NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Putri Asli Yang Di Buang

Terlahir Kembali Putri Asli Yang Di Buang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Crazy Rich/Konglomerat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:109.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Mikayla, wanita pekerja keras yang telah mengorbankan segalanya demi keluarga, justru terbaring sendiri di rumah sakit karena sakit lambung kronis akibat kelelahan bertahun-tahun. Di saat ia membutuhkan dukungan, keluarganya justru sibuk menghadiri pernikahan Elsa, anak angkat yang mereka adopsi lima tahun lalu. Ironisnya, Elsa menikah dengan Kevin, tunangan Mikayla sendiri.

Saat Elsa datang menjenguk, bukan empati yang ia bawa, melainkan cemooh dan tawa kemenangan. Ia dengan bangga mengklaim semua yang pernah Mikayla miliki—keluarga, cinta, bahkan pengakuan atas prestasi. Sakit hati dan tubuh yang tak lagi kuat membuat Mikayla muntah darah di hadapan Elsa, sementara gadis itu tertawa puas. Tapi akankah ini akhir cerita Mikayla?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Mikayla

Pagi itu, mentari menyelinap masuk dari celah tirai jendela kamar rawat Mikayla.

Cahaya lembut menerpa wajahnya yang pucat namun perlahan mulai kembali berwarna. Di kursi dekat jendela, Dinda sudah duduk sambil merapikan setumpuk pakaian dan perlengkapan Mikayla ke dalam koper kecil berwarna krem.

"Kay, kamu yakin sudah kuat pulang hari ini?" tanya Dinda, menoleh sekilas sambil melipat baju terakhir.

Mikayla yang duduk di ranjang sambil menarik selimut sampai ke pinggang, tersenyum tipis. "Dokter bilang aku sudah cukup sehat. Lagi pula, aku nggak tahan lama-lama di sini. Bau disinfektan bikin kepala pusing."

Dinda tertawa pelan. "Yang bikin pusing itu bukan bau disinfektan, tapi banyak pikiran, ya kan?"

Mikayla hanya membalas dengan senyum kecil, tak ingin menjawab.

Tiba-tiba, ponsel Mikayla berdering, nada panggilan mengalun pelan memecah keheningan kamar.

"Tring... tring... tring..."

Mikayla menoleh dan melihat layar ponselnya. Nama pemanggil tak tertera. Hanya “Nomor Tidak Dikenal”.

Mikayla mengernyitkan dahi. Jemarinya sempat ragu untuk menekan tombol hijau.

“Siapa, Kay?” tanya Dinda yang masih berdiri tak jauh dari ranjang.

“Nggak tahu, nomor baru.” jawab Mikayla, masih menatap layar.

Karena terlalu lama ragu, akhirnya panggilan itu mati sendiri. Mikayla menghela napas pelan dan hendak memasukkan ponsel ke tas nya.

Dinda melirik sejenak, lalu mengangguk dan tak membahasnya lagi. Namun belum beberapa menit berselang, ponsel itu kembali berdering. Nomor yang sama muncul.

Kali ini, tanpa berpikir panjang, Mikayla langsung menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.

“Hallo?” sapanya hati-hati.

“Hallo, Kayla. Ini aku,” suara pria lembut terdengar dari seberang.

“Siapa?” Mikayla mengernyit.

“Aku, keponakan Bibi Grace. Edward.” jawab suara itu ramah.

Mikayla memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat apa yang katakan Miss Grace beberapa hari yang lalu tentang keponakan nya yang selalu menanyakan dan pertemuan pertama mereka. Mungkinkah.... Seorang pria berkacamata, dengan senyum manis dan tubuh yang agak berisi?

“Ah! Edward! Em… Apakah kamu yang berkacamata dan tubuhmu… gemoy?” tanya Mikayla tanpa sadar, membuat Dinda yang mendengar jadi menahan tawa.

“Gemoy?” suara Edward terdengar bingung tapi geli.

