NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sosok Khansa

Zidan terus menatap Khansa tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali. Mendengar semua yang dikatakan oleh Khansa, entah kenapa Zidan menjadi penasaran.

“Gue nggak nyangka jika setiap langkah yang lo ambil selalu ada pertimbangan yang matang. Satu bulan kedepan tidak ada yang tahu bagaimana jalan takdir. Apapun hasilnya, mungkin itu yang terbaik,” ucap Zidan.

“Memang benar, tidak ada yang tau bagaimana jalan takdir membawa kita ke masa depan. Tapi, semua bisa diubah dengan pilihan kita sendiri, kecuali kematian. Tidak ada yang bisa menghindar dari kematian yang sudah ditakdirkan. Selain itu, semua tergantung pilihan kita, karena kehidupan kita yang menentukannya. Akankah kita merubahnya atau hanya meratapi.”

Lagi dan lagi, Zidan terkagum dengan perkataan Khansa yang begitu bijak. Satu minggu bersama dengan Khansa membuatnya menyadari pentingnya orang-orang yang berada disekitar kita.

“Lagipula tidak ada yang bisa dipercaya kecuali diri sendiri. Terkadang orang tua yang kita kira sangat memahami kita, nyatanya bisa memberikan luka tanpa disadari,” tutur Khansa yang membuat Zidan terdiam.

“Maksudnya lo nggak percaya sama gue? Lo nggak percaya kalo gue akan mengakhiri hubunganku dengan Naya?”

“Bukan aku tidak percaya, hanya saja aku hanya memikirkan kemungkinan yang terburuk. Jika hal itu terjadi, aku tidak akan terkejut untuk menghadapi kenyataan yang ada. Sejatinya, manusia bukan lah orang yang sempurna, begitu juga denganku. Tanpa sengaja aku pasti pernah menyakiti orang lain, karena setiap manusia tidak luput dari kesalahan.” Khansa menatap Zidan yang juga menatapnya.

Memalingkan wajahnya melihat sebuah bunga yang bermekaran. “Setiap orang memiliki proses untuk mendapatkan hasil yang indah. Kau lihat bunga itu?” Tunjuk Khansa.

“Iya? Lalu apa hubungannya?” tanya Zidan yang tidak mengerti apa yang dimaksud dengan memperlihatkan sebuah bunga yang bermekaran.

“Untuk mendapatkan bunga yang cantik ini pasti memiliki proses yang panjang. Selain itu, kerjasama diantara semua yang terlibat akan membuahkan hasil karena kerja keras bersama. Begitu juga dalam sebuah hubungan. Jika ingin berhasil, kedua belah pihak harus bekerjasama. Jika hanya salah satu, itu akan menyakiti pihak yang mencoba mempertahankan.”

Khansa mendekati tanaman bunganya, menyentuh kelopak yang begitu menawan untuk di pandang.

“Jika kamu hanya menanam tapi tidak merawatnya, dan hanya mengandalkan air hujan dan sinar matahari itu akan percuma. Mungkin tanamannya akan tumbuh begitu juga dengan bunganya. Tapi apa keindahannya bisa dinikmati?” tanya Khansa.

“Tentu saja tidak, karena tanaman itu akan tumbuh liar. Dan mungkin akan merusak yang ada disekitarnya,” jawab Zidan.

Khansa tersenyum. “Itu memang benar, karena itu kita perlu menjaga sebuah hubungan. Aku tahu ini mungkin sulit bagimu, tapi jangan biarkan hubungan ini bisa merusak hubungan yang lain. Karena hubungan ini terbentuk karena bersatunya dari kedua keluarga.”

“Sepertinya aku sudah berbicara terlalu banyak, lebih baik kita masuk sekarang. Apapun hasilnya setelah satu bulan nanti, itu pasti yang terbaik. Dan aku tidak akan menyesali apapun keputusanmu. Aku harap keputusanmu itu dari dalam hatimu. Aku akan menerimanya, kalaupun nanti kamu memilih untuk tetap bersama dengan kekasihmu.”

Khansa tersenyum lalu meninggalkan Zidan yang berdiri mematung. Semua istilah yang Khansa gunakan membuat hatinya bingung untuk memutuskannya.

“Kenapa? Kenapa tuhan memberikan jalan takdir yang seperti ini? Kalau boleh jujur, aku sudah memiliki rasa untuknya. Keteguhan hatinya membuatku merasa tenang. Kata-katanya tidak pernah menghakimi, dan terlalu realistis. Naya… maaf…”

Zidan pergi menyusul Khansa yang sudah masuk ke dalam rumah. Langkahnya terhenti saat sampai di ruang keluarga. Netranya mencari keberadaan Khansa.

