Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sejak tadi Maudy terus memperhatikan Ayunda. Gadis yang sangat sederhana. Jelas sekali bukan dari keluarga yang kaya. Jika di tatap dengan teliti Ayunda memiliki paras yang cantik. Namun kecantikannya itu tertutup oleh penampilannya yang biasa.
Apa seperti ini tipe wanita yang Revan suka? Tanya Maudy dalam hatinya.
Maudy memandang Ayunda dan Revan bergantian. Seolah mencari sesuatu di antara keduanya. Tapi sayangnya baik Ayunda maupun Revan tak ada yang mengakui ada hubungan di antara mereka.
Karena memang itu lah kenyataannya.
"Dia adalah seorang mahasiswa yang berprestasi. Berasal dari keluarga yang kurang mampu. Seharusnya dia layak mendapatkan beasiswa, tapi pihak universitas seperti abai." jawab Revan tidak terduga.
Inilah salah satu tujuan Revan menyembunyikan identitasnya. Dia ingin mencari kelemahan dan kekurangan dari pengelolaan kemahasiswaan di universitas milik keluarganya.
Sebelumnya Revan sudah mencari data tentang Ayunda. Ternyata Ayunda sudah empat kali mengajukan beasiswa, namun permohonannya selalu di tolak. Meski syarat yang Ayunda lampirkan telah lengkap dan sesuai.
Ternyata selama ini pihak yang mengelola beasiswa hanya memberikan beasiswa kepada anak dari kerabat atau mahasiswa titipan dari teman-teman mereka.
Rapat tertutup itu akhirnya usai dan sepakat jika berita yang tersebar tentang Ayunda dan Revan tidak terbukti benar.
Ayunda menghela napas lega, sekarang dia bisa tenang datang ke kampus dan menyelesaikan tugasnya.
Seperti biasa pulang dari kampus, Ayunda langsung datang ke Velvet Hotel. Setelah jam kerjanya usai, Ayunda pulang ke apartemen.
Dengan adanya berita tentang dia dan pak Revan, membuat Ayunda berpikir untuk pindah dari apartemen milik dosennya itu. Ayunda tidak ingin ada lagi berita-berita seperti ini di belakang hari. Dia tidak ingin terhubung lagi dengan dosen tampan yang banyak di idolakan para mahasiswi.
Saat Ayunda sedang mengerjakan tugas kuliahnya, tiba-tiba ada yang datang.
"Siapa yang datang?" gumam Ayunda.
Tidak ada yang tau dia tinggal di sini selain pak Revan. Atau teman dosennya yang datang. Batin Ayunda menduga.
Dia tetap diam sampai bel yang berbunyi tadi berhenti sendiri. Dan Ayunda kembali melanjutkan tugasnya.
Namun baru saja Ayunda melihat buku di hadapannya, tiba-tiba saja pintu apartemen terbuka. Dan alangkah terkejutnya Ayunda ketika melihat pak Revan di hadapannya.
Sontak saja Ayunda berdiri dari duduknya. Revan juga terdiam berdiri di tempatnya.
"Pak Revan." sapa Ayunda dengan gugup.
"Saya pikir kamu tidak ada." ucap Revan sambil berjalan masuk.
Ayunda langsung merapikan buku-bukunya di atas meja sofa karena melihat dosennya akan duduk di sana.
Gerakan Ayunda terhenti ketika Revan mengambil salah satu bukunya.
"Ah, maaf pak saya meminjam buku bapak." ucap Ayunda takut karena ketahuan telah lancang mengambil salah satu buku milik dosennya itu yang ada di lemari.
"Saya masih punya beberapa buku dengan topik yang sama. Kamu bisa memakainya sebagai rujukan." Bukannya marah, Revan justru menawarkan kepada Ayunda untuk meminjam buku-bukunya.
"Terima kasih pak." balas Ayunda.
"Mana rangkuman yang sudah kamu buat? Saya ingin melihatnya." kata Revan
"Sebentar pak, saya ambil laptop dulu di kamar."
Dulu Ayunda memang tidak punya laptop. Dia baru membelinya satu bulan yang lalu dari gaji dan hasil jualan kuenya. Sebuah laptop bekas yang sudah usang. Harganya jauh lebih murah tapi masih bisa di pakai untuk mengetik dan mengakses internet.
Beberapa menit kemudian Ayunda keluar dari kamar sambil membawa laptopnya.
"Ini pak." kata Ayunda meletakkan laptop di hadapan dosennya.
Seketika Revan terdiam. Pria itu menatap benda dihadapannya untuk beberapa saat. Dia ragu untuk menyentuhnya.
Astaga, apa benda ini masih berfungsi? Batin Revan.
Tombol keyboard nya terlihat sangat rapuh. Bisa-bisanya tombol itu langsung rontok saat di sentuh.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya