ucap Michelle dan Maria yang saling bersandar antara satu sama lain.

“Lukasz?” tanyaku padanya.

“Selain wajah dan tangan kiriku yang kaku Yang Mulia, baik-baik saja,” ucapnya padaku.

“Ya, aku akan merasakan sakit ini setelah bangun besok pagi,” ucapku mencoba bangkit sendiri, namun Lukasz berpikir hal yang lain dengan menggendongku.

“Katanya tanganmu kaku Lukasz?” tanyaku padanya, kaget dengan gerakannya tiba-tiba.

“Memang kaku Yang Mulia, tapi aku masih bisa menggerakkannya,” ucapnya padaku.

“Apa mereka memang seperti itu?” tanya Adeela berbisik ke Maria dan Michelle.

“Iya dan anda akan terbiasa melihatnya,” ucap Maria pada Adeela.

Kami berhasil mencapai wilayah safezone selanjutnya sebelum ke Dungeon 4 Taman Misterius. Sebuah zona penuh dengan misteri bahkan di game. Kami pergi dari tempat ini setelah mencapai batu teleportasi kembali. Hari telah berubah menjadi hampir malam hari disini, kami benar-benar kesana cukup lama kali ini.

“Yang Mulia! Ikuti saya ke Pemandian Air Hangat!” aku baru ingat kembali saat Adeela mengatakan pemandian air hangat.

“Sebuah hal yang bagus itu adikku! Apa yang kita tunggu ayo kita meluncur kesana!” ucapku ke seluruh orang disini.

“Lukasz, bawa Elano dan Alessandro jika mereka mau ikut juga,” Perintahku ke Lukasz yang langsung ditanggapi dengan iya oleh Lukasz.

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!