“Khansa ada di kamarnya, dia sedang bersiap. Jika nak Zidan mau bisa ke kamarnya,” ucap Farah.

Zidan mengangguk lalu pergi menuju kamar Khansa. Bia ia lihat jika Khanza sedang melipat beberapa pakaian untuk dimasukkan ke dalam koper.

“Apa gue boleh membantu?” tanya Zidan yang langsung melihat ke arahnya.

Tangan Khansa berhenti ketika melihat Zidan duduk di depannya membantu melipat baju-bajunya.

“Tidak perlu, aku bisa melakukannya, lagi pula ini tidak begitu banyak. Aku hanya membawa baju dan beberapa buku,” tolak Khansa.

“Biar gue bantu, biar cepat selesai. Setelah itu istirahatlah, karena perjalanan besok sangat panjang.”

Khansa menatap Zidan yang membantu menatap buku-bukunya. Sejenak kemudian ia menghela nafasnya yang terdengar begitu berat.

Apa aku bisa menjalani hubungan ini? Sepertinya akan sangat sulit baginya untuk memutuskan kekasihnya. Aku tahu ini tidak akan mudah untuknya. Tapi, mau nggak mau aku harus mengambil keputusan untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin diam dan pasrah menerimanya, kata Khansa dalam hatinya.

Begitu banyak pertimbangan untuk membuat keputusan ini, apapun resikonya Khansa sudah mengetahuinya. Bahkan kemungkinan buruk sekalipun Khansa sudah memprediksinya. Yang kemungkinan besar Zidan akan tetap memilih kekasihnya.

“Kenapa?” tanya Zidan yang melihat Khansa melamun.

Khansa melirik ke arah Zidan sekilas, lalu beranjak menuju ke jendela kamarnya. Zidan yang melihat itu merasa bingung. Zidan beranjak untuk mendekati Khansa yang menatap lurus ke arah luar kamar.

“Lo ada masalah? Mungkin ada yang mengganggu pikiran? Lo bisa cerita ke gue.”

“Jika ditanya ada yang mengganggu pikiranku, tentu saja itu ada dan kamu pasti sudah tahu. Kalau kamu bilang ada masalah atau tidak, aku sendiri juga tidak tau. Mungkin saat ini aku sudah masuk ke dalam masalah itu sendiri.”

Entah kenapa aku merasa Khansa gadis yang berbeda. Bukan mau membandingkan, tapi cara berpikirnya sangat dewasa dibandingkan Naya yang selalu terus meminta perhatianku. Dia berbeda, ia selalu mengusahakan untuk dirinya sendiri tanpa meminta bantuanku, batin Zidan yang terkagum-kagum dengan Khansa.

“Tidak perlu dipikirkan, aku hanya merasa terbebani karena sudah masuk ke kehidupan kamu dan mengacaukan masa depan yang mungkin sudah kamu rencanakan.”

Khansa memilih untuk kembali mengemasi barang-barangnya. Meskipun hatinya terasa begitu sangat berat untuk meninggalkan rumah ini.

Kalaupun jika ia melanjutkan pendidikannya, ia tetap akan pergi, namun perasaannya tidak akan sesedih ini. Karena, pada dasarnya memang sangat berbeda. Jika ia kuliah, ia tidak akan pergi sejauh ini, mungkin hanya di kota tetangga.

...* * *...

“Sebenarnya apa keinginan Khansa? Ah iya, Khansa ingin melanjutkan pendidikannya. Jika pak Tama dan bu Farah tidak keberatan, biarkan dia melanjutkan pendidikannya dan menjalankan kewajibannya sebagai istri. Untuk biaya, saya yang akan menanggungnya karena Khansa sudah menjadi bagian dari keluarga.”

“Tidak perlu bu Aish, kami masih mampu untuk membiayai pendidikan Khansa jika memang ia mau melanjutkannya. Apapun keputusan Khansa kami akan selalu mendukung,” ucap Tama.

“Benar, jika Khansa memang ingin melanjutkan pendidikannya, kami yang akan membayarnya,” imbuh Farah.

“Tidak, Khansa sudah menjadi tanggung jawab keluarga kami. Jadi kebutuhan dan keinginannya sudah menjadi tugas kami. Lagipula, saya ingin Khansa membantu bisnis yang sedang saya jalankan.”

“Jika seperti ini, biarkan Khansa yang memutuskan.”

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!