"Bu, aku tak ingin di jodohkan!" ucap Tania.
Namun sayang waktu pertunangan mereka hanya tinggal menghitung jam saja. Rasanya Tania ingin kabur dari sana. Namun Tania tak tahu kemana.
"Sudahlah sayang, kau harus menurut! Pria itu sudah mapan. Kau tidak perlu bekerja lagi. Cukup mengurusnya saja!" sahut bu Rosa.
Tania terdiam. Selama ini dia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya semenjak ayah nya meninggal.
"Tapi bu, bagaimana dengan sekolah Rania jika aku menikah nanti?" ucap Tania.
Bu Rosa menarik nafasnya pelan. "Kau tidak perlu khawatir ibu sudah mengaturnya! Kau cukup turuti ibu saja!" sahut Bu Rosa.
Sebenarnya Bu Rosa hanya ingin melihat putrinya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan David
David di antar Rania sampai ke depan. Rania hanya tersenyum dibalik bibirnya. Sementara David tampak kesal
"Pak David, bisakah kau menjemput ku besok?" ucap Rania.
David masih diam dengan pemikirannya sendiri itu pun tidak merespon pertanyaan Rania. Hingga membuat Rania memukul pelan lengan.
Plek
"Pak David! Kau mendengar ku bukan?" ucap Rania lagi.
David langsung terhenyak ia la kau menoleh pada Rania.
"Ya, ada apa? " sahut David.
Rania memukul jidatnya yang tak sakit itu. "Ya Tuhan, bapak melamun?".
David hanya tersenyum. " Ah tidak kok, apa yang ingin kau katakan?".
Rania kesal lalu ia mengurungkan niatnya untuk meminta David menjemputnya.
"Tidak jadi!" ketus Rania.
Lalu Rania pergi dan meninggalkan David di sana. Sementara David hanya menggelengkan kepalanya pelan. Sementara Andika duduk di sofa sambil menikmati secangkir teh nya yang hampir dingin itu.
"Kak, di mana kak Tania?" tanya Rania.
"Tidur!" sahut Andika singkat.
Lalu Rania naik ke kamarnya Ia langsung berbaring. Dirinya merasa lelah seharian menemani kakaknya berbelanja tadi.
Sementara David tampak kesal. Ia merasa Andika sengaja melakukan itu padanya. Hingga membuat David ingin membalas pria itu.
"Lihat saja! Aku akan mendapatkan apa yang ku mau!" rutuk nya.
David menemui teman-teman nya di sebuah kafe langganan nya. Rasa kesal yang di bawanya tak luput dari pandangan teman-temannya.
"Ada apa? Kau terlihat kesal?" ucap Arif.
David langsung mendudukkan bokongnya di sofa itu. Ia menarik nafasnya pelan lalu membuangnya.
"Brengsek!" pekik David.
Mereka semua mengerutkan dahi melihat sikap tak biasa dari David. Roni mencoba mendekati nya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi hingga sikapnya seperti itu.
"Hei bro, what wrong with you? Tak biasanya kau kesal seperti ini! " ucap Roni.
David menatap teman-temannya itu bergantian. La kau ia mulai menceritakan apa yang dia alami barusan.
"Kalian harus membantuku! Aku ingin wanita itu menjadi milikku!" ucap David.
Roni dan Arif saling menatap satu sama lain. Mereka tak menyangka David menyukai istri orang. Dan ambisinya itu sangat berlebihan.
"Apa kau gila? Masih banyak wanita single di luar sana!" sahut Arif.
David menatap tajam sahabatnya itu. la kau ia bangkit dan menariknya baju Arif.
"Tapi aku menginginkan dia!" jelas David.
Roni mencoba menenangkan David. Perlahan David mengendurkan pegangan nya itu.
"Rileks bro! Tak semua yang kau inginkan bisa terkabul! Ini bukan dongeng!" sahut Roni.
David tak menggubris. Lalu David segera meninggalkan tempat itu dengan kesal. Amarahnya semakin membuncah. Kedua temannya semakin membuatnya kesal. Ditambah lagi ingatan saat Andika keluar dari kamar membuatnya sangat marah.
"Sial sial sial!!! " pekiknya.
Sementara malam pun tiba. Kini Tania, Andika dan Rania sudah duduk bersama di sofa. Tania bersandar di bahu besar suaminya sementara Rania duduk sedikit berjarak dari mereka namun masih di ruang yang sama.
"Kak, besok aku akan pulang terlambat!" ucap Rania.
"Kenapa? bukankah kau baru masuk?" sahut Tania.
Lalu Rania menjelaskan jika ada teman yang akan mengadakan pesta jadi di adik undang untuk ikut dalam pesta itu. Awalnya Tania melarangnya namun Andika membujuknya agar memberikan ruang untuk Rania sedikit lebih bebas.
"Tapi, aku takut adikku kenapa-kenapa?" ucap Tania.
"Rania akan jaga diri kak! Kakak tidak perlu khawatir!" sahut Rania.
selama ini yg jahat kan haryono.
ceritanya makin seru
Buat si Tania menceraikan si Andika, udah cukup2 Penderitaan si Tania dlm Cerita mu ini Thorr..
Tak usah Hidup Bersama si Andika lg, kasihan si Tania disakitin terus sm Lelaki Pengkhianat dan Lelaki Jahat.
kasian sekali Tania jd penampungan dan pelarian
ceritany...maaf ya..masukkn...biar berbobot ceritany