NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Tamat
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Benteng Klan Liao kini tinggal puing dan asap.

Pasukan bayangan telah dihancurkan. Lu Shengtai tewas. Namun, kemenangan itu bukan akhir—hanya satu pintu dari banyak labirin pengkhianatan yang terbuka.

Di ruang pertemuan darurat yang dibangun di tenda utama luar benteng, Mo Yichen menatap gulungan dokumen yang dibawa Zhao Jin dan Ah Rui. Wajahnya suram, sorot matanya lebih tajam dari sebelumnya.

Wei Lian berdiri di sampingnya, diam. Tangannya masih berbalut perban, namun jiwanya tidak goyah.

“Setidaknya… empat nama besar dalam istana Luoyang yang membiayai pasukan bayangan secara diam-diam,” ujar Zhao Jin dengan suara tegas. “Termasuk—”

“—Mentri Kang,” potong Mo Yichen lirih. “Penasihat senior ayahku sendiri.”

Ah Rui menambahkan, “Ada indikasi kuat bahwa mereka juga punya mata-mata di istana Hanbei. Mungkin mereka berniat mempermainkan dua kekaisaran agar saling melemah dan mengambil alih dari dalam.”

Wei Lian mengangguk. “Jadi selama ini Lu Shengtai hanyalah pion. Sekaligus pelindung sementara untuk ‘kepala ular’ yang masih bersembunyi.”

Mo Yichen menatap semua orang di ruangan itu. “Kita harus kembali ke Luoyang sebelum mereka bergerak. Jika tidak… mereka akan menyapu istana dari dalam, dan menggulingkan seluruh kekuasaan dalam semalam.”

Perjalanan kembali ke Luoyang dimulai malam itu juga.

Namun mereka tidak bisa menempuh jalan utama. Semua gerakan harus sunyi. Mereka menyamar sebagai rombongan pedagang dan berpindah dalam kelompok kecil.

Di malam keempat, saat mereka melewati tebing sempit di lembah Nanxu, terjadi serangan.

Panah melesat dari atas tebing.

Zhao Jin langsung melindungi Wei Lian, sementara Mo Yichen mencabut pedang.

“Penyergapan,” desisnya.

Yan’er yang berada di barisan belakang segera membalikkan kuda dan menerjang ke arah datangnya panah. Namun dari arah lain, pasukan berpakaian hitam menyerang dalam gelombang.

Jumlah mereka tak banyak, tapi cukup untuk mengulur waktu.

Mo Yichen menebas satu demi satu. Tapi saat suara ledakan kecil terdengar dari belakang barisan, ia menoleh cepat.

Ah Rui—menghilang.

Wei Lian mencari dengan panik. “Di mana dia?!”

Zhao Jin menunjuk ke arah bukit kecil yang terbakar.

“Ada yang menjebaknya. Aku melihat dia menarik dua musuh ke sana untuk menjauhkan mereka dari kita.”

Wei Lian ingin berlari ke sana, tapi Mo Yichen menahannya. “Tidak, terlalu berbahaya!”

Namun suara lirih dari dalam kabut membuat mereka terdiam.

“Jangan kembali… Jalan terus… Jangan sia-siakan ini…”

Itu suara Ah Rui.

Disusul oleh suara dentuman besar… dan cahaya api dari ledakan kedua.

Sunyi.

Tak ada suara lagi.

Wei Lian menutup matanya.

Mo Yichen menggenggam tangannya. “Kita tidak akan membiarkannya sia-sia.”

Satu hari kemudian, di luar Luoyang

Rombongan tiba diam-diam lewat jalur timur. Zhao Jin dan Yan’er segera membagi laporan ke kontak terpercaya di dalam istana.

Wei Lian berganti pakaian menjadi selir biasa agar bisa menyusup masuk ke istana utama tanpa menarik perhatian.

Mo Yichen tak ikut masuk. Ia tetap berada di luar tembok, memimpin dari balik bayangan.

“Ini bukan waktunya Kaisar muncul,” ucapnya. “Tapi waktu untuk rakyat memilih kebenaran sendiri.”

Wei Lian masuk ke istana utama.

