NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga / Tamat
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap Manis Azhar

Sudah sebulan semenjak Azhar membuka warung, dia mulai tidak menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh developer untuknya.

Dia juga memberi alasan yang bijak sana. Sehingga sang developer memberikan Azhar keringanan. Seraya masih berharap, jika nanti setelah Tari melahirkan, Azhar bisa kembali bekerja sebagaimana mestinya.

"Ikannya, mau dibawa kemana bang?" Tari melihat Azhar sedang menimbang ikan, dan di campuri dengan beberapa jenis.

"Ini, mau abang sedekahkan untuk para janda, yang ekonominya berada di bawah kita," balas Azhar.

"Tapi, ini masih pagi bang, dan ikan-ikannya,"

"Bersedekah itu, tidak melulu dengan barang yang tinggal dik, ada baiknya bersedekah dengan sesuatu yang paling bagus," jelas Azhar. "Lagipula, dengan bersedekah, rezeki yang kita peroleh akan semakin berkah," lanjut Azhar.

"Baiklah, siapa yang mengantarkannya?"

"Kamu aja, sanggup? Karena abang gak mungkin menemui janda, yang mana tidak ada laki-laki lain di rumahnya, takut terkena fitnah," kekeh Azhar.

Tari mengangguk seraya tersenyum, bangga, dan juga merona.

Hampir setiap hari, ikan-ikan yang ada habis tak bersisa. Sedangkan sayur-sayuran, jika tinggal Azhar membagikannya pada pelanggan ataupun para tetangganya.

Pernah satu hari, Tari ke rumah Rohani untuk menyerahkan sayuran yang masih layak pakai. Cuma dia agak sedikit layu, karena terkena terik matahari.

Dan Rohani dengan pongahnya mengatakan jika ia tidak level makan sayuran sisa.

Maka sejak itu lah, baik Azhar ataupun Tari melewatkan Rohani sebagai targer untuk memberikan sayuran gratis.

"Ikan bawal nih, berapa?" Rohani sedang melihat-lihat ikan dalam fiber berisi es batu.

"Yang itu, satu kilonya empat puluh ribu bu Rohani," sahut Azhar ikut berjalan mendekati Rohani.

"Mahal ya, kemarin-kemarin aku belinya tiga lima loh," cibir Rohani.

"Kemarin-kemarin, disini juga tiga lima bu, namun karena beberapa hari ini, harga ikan memang sedang naik," Azhar menyahut dengan sabar.

"Ya udah, aku mau satu kilo," lanjut Rohani kembali memilah ikan yang ingin di belinya.

"Lainnya, apa lagi bu?" tanya Azhar menyerahkan ikan yang udah di timbang pada Rohani.

"Aku mau beli kunyit bubuk, sama bawang putih setengah kilo," ujar Rohani, mengambil plastik yang udah di sediakan oleh Azhar. "Eh, tidak, satu kilo aja," ralat Rohani.

"Aku memang gini, gak biasa belanja dengan jumlah sedikit. Karena kebiasaan. Makanya, jika di jumlahkan uang ku habis jutaan dalam satu bulan. Beruntung, aku punya anak yang mau memberi uang untuk emaknya tanpa pamrih," cerocos Rohani, sedang memilah bawang putih.

"Alhamdulillah, memang seharusnya begitu," Azhar menanggapi dengan tulus.

"Oya, Tari mana? Kok gak kelihatan?"

"Tari di rumah, lagi istirahat. Akhir-akhir ini, pinggangnya sering sakit," sahut Azhar.

Rohani tersenyum sinis, "Kalo bawaan malas, ada aja alasannya. Beda sama Andin, dia bahkan masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah, kala umur kandungannya memasuki usia sembilan bulan," puji Rohani.

Azhar hanya tersenyum, tidak menanggapi ucapan Rohani. Karena takut, jika itu akan menjadi lebih panjang lagi.

Setelah selesai belanja, Rohani pulang ke rumah dengan membawakan jajanan wafer untuk cucunya yang udah memasuki usia enam bulan.

"Ini cu, nenek bawakan kamu jajanan," ujar Rohani setelah meletakan belanjaannya di dapur.

"Apa itu nek? Wah, tapi cucu nenek belum boleh makan wafer, karena aku baru mulai mpasi," sahut Andin menirukan suara bayi.

"Kamu ini gimana sih jadi ibu? Ini gak boleh, itu gak boleh," hardik Rohani jengkel.

"Ya, bayi memang belum bisa di beri jajan sembarangan mak, mak pasti gan mau cucunya kenapa-napa kan?" Andin masih bersabar mengahadapi mertuanya.

"Dulu emak umur saat Amar atau abangnya lahir, langsung emak suapin pisang, gak apa-apa tuh, buktinya Amar masih hidup sampai sekarang, sehat pula," balas Rohani mencibir.

"Aku juga begitu, tapi zaman udah berubah. Dan ilmu itu terus di upgrade mak. Dan kalo emak memang ingin memaksa Anisa memakannya,silahkan. Tapi jika Nisa kenapa-napa, jangan salahkan aku, jika aku berani mencoblos emak ke penjara, dengan pasal percobaan pembunuhan berencana, dan itu hukumannya, bisa hukuman mati," jelas Andin.

