"Selamanya kau hanya akan menjadi wanita penghangat ranjangku, Anna! Segera setelah kau melahirkan anak untukku, aku akan langsung menceraikan mu." Alexander.
"Aku tidak pernah menjebak mu Tuan, kumohon jangan memperlakukan aku seperti wanita murahan." Anna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Episode 20
***
Setelah beberapa saat ...
Alexander menghentikan mobilnya di sebuah pekarangan rumah yang dekat dengan pantai, rumah yang sangat mewah dengan pemandangan luar biasa indah.
"Srak!"
Alexander melepaskan jasnya dan melempar nya ke arah Anna, "Pegang ini dan ikut aku!"
Perintah Alexander membuat Anna langsung menangkap jasnya dan memegangnya dengan hati-hati.
Dia tidak mengatakan apapun tapi dia mengikuti langkah suaminya yang berjalan masuk ke dalam rumah.
Awalnya rumah itu nampak normal, tapi setelah masuk ke belakang mata Anna membulat melihat beberapa wanita seksi sedang tertawa dan beberapa lelaki juga sedang melakukan hal-hal yang dilakukan saat berpesta.
"Tempat apa ini?" Gumam Anna melihat ke segala tempat akan selalu ada pasangan yang nampak menikmati malam itu.
Bahkan di dekat kolam sana, ada beberapa wanita berbikini sedang berenang dan menenggak minuman nya masing-masing.
Saat Anna merasa takut dan sangat khawatir tidak pernah ke tempat seperti ini, dia bisa melihat seseorang yang nampak gagah langsung berseru menyambut suaminya.
"Woooohooo, Alexander sang Tuan muda sudah kembali, kemarilah ... Aku akan menyambut mu dengan minuman terbaik ..."
Liam langsung menepuk pundak Alexander dan memberinya sebuah gelas berisi minuman terbaik dan termahal yang ia punya.
"Haha, kau berlebihan sekali."
Balas Alexander kemudian keduanya duduk di sofa mewah dimana saat keduanya duduk beberapa wanita cantik yang ada disana ikut duduk mepet ke arah mereka.
Nampak menggoda Liam dan Alexander.
"DEG!"
Ketika melihat ada beberapa wanita yang sangat seksi duduk di sisi suaminya dan mereka nampak tersenyum genit menggodanya membuat Anna langsung menunduk.
Dia mengepal tangannya dan hatinya terasa diremas, dia tidak tahu mengapa suaminya mengajaknya ke tempat menakutkan ini tapi dia yakin jika suaminya hanya ingin menyakiti nya lagi.
Mungkin balasan karena membuatnya sampai berbohong di depan Kakeknya tadi.
"Hmmm?"
Liam mengernyitkan keningnya, dia melihat wanita yang sangat cantik dengan pakaian polosnya berdiri sambil memegang sebuah jas.
"Cantik sekali, siapa dia?" Liam sepenuhnya memusatkan perhatian pada Anna, yang semakin menunduk ketika mendengar lelaki asing itu menanyakan tentangnya.
"Hmmm? Dia?" Alexander mengangkat gelasnya dan meminum minuman yang diberikan oleh Liam barusan.
Kemudian dia menatap ke arah Anna dan melanjutkan ucapannya sambil merentangkan tangannya di sofa layaknya dia sedang menggandeng wanita-wanita yang ada di sisi kanan dan kirinya.
"Dia adalah pelayan pribadi ku, Kakek memberinya padaku dan akan melayani ku, karena itulah dia datang kesini bersama ku."
Ucap Alexander membuat Anna terluka lagi, dia tidak berani mengangkat wajahnya dan tubuhnya bergetar dengan sangat hebat.
Jas suaminya dia remas dengan kuat, rasanya dia ingin menghilang saja dari tempat ini.
"Oohh, sepertinya aku pernah melihatnya dulu di rumah Kakekmu, tapi aku tidak ingat dengan kejadian persis nya."
"Hah, tapi pelayan pribadimu cantik sekali, apa dia melayani mu di atas ranjang juga?"
Liam terkekeh kecil, pertanyaan sederhana tapi mampu menginjak harga diri Anna dengan begitu mudahnya.
"HAH!"
"DEG ... DEG ... DEG!"
Nafas Anna semakin berat, waktu terasa berjalan lambat, dia takut dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya.
Dan benar saja ...
"Tentu saja, dia adalah pelayan untuk segalanya, wanita khusus untuk bermain-main." Bisik Alexander tersenyum puas, dia selalu bisa menyakitimu Anna dengan cara yang sangat hebat.
Kemudian setelah dia menghancurkan nya akan ada senyuman di wajahnya seolah dia puas.
Anna terdiam, matanya yang bulat nampak berkaca-kaca, tapi dia mencubit paha nya sendiri, dia tidak ingin menangis, tidak sekarang, tidak di tempat ini.
'Jangan menangis Anna!'
'Jangan berani-berani kau menangis di tempat ini'
Anna menggeram dalam batinnya, dia mengedipkan matanya berkali-kali agar air matanya tidak jatuh membasahi pipinya.
"Hahahaha! Dasar brengsek! Kau tidak ada bedanya denganku!"
Tawa Liam terdengar menggelegar, kemudian dia bersandar dia sofa membiarkan dia wanita cantik yang ada di kiri dan kanannya memeluknya.
Alexander tak mengatakan apapun, dia diam dengan mata yang tajam dan gelap, menatap lurus ke arah Anna, seolah menunggu Anna menangis.
Menunggu air mata yang akan membuatnya merasa puas menyakitinya.