Dan saat ia melewati koridor panjang yang menghubungkan kediaman permaisuri dan ruang menteri, ia melihat sesuatu yang tak ia duga:

Wei Ruo.

Adik yang dulu mengkhianatinya.

Kini mengenakan pakaian istana, duduk dengan senyum palsu di antara para menteri yang diam-diam mendukung pengkhianat. Di sisi kanannya berdiri Mentri Kang.

Wei Lian menatapnya lurus.

Senyum Wei Ruo tak berubah.

Namun mata mereka saling mengunci.

Dan kali ini… bukan lagi kakak yang penuh luka, melainkan wanita yang siap menuntaskan semuanya.

Istana Luoyang, Kediaman Dalam

Langit belum benar-benar gelap, tapi suasana di istana terasa berat, seolah badai akan datang. Jalan-jalan dalam istana mendadak dipenuhi bisikan, tatapan curiga, dan langkah-langkah yang menahan napas.

Dan di tengahnya, Wei Lian, menyamar sebagai pelayan istana biasa, melangkah mantap menuju koridor pusat di mana pertemuan rahasia tengah berlangsung.

Di ruang pertemuan utama, Mentri Kang, orang kepercayaan Kaisar tua, duduk di tempat kehormatan. Di sekelilingnya, empat menteri lainnya yang namanya tertera dalam dokumen rahasia hasil penyelidikan benteng utara.

Di antara mereka, berdiri Wei Ruo, dengan wajah cantik tanpa cela dan senyum yang menipu banyak orang.

"Kita sudah sepakat," ujar Mentri Kang. "Sebelum Kaisar tua turun tahta sepenuhnya dan sebelum sang ‘Putra Mahkota sejati’ kembali, kita tempatkan pengaruh dalam ruang kekuasaan—permaisuri baru, wakil perwalian istana, dan komandan pasukan dalam."

Wei Ruo mengangkat cangkir tehnya. "Dan siapa yang lebih cocok jadi permaisuri baru… selain aku?"

Tepuk tangan kecil terdengar. Tapi sebelum euforia itu membuncah…

“Sungguh rencana yang menjijikkan.”

Semua kepala menoleh ke arah pintu.

Wei Lian berdiri di sana.

Tak lagi menyamar. Rambutnya digelung dengan pin emas burung phoenix, matanya tajam, dan jubah putih sutranya berkilau.

Wei Ruo berdiri pelan, suaranya tenang namun dingin. “Jie-jie… kau kembali.”

“Sayang sekali aku tidak mati seperti harapanmu, ya?” balas Wei Lian datar.

Mentri Kang bangkit. “Bagaimana bisa kau—”

Wei Lian melemparkan gulungan dokumen di atas meja. “Bukti keterlibatan kalian. Lengkap dengan segel dan tulisan tangan pengkhianat utama—Lu Shengtai. Atau kalian ingin aku sebutkan semua isi pertemuan kalian yang kalian pikir dilakukan sembunyi-sembunyi?”

Salah satu menteri gemetar. “Bagaimana mungkin…”

“Karena kalian terlalu bodoh dan terlalu percaya diri,” potong Wei Lian.

Wei Ruo tetap berdiri tenang. Tapi tangannya mulai menggenggam erat.

“Kau pikir dengan datang begini, kau bisa menjungkirkan semua?”

“Aku tidak datang sendiri,” ucap Wei Lian.

Suara sepatu bot bergema.

Mo Yichen muncul di belakang Wei Lian, mengenakan pakaian bangsawan Hanbei berlapis hitam dan perak. Di belakangnya, masuk pula Zhao Jin dan Yan’er, membawa pasukan khusus yang berpakaian sipil namun bersenjata.

Dan terakhir… Jenderal Wei, ayah Wei Lian, muncul dari sisi ruangan, membawa surat titah Kaisar tua.

Suasana langsung berubah.

Mentri Kang berteriak, “Kalian berani memberontak?!”

Mo Yichen menjawab datar, “Kami hanya datang untuk menunjukkan wajah-wajah pemberontak.”

Jenderal Wei menyerahkan surat kepada kepala penjaga istana.

