Mengisahkan persahabatan ketiga nya dikampus dengan pekerjaaan sambilan mereka yang akhirnya mengantarkan mereka pada jodoh masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sementara di rumah sakit ustad Yusa masih menunggui istrinya yang saat ini belum sadar, dokter mengatakan karena umi memiliki penyakit kanker rahim dan seharusnya ia tidak boleh mengandung sebelum dirinya sembuh.
Namun saat itu ia telah diberi kan anugerah dari Tuhan, dan ia tak ingin membuangnya maka jadilah ia kini seperti ini. Bilqis yang seharusnya harus berobat dan menyembuhkan penyakitnya, ia malah memilih tidak berobat karena Bilqis takut nantinya pengaruh obat kanker yang kuat bisa membuat nyawa buah hatinya yang ada di dalam rahimnya lenyap.
Namun jika dilihat dari keputusannya ini untuk melahirkan anak perempuannya disaat sakit yang di deritanya, makan umi Bilqis tidak menyesal mempertahankan nyawa buah hatinya.
Ustad Yusa yang tahu kondisi penyakit isteri nya pun memilih untuk setia menunggu di ruangan sempit Di dalam kamar kost dengan ukuran ukuran 3x3 meter dengan amben size nomer dua, dan tersedia kamar mandi berukuran kecil, kini hanya terdengar suara dua insan manusia berbeda gender dan usia yang cukup terpaut jauh.
dengan banyak alat di tubuh wanita itu.
"Gimana, kamu sudah dapatkan ibu susu untuk Aisyah?" Tanya ibunya saat ia menjenguk menantunya.
"Belum....."
"Kenapa belum?"
"Harus mencarinya dulu Bu, tidak semudah membeli roti atau hal yang mudah lainnya, ini menyangkut tentang kesepakatan nantinya." Jawab ustad Yusa.
"Akan ibu carikan ibu susu untuk anak kamu. Setidaknya Aisyah tidak akan kritis macam sekarang ini." Tandas sang ibu.
"Terserah ibu saja." Jawab ustad Yusa yang terlihat lusuh tak bersemangat.
"Lalu gimana dengan permintaan Bilqis?"
Kini barulah kening Yusa berkerut, ia tak paham arah pembicaraan ibunya. "Maksudnya apa?"
"Masalah Bilqis yang meminta kamu segera menikahi wanita lain, lihat semuanya berantakan disaat kalian butuh sosok Bilqis. Tidak ada yang mengurus kamu dan anak kamu. Maka dari itu kamu harus menikah lagi." Jawab sang ibu.
"Astaghfirullah ibu, di saat seperti ini aku tidak mau membicarakan hal itu. Kita cari ibu susu dulu untuk Aisyah." Jengah Yusa.
"Iya iya, terserah kamu sajalah. Ibu pulang mau cari ibu susu buat anak kamu."
"Hati-hati di jalan buk......."
"Iya, kamu jaga kesehatan kamu. Assalamualaikum......"
"Walaikumsalam......." Jawab ustad Yusa dengan mencium punggung tangan ibunya.
Barulah setelah ibunya pergi, ustad Yusa terlihat lega. Sungguh bukannya ia ingin membantah ibunya, namun ia tak bisa menyakiti hati Bilqis saat istrinya itu nanti bangun dari koma.
Dan ustad Yusa berharap bahwa secepatnya Bilqis bangun dan mereka bisa bersama lagi, namun apakah itu mungkin? Jawabannya masih di kunci author ya.....
Sementara kini Ayu sudah ada dirumah besar klien nya, ia pun di pandu baby sitter baby Viola untuk langsung memasuki kamar yang penuh dekorasi bayi.
"Hey baby cantik, udah siap dapat asupan gizi dari onty?" Ucap Ayu saat ia menyapa baby Viola yang sedang sibuk main sendiri dengan mainannya.
Melihat kedatangan Ayu, baby viola langsung menyapa gentongnya dengan tawa renyahnya, ia pun sontak bertepuk tangan sendiri melihat kedatangan Ayu.
"Sepertinya kamu gak sabar pingin mimik asi ya? Ya udah sini onty gendong kamu." Cicitnya kemudian dan ia langsung menggendong bayi cantik itu.
Ehem.....eheeem
Suara deheman terdengar menyapa pendengaran Ayu, dan ia pun langsung menoleh ke arah itu, dimana ternyata seorang pemuda sudah ada di depan pintu kamar baby viola.
"Rimba....." Seru Ayu terkejut dan ia langsung menutup atasnya, padahal tadi Ayu akan memberikan sumber makanan itu pada Viola.
Tanpa Ayu sadari dari tadi Rimba sudah ada di sana untuk mengamati Ayu, tepat saat Ayu baru masuk ke dalam rumah dan menyapa Baby Viola.
Namun Rimba hanya acuh tak menjawab sapaan Ayu yang penuh keterkejutan, ia hanya menangkup kedua tangannya di dadanya. Tatapannya pun tertuju pada milik Ayu yang telah tertutupi.
"Lo liat apaan sih, pergi sana. Gue mau lakukan tugas." Usir Ayu dengan suara melengking.
"Ckk galak juga Lo, gue cuma mau ngapa pengasuhnya Viola, anak wanita sundel itu." Sindir Rimba yang dimaksud adalah ibu kandung dari anak yang saat ini ia gendong, yaitu Vivian.
"Gue bukan pengasuh, gue cuma ibu susu nya viola aja. Lagian ngapain Lo disini? Urus tuh sekolah Lo biar gak ninggal kelas lagi." Sindir Ayu.
Sindiran sarkas Ayu yang ia layangkan untuk Rimba membuat urat saraf yang ada dileher pemuda itu terlihat jelas. Lalu ia tersenyum miring seolah ia tak terpengaruh oleh ucapan Ayu, padahal saat ini ia sudah emosi dengan sindiran Ayu.
"Sebenarnya gue pinter, cuma males aja belajar. Lagi pula ini pilihan gue....!! Suka-suka gue mau ngapain sama hidup ini." Jawab Rimba dengan santainya.
"Ya emang itu urusan Lo ya, cuma gue ngerasa pilihan itu Lo itu bakal merugikan Lo sendiri."
"Lo tu ya.....si*lan." Umpat Rimba bahkan telunjuknya sudah menuding ke arah Ayu.
"Tapi apa yang gue bilang itu benar. Lo itu sia-sia marah ke bokap Lo hanya untuk cari perhatiannya. Lo gak mikir pendidikan Lo ancur nantinya kalo Lo gak berubah."
"Diaaam.....!!" Lengking Rimba dengan mata kini sudah membulat dan berwarna merah.
Terlebih pemuda itu sudah tidak pulang seharian karena ia harus mengurusi lomba motor sport nya. Dan Rimba sampai kurang tidur hanya ingin latihan terus menerus.
Dan perkataan Ayu ada benarnya, ia pun kemaren sampai bolos sekolah. Jangan ditanya masalah pendidikannya hancur berantakan.
Satu lagi perkataan Ayu juga cukup menampol dirinya yang memang saat ini ia belum bisa berdamai dengan ibu tirinya bahkan masih memusuhinya.
Bersambung......