Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Xander segera berlari ke arah kamarnya untuk mengambil barang yang di titipkan oleh Samuel.
***
Xander kembali dengan membawa sebuah ransel berukuran sedang, Nessa melihat jika Xander membawanya sedikit kesusahan.
"Bantu Xander membawa tas itu kemari" ucap Nessa.
Seorang prajurit naga segera menghampiri Xander dan membantu Xander mengangkatnya.
"Ini cukup berat tuan apa isi tas ini" ucap prajurit naga yang membantu.
"Entahlah aku pun tak tahu, sebentar lagi kita akan mengetahuinya" ucap Xander.
Mereka berdua berjalan sambil membawa tas titipan Samuel untuk Nessa.
"Ini barang titipannya nona" ucap
"Terima kasih" ucap Nessa.
"Maaf nona jika saya lancang tapi bolehkan saya mengetahui isi di dalam tas itu, karena tas itu sangat berat" ucap prajurit naga yang membantu Xander.
"Tentu saja berat karena isinya ini" ucap Nessa sambil membuka tas tersebut.
Xander dan semua prajurit naga menajamkan pandangan mereka untuk mengetahui apa isi dalam tas tersebut sampai wakil ketua mereka tak sanggup membawanya.
Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui isi dalam tas tersebut, terdapat banyak emas batangan berlian dan uang tunai di dalamnya.
Nessa mengambil 2 gepok uang tunai dari dalam tas.
"Xan kemari" ucap Nessa.
Xander yang merasa di panggil segera mendekat ke arah Nessa.
"Iya nona" ucap Xander.
"Ini gunakan untuk keperluan kalian dan belilah alat alat latihan dan carilah tempat yang sesuai untuk markas kita" ucap Nessa.
Xander menerima uang yang di berikan oleh Nessa.
"Baik nona akan saya laksanakan" ucap Xander.
"Baik kalau begitu aku akan kembali ke mansion, jika ada apa apa segera hubungi aku" ucap Nessa.
"Siap nona" ucap Xander.
Nessa dengan entengnya membawa ransel tersebut dengan satu tangan, hal itu membuat mereka semua terperangah.
Pasalnya tadi saja Xander kesusahan membawa tas tersebut sendiri, mereka menggelengkan kepala memang pemimpin mereka agak lain.
Nessa menyimpan tas tersebut di samping kursi pengemudi dia akan kembali menyimpan ini semua di NovaSpire bank yang berada di kota ini.
Nessa mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah yang di tempati oleh Xander.
Setelah beberapa menit berkendara akhirnya Nessa sampai di NovaSpire Bank.
Seseorang penjaga pintu segera membukakan pintu saat melihat Nessa mendekati Bank.
"Selamat datang nona" ucap Rio.
"Terima kasih" ucap Nessa.
Nessa berjalan ke arah petugas yang mengatur penyimpanan.
"Selamat siang nona ada yang bisa saya bantu" ucap salah seorang pegawai.
"Saya ingin menyimpan barang saya" ucap Nessa.
Pegawai tersebut melihat Nessa dari ujug atas sampai ujung bawah, dia tak melihat barang barang mewah yang melekat dalam tubuhnya apalagi tas ransel yang dia bawa terlihat usang.
"Maaf nona kami tidak melayani orang kelas bawah" ucap pegawai tersebut sinis.
Nessa tahu arti ucapan pegawai tersebut karena dia tahu hanya orang orang kalangan atas saja.
"Bagaimana anda bisa menilai saya dari kalangan bawah" ucap Nessa.
"Apa anda tak bisa menilai diri anda sendiri nona, lihat pakaian dan ransel yang anda bawa tersebut" ucap pegawai.
"Seharusnya anda tak menilai seseorang hanya dari pakaiannya saja, dasar tak berpendidikan" ucap Nessa.
Pegawai tersebut yang mendengar dirinya di sebut tak berpendidikan merasa kesal atas sikap yang di tunjukan oleh gadis di hadapannya.
"Apa kau bilang, seharusnya kau berkaca terlebih dahulu sebelum mengatakannya tak sembarang orang yang dapat bekerja di sini" ucap pegawai itu.
"Aku tahu sangat tahu tak sembarang orang dapat bekerja di sini tapi sayang manajer cabang ini menerima pegawai yang memiliki otak sempit seperti anda" ucap Nessa.
Tentu saja Nessa tahu semua tentang NovaSpire karena Bank tersebut di dirikan oleh kakeknya bersama temannya.