“Sesuai titah Kaisar dan didukung bukti pengkhianatan, keempat menteri ini ditahan. Surat ini mengizinkan penggantian seluruh struktur perwalian istana demi menjaga stabilitas.”

Pasukan bergerak cepat, dan dalam waktu kurang dari satu menit, semua pengkhianat ditangkap.

Tinggal satu yang belum tersentuh: Wei Ruo.

Wei Lian berjalan perlahan ke adiknya.

“Dulu… aku pernah berharap kau berubah. Tapi sekarang, aku tak berharap apa-apa darimu.”

Wei Ruo tersenyum samar, namun sorot matanya gelap.

“Aku tak pernah ingin menjadi bayanganmu.”

“Dan karena itu kau memilih menghancurkan semuanya?” Wei Lian menghela napas. “Tapi aku tak akan menjatuhkanmu dengan tanganku. Kau akan ditangani hukum, bukan emosi.”

Zhao Jin memberi isyarat. Dua petugas wanita istana datang membawa borgol sutra dan menggiring Wei Ruo pergi.

Sebelum keluar ruangan, Wei Ruo berbalik dan berbisik:

> “Kau menang sekarang. Tapi sejarah selalu berubah.”

Wei Lian menatapnya datar. “Dan aku pastikan, sejarah kali ini… tak mencatat namamu.”

Malam itu, di luar istana

Mo Yichen dan Wei Lian berdiri di pelataran taman.

“Semua sudah selesai,” kata Wei Lian.

Mo Yichen menatap langit. “Belum. Satu hal terakhir…”

Ia menoleh padanya, lalu mengambil kotak kecil dari dalam jubahnya.

“Selama ini aku menyamar, menyusun rencana, dan mencoba menyelamatkan negeri.”

Ia membuka kotak itu.

Sebuah cincin emas dengan batu giok merah muda berbentuk kelopak bunga mekar.

“Tapi yang ingin kuselamatkan paling dulu… adalah kau.”

Wei Lian menatap cincin itu, lalu Mo Yichen.

“Jika kau bersedia… izinkan aku menyambut masa depan bersamamu. Bukan sebagai sekutu. Tapi sebagai suami.”

Wei Lian tersenyum pelan.

“Aku tidak menyambut pelamar.”

Mo Yichen mengerutkan kening.

Namun Wei Lian melanjutkan,

“Tapi kalau kau menawarkan takdir yang berjalan bersama… aku siap menggenggam tanganmu.”

Mo Yichen tersenyum.

Di langit Luoyang, bunga api pertama dari festival musim semi mekar.

Dan di bawah cahaya itu, dua orang yang pernah terluka oleh masa lalu, memilih berjalan bersama menuju masa depan.

Bersambung

1
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
jangan kasih ampun untuk adik mu yang pengkhianat itu
kurnia rahayu
👍👍👍💪💪💪♥️♥️♥️
Arix Zhufa
mampir thor semoga sampe tamat
Yunita Widiastuti
kereeeen
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒖 𝑻𝒉𝒐𝒓 😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒕𝒂 𝒅𝒊 𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒊𝒏𝒕𝒓𝒊𝒌
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒔𝒅𝒉 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒊𝒏𝒊 𝑨𝒉 𝑹𝒖𝒊 𝒎𝒔𝒉 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒅𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝑻𝒉𝒐𝒓 𝒌𝒐𝒌 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒚𝒂 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒅𝒊𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂 😏𝒊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑾𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒑𝒕 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒎𝒔𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒓𝒐𝒗𝒐𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒅𝒐𝒏𝒌
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒔𝒉 𝒂𝒋𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒔𝒊𝒌
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒖𝒔𝒖𝒉 𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊 𝒃𝒏𝒚𝒌 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒌𝒏𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒉 𝑹𝒖𝒐 𝒅𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝑨𝒉 𝒁𝒉𝒊 𝒌𝒂𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝑾𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒌𝒏 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝑾𝒆𝒊 𝑹𝒖𝒐
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒔𝒉 𝒃𝒏𝒚𝒌 𝒚𝒈 𝒃𝒍𝒎 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒆𝒄𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒑 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒎𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑾𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒂𝒏 𝒕𝒉𝒆 𝒃𝒆𝒔𝒕 👍👍👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!