NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:731
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Aku Fresha atau Sha?

Fresha terus melangkah tanpa arah, hingga tiba di sebuah rumah tua yang tampak terbengkalai. Rasa penasaran mendorongnya masuk. Di dalam, ia menemukan sebuah ruangan dengan tabung kaca besar berisi sosok Sha yang terluka, membeku dalam cairan.

Di sampingnya, berdiri Fresha berkacamata. "Itu kamu dua puluh tahun lalu," kata Fresha berkacamata, menunjuk ke arah Sha di dalam tabung. "Baru ditemukan dalam keadaan koma. Ini adalah proses pengobatan."

Fresha, atau Sha, menatap dirinya yang terluka dengan tatapan nanar. Ia lalu menoleh ke samping, melihat Fresha berkacamata berbaring di samping Sha yang koma. Kabel-kabel rumit menghubungkan keduanya.

"Itulah proses perpindahan memori Fresha ke Sha," kata Fresha berkacamata, suaranya lirih namun jelas. Ia masih berbaring di samping Fresha atau Sha, seolah menjadi bayangan dari masa lalu.

Tiba-tiba, Fresha berkacamata menghilang, memudar menjadi ketiadaan. Fresha, atau Sha, memejamkan mata, merasakan sensasi aneh menjalar di tubuhnya. Ketika ia membuka mata, ia tidak lagi berada di rumah tua itu.

Fresha berbaring di tempat tidur rumah sakit, ruangan itu terang dan bersih. Di sekelilingnya, ia melihat wajah-wajah yang familiar, seperti Bibi Klara, dan Lidia, mamanya Fresha. Mereka menatapnya dengan tatapan lega dan penuh kasih sayang.

Lidia melihat Fresha membuka mata, air mata terus mengalir di pipinya. Ia segera memeluk Fresha erat-erat, menyalurkan rasa lega dan kekhawatiran yang selama ini membebani hatinya.

"Akhirnya kamu sadar, Nak. Mama khawatir sekali," kata Lidia lirih, suaranya bergetar menahan tangis.

Fresha membalas pelukan mamanya dengan lemah. "Maaf, Ma. Lagi-lagi aku tak sadarkan diri," ucapnya dengan suara serak.

Ia mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang telah terjadi. "Aku tak ingat apa yang terjadi?" tanyanya, merasa bingung dan linglung.

Bibi Klara, yang sedari tadi berdiri di samping tempat tidur, segera menjelaskan. "Non Fresha, setelah kembali dari syuting video klip, pingsan di sofa tamu. Badan Non Fresha panas sekali, saya langsung telepon ambulance. Non Fresha pingsan selama 3 hari."

Mendengar penjelasan Bibi Klara, ingatan Fresha mulai berputar. Ia teringat akan perjalanan mimpi yang aneh dan menakutkan, tentang rumah tua, tabung kaca, dan sosok Sha yang terbaring tak berdaya. Ia juga teringat akan Fresha berkacamata yang menjelaskan tentang perpindahan memori.

Namun, semua itu hanya ia simpan dalam hati. Fresha memutuskan untuk tidak menceritakan apa yang telah ia lihat dan ketahui kepada siapa pun. Ia ingin menyakinkan dirinya sendiri bahwa ia adalah Sha, dan ia akan menyelidiki semuanya sendiri, tanpa melibatkan orang lain. Ia merasa, ini adalah perjalanannya, dan ia harus menghadapinya sendiri.

Malam itu, hujan kembali menyapa kota, membasahi jalanan dan merayapi jendela kamar Fresha. Di tengah suara gemericik hujan yang menenangkan, pikirannya justru berkecamuk. Ia kembali memikirkan tentang kebenaran identitasnya, tentang dirinya yang mungkin adalah Sha.

Namun, ada satu hal yang mengganjal di benaknya. Mengapa setiap kali hujan turun, yang muncul dalam ingatannya adalah pelukan hangat mamanya, Lidia? Jika ia benar-benar adalah Sha, seharusnya kenangan yang muncul adalah kenangan bersama Moms Fatma, ibu kandungnya.

Keraguan kembali menghantuinya. Apakah mungkin ia salah? Apakah mungkin ia bukan Sha, melainkan Fresha yang sebenarnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, membuatnya semakin bingung.