"Pelayan mu cantik sekali, dia tipe ku! Boleh kah dia melayani aku juga Alexander?"
Seorang lelaki lainnya, yang adalah teman Liam datang berdiri tepat di sisi Anna, Anna yang mendengar itu langsung melangkahkan kaki mundur, dia sangat ketakutan.
"Huh?"
Alexander terdiam, matanya menjadi semakin tajam seolah-olah dia merasakan amarah yang tidak bisa ia mengerti.
Dia benci lelaki asing ini datang mendekati istrinya.
"DEG ... DEG!"
Alexander mencengkram tangannya, matanya menjadi sangat tajam dan nafasnya menjadi sangat berat.
Ada amarah yang tidak ia mengerti sedang bergejolak dalam dirinya.
'APA INI?'
'KENAPA AKU MARAH SEKALI?!'
'KENAPA RASANYA AKU INGIN MEMATAHKAN KEDUA TANGANNYA DAN MELEMPAR NYA KE LAUT SANA!'
Geram Alexander merasa aneh, seharusnya dia tidak seharusnya tidak peduli dengan Anna, dia tidak peduli apakah dia disentuh lelaki lain atau tidak.
Seharusnya begitu, tapi tubuh dan hatinya berkata lain.
***
Saat itu lelaki teman Liam Dawn yang sangat tertarik dengan Anna tak menunggu respon Alexander, dia mendekat ke arah Anna yang sudah gemetaran.
"Hey cantik, tidak perlu takut ..."
"Aku mendengar apa yang mereka bicarakan, kau adalah wanita penghibur juga kan? Wanita penghangat ranjang, jadi aku ingin kau melakukannya untuk ku juga."
"Kau benar-benar tipe ku."
Seru lelaki itu membuat Anna menggeleng kepalanya, dia tidak mau dia lebih baik mati jika harus melakukan itu.
"Tidak mau! Aku ... Aku tidak mau!"
Seru Anna melangkah mundur, dia tidak tahu karena terlalu panik dan takut dia melangkah menuju kolam yang cukup dalam.
"Heh, jangan menolak begitu! Walau tidak sekaya Alexander dan Liam, tapi aku tetap kaya, aku bisa membelimu darinya ..."
"Bagaimana, jadilah penghangat ranjang ku juga, ya?"
Lelaki asing ini terus mendekat, mengatakan hal-hal yang menyakiti harga diri Anna.
Anna memeluk jas suaminya seolah menutupi tubuhnya, dia tidak bisa menahan tangisannya karena terlalu takut.
Dia menoleh ke arah suaminya yang masih terdiam tapi suaranya sangat gelap.
"Tuan Alexander, tolong aku ..."
"Tolong aku, aku tidak mau ..."
"Tolong aku."
Anna berteriak, dia menangis dengan sangat pilu, wajahnya pucat karena dia sangat takut.
Dia berseru meminta tolong pada suaminya, tapi Alexander masih diam saja.
Saat melihat itu, Anna terdiam, matanya membulat dengan nanar.
"Aku tahu dia membenciku, aku tahu dia jijik padaku tapi aku tidak tahu jika dia akan memperlakukan aku serendah ini."
"Tolong aku ... Siapapun."
"Tolong aku!"
Anna berseru pelan, memejamkan matanya dan mencengkram kedua tangannya, dia tetap berjalan ke belakang karena lelaki ini masih mendekatinya.
"Kau sangat manis meminta tolong seperti itu, lelaki itu tidak akan menolong mu cantik, jadi berhenti lah melarikan diri dariku."
"Di belakang mu ada kolam yang dalam, kau akan terjatuh jika terus melangkah mundur seperti itu."
Bisik lelaki itu membuat langkah Anna terhenti, hanya sedikit lagi dia akan terjatuh ke kolam, matanya membulat dan dia menjadi tegang.
Dia tidak bisa berenang, saat kecil dia pernah hampir tenggelam di kolam rumah Kakek Arthur, dia sangat trauma dengan kolam renang, jadi Anna tahu jika jatuh ke kolam dia akan tenggelam dan mati.
Anna tahu, tidak ada seorang pun yang akan menolong nya disini, Anna yakin suaminya sama sekali tidak peduli dengannya.
"Hah, akhirnya berhenti juga!"
"Ayo ikut aku, kita akan bersenang-senang ..." Lelaki itu meraih tangan Anna, menggenggam nya erat sekali.
Ketika itu, waktu serasa berjalan sangat lambat, dia menoleh ke arah Alexander yang menatap nya dengan mata birunya yang sangat dingin.
Dengan wajah yang pucat, tatapan yang nanar, Anna seperti memohon sekali lagi dengan ekspresi itu, memohon untuk diselamatkan.
Tapi ...
Tidak ada.
Alexander tak melakukan apapun.
Anna menangis merintih, rasanya sakit sekali, terlalu sakit sampai mau mati.
"Kau keras kepala juga ya." Ucap lelaki asing yang mencengkram tangannya hendak menyeret Anna ikut dengannya.
Tapi saat itu ...
"LEPAS!"
Anna menghempaskan tangan lelaki itu dan melangkah mundur lagi, dia memejamkan matanya dan melepaskan jas mahal suaminya ..
Kemudian...
***
Author : Halo jangan lupa dukung aku dengan cara subscribe dan komen juga like ya, maapkeun aku belum bisa bales komen satu-satu.. 😭
Maacih ya semuanya udah setia baca karyaku, Lope you sekebon jeruk semuanya.. 💗
Alex mbo y ngomong ny baik2 dong , jan seperti itu ,jelas Anna ketakutan karna ngomong kamu selalu membentak gda lembut2 ny 🤪