“Ah sudahlah,” Mikayla menahan tawa juga. “Ada apa, Edward? Bukankah kata Bibi Grace kamu akan menjemput ku beberapa hari lagi untuk berangkat ke Paris setelah Identitas baruku selesai?”

“Em… tapi aku sudah ada di Indonesia,” jawab Edward.

Mikayla terperanjat. Ia menatap Dinda sekilas, lalu berdiri pelan dari ranjang. “Apa?”

Edward melanjutkan, “Identitas barumu sudah jadi. Jadi aku akan menjemputmu sekarang.”

Mikayla menahan napas. Bukankah seharusnya proses itu masih berjalan? Siapa yang mengurusnya secepat itu?

“Hallo? Kamu masih di sana?” tanya Edward karena Mikayla terdiam.

“Iya, iya. Tapi Edward… kenapa kamu sudah di sini? Aku belum siap. Aku pikir prosesnya akan lebih lama.”

“Jangan khawatir, aku sudah mengurus nya. Semua dokumen sudah lengkap. Aku datang untuk menjemputmu,” kata Edward penuh keyakinan.

Mikayla semakin bingung. Jantungnya mulai berdetak tak beraturan. Semuanya terasa terlalu cepat.

“Ah… maafkan aku, Edward. Tapi bisa kah… kita tunda dulu? Aku masih perlu bersiap-siap,” ucap Mikayla mencoba terdengar tenang.

Bukan karena apa, ia baru pulang dari rumah sakit, masih perlu mengurus keperluannya, membuat desain untuk toko nya, meminta cuti kuliah, mengurus toko nya dan lain lain. Bagaimana ia bisa langsung pergi, ia harusnya sih juga berpamitan dengan keluarga untuk terakhir kalinya bukan?

Dinda yang melihat ekspresi Mikayla yang termenung langsung mendekat. “Kenapa, Kay?”

Ada jeda sebentar, sebelum Edward menjawab dengan tenang, “Baiklah. Kalau begitu, kalau kamu sudah siap, hubungi aku. Aku akan menginap di Hotel Grand.”

Mikayla mencatat nama hotel itu dalam pikirannya.

“Baik. Terima kasih, Edward,” ucapnya.

“Aku tunggu kabarmu, Kayla.”

Setelah menutup telepon, Mikayla meletakkan ponselnya di atas kasur sambil menarik napas panjang.

Dinda yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama akhirnya menghampiri Mikayla, penasaran.

"Siapa, Kayla? Aku dengar tadi kamu nyebut nama Edward."

Mikayla mengangguk. "Em… dia keponakannya Miss Grace."

"Em, bukankah keponakannya Miss Grace itu fotografer? Aku ingat beberapa tahun lalu waktu kamu dan Miss Grace kolaborasi, dia selalu ada di sana," ujar Dinda, mengerutkan kening, mencoba mengingat lebih jelas.

Mikayla menatapnya kaget. "Kamu tahu tentang Edward?"

"Tentu aja! Hanya saja… bukankah dia yang bertubuh besar dan berkacamata? Yang kayak... culun-culun gitu? Hahaha!" Dinda tergelak.

Mikayla mengerutkan kening. "Bagaimana kamu yakin itu dia?"

"Heh! Kamu lupa ya? Waktu itu Miss Grace sempat ngenalin dia ke kita. Aku nggak bisa lupa, soalnya dia satu-satunya orang yang paling beda dari semua orang di studio. Hahaha."

Mikayla mengangguk pelan. "Ah iya, mungkin benar itu keponakan Miss Grace yang disebut di telepon itu..."

Ia mendesah pelan lalu menatap Dinda. "Em, Din. Kayaknya aku gak jadi ikut kamu pulang ke tempatmu. Aku perlu bersiap-siap dulu. Bisa tolong antar aku pulang ke mansion Wicaksono?"

"Siap, Bos." Dinda mengedip genit. "Jadi, keponakan Miss Grace itu mau jemput kamu ya?"