Bahkan dia pun berteman dengan cucu teman kakeknya ini, Steve Edward.
"Dasar kalangan rendah beraninya kau menghina saya, asal kau tahu saya adalah istri dari manajer bank ini" ucap pegawai tersebut.
"Pantas saja perilaku mu seperti ini panggil suamimu itu" ucap Nessa.
"Lihat saja apa yang akan suamiku lakukan padamu gadis miskin" ucap Pegawai itu.
Pegawai itu segera pergi ke ruangan suaminya untuk memberi pelajaran pada gadis yang berani menghina dirinya.
Para pegawai dan pengunjung yang melihat kejadian itu tak berani ikut campur, mereka hanya bisa melihat bagaimana nasib gadis itu yang berani bersikap sombong.
Setelah beberapa saat akhirnya pegawai tersebut kembali sambil menggandeng lengan suaminya.
"Dia yang berani menghinaku sayang" ucap Liling.
"Apa benar yang di katakan oleh istri saya jika anda menghinanya?" Ucap Marco.
"Ya benar" ucap Nessa.
Marco melihat gadis tersebut dari atas sampai bawah seperti yang di lakukan oleh istrinya tadi, sedangkan Nessa hanya memutar matanya malas.
"Berani sekali anda menghina istri saya, apa anda tak takut jika tak dapat keluar hidup hidup" ucap Marco sombong.
"Apa kah anda sanggup melakukannya tuan, saya takut jika anda dan istri anda yang akan di tendang dari sini" ucap Nessa.
Nessa tahu jika saat ini Steve sedang berada di sini di NovaSpire kota Fortisia, saat tadi dia memarkirkan mobilnya dia tak sengaja melihat mobil yang selalu Steve gunakan saat bepergian.
Sepasang suami itu yang mendengar ucapan Nessa sedikit merasa ketakutan, mereka takut jika ucapan gadis di hadapannya benar.
"Lancang sekali anda mengatakan hal itu, apa hak anda mengatakan dapat menendang kami dari ini" ucap Liling.
"Asal anda tahu nona saat ini pemilik bank ini sedang ada di dalam" ucap Marco.
Nessa tersenyum memang sejak tadi dia menunggu nunggu Marco mengatakan hal itu.
"Jika kau tak percaya akan ucapan ku panggil saja pemilik NovaSpire ini" ucap Nessa tersenyum miring.
Para pengunjung dan pegawai mengacungi jempol akan keberanian gadis itu menantang manajer dan istrinya yang selalu bersikap sombong.
"Baik jangan salahkan saya jika tuan akan melemparmu kejalanan dari disini" ucap Marco.
Steve yang mendnegar keributan dari luar segera keluar dan dia mengamati keributan yang terjadi dia ingin melihat bagaimana sang manajer mengatasinya.
Tapi pandangannya selalu terpaku pada gadis yang membuat keributan semua gerak gerik yang di tunjukkan oleh gadis tersebut mengingatkannya pada teman masa kecilnya yang telah tiada.
Saat Marco akan berbalik akan memanggil Steve tiba tiba langkahnya terhenti oleh suara pemilik NovaSpire.
"Ada keributan apa ini Marco" ucap Steve.
Bukannya ketakutan Nessa yang melihat Steve hanya tersenyum dengan manis dan mengedipkan sebelah matanya.
Hal itu membuat Steve membeku seketika bagaimana mungkin semua yang di lakukan oleh gadis itu seperti yang biasa di lakukan oleh temannya.
Nessa tahu pasti Steve mengingat semua kebiasaannya bagaimana tidak mereka sudah bersama sejak berusia 5 tahun.
Marco yang melihat atasannya mematung langsung menjawab pertanyaan Steve.
"Gadis dari kalangan bawah itu telah menghina istri saya padahal istri saya hanya menerangkan jika bank NovaSpire tak melayani kalangan bawah tuan" ucap Marco.
Steve yang mendengar ucapan Marco tersadar tetapi dia masih dengan setia memperhatikan Nessa.
"Apa yang di katakan oleh manajer bank saya benar nona" ucap Steve ramah.
"Ya benar tuan saya menghina dia karena dia menilai bahwa saya dari kalangan bawah hanya dari pakaian dan ransel yang saya bawa" ucap Nessa.
Marco berbalik menatap manajer beserta istrinya, dia tak percaya jika sang istri manajer menilai orang tersebut hanya dari pakaian yang dia kenakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...