Kerinduan yang mendalam pada pelukan mama Lidia mendorong Fresha untuk bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan perlahan menuju kamar mamanya, berharap dapat menemukan ketenangan di sana. Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk pelan.

"Masuk, Nak," sahut Lidia dari dalam kamar.

Fresha membuka pintu dan tersenyum lembut. Pemandangan yang menyambutnya adalah Lidia yang sudah membentangkan tangan, siap memeluknya dengan penuh kasih sayang. Tanpa ragu, Fresha berlari ke dalam pelukan mamanya, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang selalu ia rindukan.

"Mama kok tau, Fresha kangen mama?" tanya Fresha, menyandarkan kepalanya di dada Lidia yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.

Lidia mengusap-usap kepala Fresha dengan lembut. "Mama, mama tau kebiasaan anak mama. Manja waktu hujan deras," ucapnya dengan senyum penuh kasih.

Lidia meceritakan tentang masa kecil Fresha, menceritakan berbagai kejadian lucu dan mengharukan yang mereka alami bersama. Saat Lidia bercerita, ingatan Fresha seolah terpanggil. Ia melihat gambaran-gambaran masa lalu yang sesuai dengan cerita Lidia, seolah ia benar-benar mengalami semua itu.

Melihat dan merasakan ingatannya sendiri selaras dengan cerita Lidia, keraguan mulai menghantuinya. "Apakah mungkin mimpi itu salah?" tanya Fresha di dalam hati,

"Apakah mungkin ia benar-benar Fresha" dan bukan Sha yang memiliki memori Fresha?" tanya Fresha lagi di dalam hati.

Kebingungan dan pertanyaan-pertanyaan itu semakin membebani pikirannya, membuatnya semakin sulit untuk mempercayai apa yang di mimpinya kemarin.

Fresha yang merasa nyaman dalam pelukan Lidia akhirnya tertidur lelap. Pagi harinya, ia terbangun dengan perasaan segar, namun ia menyadari bahwa ia telah kesiangan. Mamanya sudah tidak ada di sampingnya, dan Fresha menduga bahwa Lidia sudah berangkat kerja.

Setelah selesai mandi, Fresha keluar dari kamar mamanya. Karena sudah pukul sembilan pagi, ia memutuskan untuk tidak masuk sekolah dan langsung menuju ruang makan. Di meja makan, sudah tersedia roti dan susu yang siap disantap.

Saat Fresha sedang menikmati rotinya, ia mendengar suara orang memasak dari dapur. Ia mengira bahwa itu adalah Bibi Klara yang sedang menyiapkan sarapan.

"Ini dia nasi goreng spesial untuk anak mama tersayang," kata Lidia sambil menyajikan sepiring nasi goreng di hadapan Fresha.

Fresha terkejut dan bingung. "Kok, Mama? Mama enggak kerja?" tanyanya.

"Mama mau libur, untuk menemani anak mama yang baru sembuh," jawab Lidia sambil duduk di hadapan Fresha.

Fresha merasa sangat senang mendengar jawaban mamanya. ia segera menghampiri Lidia dan memeluknya dari belakang. Fresha dan Lidia tersenyu,m manis, menikmati momen kebersamaan yang hangat dan penuh kasih sayang.

Fresha dan Lidia menghabiskan hari itu dengan melakukan berbagai kegiatan rumah bersama. Mereka membersihkan rumah, memasak makanan kesukaan mereka, menonton film bersama, dan bercanda tawa sepanjang hari. Mereka ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk mempererat hubungan mereka dan menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan.

Sementara itu, di sekolah, Zheshe sedang berpikir keras di kelasnya. Ia merasa bingung dengan situasi yang sedang ia hadapi.

"Aku harus memanggil Fresha dengan sebutan apa?" gumamnya dalam hati. "Jika Fresha adalah sahabatku, maka aku harus memanggilnya dengan namanya. Tapi jika bukti-bukti itu benar dan Fresha adalah Tante Sha, maka aku harus memanggilnya dengan sebutan 'Tante'."

Zheshe merasa dilema. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Fresha, namun ia juga tidak ingin bersikap tidak sopan jika Fresha benar-benar adalah tantenya. Ia harus mencari cara untuk menyelesaikan kebingungannya ini.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!