"Em. Katanya… identitas baruku sudah selesai."

Dinda memekik pelan. "What?! Hei! Kenapa cepet banget? Uuuh, buru amat. Ini pasti ada kekuatan orang dalam… atau uang, ya?!"

"Entahlah, yang ngurusin kan bukan aku, tapi Miss Grace."

"Em… iya juga sih. Ya udah, ayo. Aku juga udah selesai berkemas. Kita langsung jalan aja."

Dinda dan Mikayla berjalan beriringan meninggalkan rumah sakit, mereka melewati pintu depan dan menghilang ke dalam mobil yang sudah menunggu.

Satu jam kemudian, Elsa melangkah diapit oleh Mama Vivi dan Papa Julio yang sedang berbincang bersama. Sementara Nathan, Ryan, dan Kevin, sang tunangan Mikayla dibelakang mereka. Mereka membawa tas perlengkapan Elsa selama dirumah sakit. Elsa tampak cantik dan bersih, sudah berganti pakaian.

“Pasti Kak Mikayla senang, karena aku dan dia akan pulang bersama dan keluar dari Rumah Sakit hari ini!” ucap Elsa ceria.

“Tentu saja!” jawab Nathan.

“Kamu beneran sudah enakan sayang?” tanya Mama Vivi sambil menatap Elsa dengan sayang.

“Em, aku sudah sehat Ma. Kali ini kita harus buat kejutan buat kak Mikayla. Kejadian kemaren kita juga belum minta maaf padanya. Aku juga merasa bersalah.” ucap Elsa dengan penuh dengan merasa bersalah.

“Ah tidak sayang, itu juga salah Mama.”

“Sudahlah sayang, itu juga bukan salahmu.” ucap Papa Julio yang berego tinggi.

“Tapi.. Karena kita, Mikayla juga ikut sakit. Pa. Dan kita juga belum bertemu dengannya sejak kemaren!”

“Maaf ma! Itu salahku, coba jika aku tidak pingsan kemaren setelah dokter itu memberikan keterangan pada kita tentang kak Mikayla, pasti kalian akan menemani dan bertemu dengannya kemaren!”

“Sudah ya salah menyalahkan, kita sudah sampai!” ucap Nathan yang dari tadi menjadi pendengar.

Sementara Ryan dari kemaren hanya diam, karena ia merasa jika Mikayla masuk rumah sakit karena salahnya, tapi ia lupa, meskipun bersalah tapi ia tidak menjaga Mikayla atau meminta maaf, malah menunggu Elsa yang pingsan bersama keluarganya.

Maaf ya, seminggu ini, author sibuk banget 🙏

1
Ucuk siksio Mulyani
sudah hampir 2 minggu blom di lanjut/Cry//Cry/
Suzana Diro
athor bila nak lanjutkan
Lestari Ami'ne Zia
kok g up up
Winda Widiastuti
lama banget up nya
Ty Kurniawan
thor hiatus kah ini
Fitri Heryanti
kak ayo update dong
Aisyah Rahmi
lanjut kak ceritanya
Siti Nur Aisyah
Thor boleh tanya kapan update lagi...seru cerita nya
Ara
up
Ara
kapan up nya thor
TIas Indrawati
kapan up thor. udh enggk sabar
REY ASMODEUS
othornya kasih bawang kebanyakan... nggak kira kira nih ...
SHANDYTA Foe
lama g update
Jeffie Firmansyah
update nya ditunggu 💪 Thor
Jeffie Firmansyah
update nya ditunggu 💪 Thor
ceritanya GG
Maizuki Bintang
bgs
Sribundanya Gifran
kpn up thor
Nitnot
Thooor...jangan lama2 yyyy
Liu Xingsheng, 😈psikopat 💦
sy suka alur ceritanya . bangus banget 🥰
Liu Xingsheng, 😈psikopat 💦
thor update thor bangus novel nya , sy suka alur ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!