Rohani meneguk ludah yang terasa pahit secara tiba-tiba. Menantunya, ternyata lebih menakutkan dari pada siapapun.

"Ya udah, terserah kamu," balas Rohani mengalah

Rohani meninggalkan Andin yang sedang berada di ruang tamu, dia buru-buru masuk kamar dan menutupnya dengan keras.

"Dasar edan," Rohani memengangi jantungnya.

...****************...

Hari ini, Amar memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Dia sudah teramat rindu pada istri dan juga buah hatinya.

Karena sejak umur anaknya berusia dua bulan, dia telah kembali ke tempat dimana dia mencari rejeki.

Terhitung, sudah empat bulan dia disini. Mencari rejeki untuk sang buah hati. Dan karena rasa rindu lah, akhirnya Amar memutuskan untuk kembali pulang.

Singkat cerita, Amar telah tiba di kampung halaman. Dia menatap kagum pada warung milik Azhar.

"Wah, sukses ya bang, baru ini, ada warung selengkap ini," ujar Amar setelah sebelumnya dia telah beristirahat di rumahnya.

"Iya, Nisa belum boleh jajan sembarangan ya, jadi uwak gak berani kasih apapun," ujar Azhar menatap Nisa di gendongan Amar.

"Iya, tadi sebelum kesini pun, ibunya telah banyak berpesan, agar jangan memberinya jajan sembarangan," papar Amar.

"Iya, karena kita sebagai orang tua, harus memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita," balas Azhar.

Keduanya terus saja berbincang, sesekali Azhar bangkit untuk melayani pembeli. Dan saat warung sepi, dia kembali duduk di sebelah Amar.

"Bang, sepertinya, Nisa mau mik, aku pulang dulu ya," pamit Amar.

Dan tinggal lah, Azhar seorang diri. Dia memilih untuk merapikan barang-barang di warung, sembari menunggu pelanggan lain datang.

"Ayah, pulang lah, biar aku yang jaga," Daffa datang dengan membawakan gitar di tangannya.

"Tapi, bukannya kamu baru selesai beberes?" tanya Azhar.

Karena hari ini, Daffa tidak sekolah, diakibatkan libur tanggal merah.

"Tak apa, kasihan ibu, mengeluh sakit pinggang di rumah, jadi ayah pulang aja, jaga ibu," perintah Daffa.

Akhirnya, Azhar pulang. Karena sejak pulang dari musala, Azhar sama sekali belum pulang ke rumah, dan untuk sarapan aja, Daffa yang mengantarnya ke warung.

Tiba di rumah, Azhar mendapati Tari sedang berbaring di kamarnya.

"Sakit," keluh Tari, kala melihat suaminya masuk kamar.

"Sini, biar abang pijit dan elus,"

Tari mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mungkin, karena faktor usia kali ya, padahal dulu, saat hamil Daffa, tak terlalu sakit seperti ini," cetus Tari.

"Mungkin karena dia tahu, ayahnya siap menjaga ibunya kapan pun dan dimana pun," balas Azhar mengecup sekilas pipi Tari. "Maaf, karena permintaan ku, kamu bahkan jarang tidur saat malam," bisik Azhar.

Tari diam, dan tersenyum.

1
Zenun
akhir yang bagus kak😍, selalu ada pelajaran yang dipetik
Zenun
Ibu suri😄
niktut ugis
andin kamu emang keren 👍
niktut ugis
minta d ruqyah nech rohani
niktut ugis
emak rohani, anak bujang mu amar juga butuh kehidupan pribadi emang pengen ya amar bunuh diri lagi seperti kakaknya Krn pny emak pelihara sifat sirik dengki culas + matre
Muliana: hehe, makasih ya udah mampir
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa udah tamat aja si rohani
neni nuraeni: 👌 kak othor
total 2 replies
niktut ugis
wah Bu Suryani aku padamu lah 👍😍
Teteh Lia
bintang 5 untuk karya kaka author yang luar biasa. ❤
Muliana: Makasih banyakk ❤️❤️
total 1 replies
Teteh Lia
Terimakasih untuk cerita luar biasa na, kak. 🙏 di tunggu cerita2 selanjut na ❤
Wanita Aries
Udah tamat aja.. dari kisah ini byk hal yg kita ambil dikehidupan nyata.

Semoga masalahnya lekas membaik thor
Zhafran Althaf: semoga ada cerita baru lagi😍😍😍
total 2 replies
Zenun
akhirnya Rohani betul-betul berubah
Teteh Lia
Emak udah beneran berubah. Nda iri atau suudzon lagi .
Teteh Lia
emak rohani beneran udah berubah ini?
Aquarius97 🕊️
nanti dilihat emakmu ngomel loh mar
Aquarius97 🕊️
Haha rasakan rohalus
Aquarius97 🕊️
Tadi bukan anda ya Bu roh /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
berat banget sih emang, lagian ngapain sih Din kamu nungguin roh halus ..sok2an mau nakluin hatinya
Wanita Aries
MasyaAllah bu rohani udh menghilangkan sifat buruknya
Muliana: Iya, walaupun melewati banyak proses. Setidaknya belum terlambat untuk bertobat
total 1 replies
neni nuraeni
mantaaap.. semoga rohani sllu Istiqomah ya thor
Zenun
Nah gitu mak, jahat tu ama pelakor, eeh😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!