NovelToon NovelToon
Secret Love

Secret Love

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:239.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Irma

Nusantara Alam Lestari, seorang wanita yang tak percaya cinta sejati. Suatu ketika, ia tak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Langit di Kala Sore di sebuah pinggir pantai di pulau Dewata.

Mereka berkenalan dan terlibat obrolan seru. Namun siapa sangka alkohol yang menemani obrolan mereka, membuat mereka hilang kendali dan membuat mereka terlibat cinta satu malam.

Keesokan paginya mereka terbangun oleh ketukan kencang di kaca mobil Kala, para nelayan setempat memergoki mereka berduaan di mobil tanpa busana. Di tengah kepanikan karena penggerbegan itu, Tari berhasil melarikan diri dari amukan para nelayan. Ia bisa kembali ke hotelnya dengan selamat dan terbang ke Jakarta meninggalkan Kala yang harus menghadapi amukan masa seorang diri.


Selang lima tahun kemudian Kala bertemu dengan dua anak kembar yang begitu mirip dengan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

"Morning Mom... Morning Dad..." sapa Lintang dan Lingga saat mereka berjalan menuju meja makan.

"Daddy?" Tari nampak sangat terkejut, seketika ia menoleh ke arah Kala. Pria itu terlihat sumringah dan membalas sapaan kedua anak kembarnya. "Morning Boy," ucap Kala seraya mengulurkan tangannya untuk melakukan tos.

"Hei, sejak kapan anak-anakku memanggilmu Daddy? Apa ini caramu untuk merebut mereka?" protes Tari, ia menatap tajam ke arah Kala.

"Sudahku katakan aku tidak pernah berniat merebut mereka," bisik Kala, ia mencoba tetap santai dan tersenyum ke arah putranya.

"Kau memang licik... Kau mengambil kesempatan dalam..."

Kalimat Tari terhenti oleh dehaman Elok, ia memberi kode kepada Tari dan Kala untuk menghentikan perdebatan mereka. Setelah keduanya tenang Elok menoleh ke arah cucunya. "Apa kalian tidak ingin bercerita kepada Mommy, bagaimana keseruan acara di sekolah kemarin?" tanyanya.

Lintang meneguk susunya terlebih dahulu, kemudian barulah ia bercerita. "Kemaren seru banget Mom, waktu lomba bikin greeting cards Daddy ngajarin kita cara bikin ikan dan hewan laut lainnya."

"Daddy jago banget gambar, makanya punya kita bisa menang," sahut Lingga menambahkan, keduanya begitu membanggakan Kala. Bahkan ketika mereka cerita tentang kegagalan pada lomba membuat pancake, mereka tetap gembira dan membanggakan Kala.

"Kegagalan adalah sukses yang tertunda, kami yakin di acara hari ayah tahun depan kita akan memborong semua piala," ucap Lintang dengan penuh keyakinan seraya menatap Kala yang duduk di hadapannya. "Iya kan Dad?"

Kala mengacungkan ibunya jarinya. "Tentu, nanti kita belajar membuat pancake sama Mommy," ia tersenyum melirik ke arah Tari.

Sementara Tari nampak terlihat masih memendam kekesalan pada Kala. "Sudah siang, ayo cepat habiskan makanan kalian, nanti kalian terlambat ke sekolah," ucapnya pada kedua anak kembarnya. "Kalian berangkat naik taxi dulu ya sama Bibik, Mommy belum sempat mandi dan siap-siap."

Tari meraih handphonenya untuk memesan taxi online, namun Kala mencegahnya. "Biar aku saja yang antar mereka, aku sekalian mau ke kantor."

Tari berpikir sejenak, tapi kemudian ia membolehkan Kala mengantar kedua buah hatinya. "Baiklah," ucapnya singkat.

Lingga dan Lintang terlihat gembira ketika Tari mengizinkan mereka berangkat sekolah bersama Kala, mereka bersemangat menghabiskan sarapan kemudian langsung berpamitan kepada eyang dan juga mommynya.

"Hati-hati ya," Tari mencium pipi kedua buah hatinya secara bergantian, ia mengantar mereka sampai pintu depan.

Kala menekan tombol buka pada kunci mobilnya. "Kalian masuklah terlebih dahulu, Daddy ingin bicara sebentar dengan Mommy."

"Ok Dad..." Lintang dan Lingga berlarian berebut bangku depan, sedangkan Kala setelah memastika kedua anak-anaknya pergi, ia berbalik menghadap Tari yang masih berdiri di pintu.

"Kasih aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidak seburuk yang kau pikirkan, bahwa aku benar-benar menginginkanmu bukan hanya karena mereka," ia menoleh sekilas ke arah Lingga dan Lintang. "Mereka adalah pelengkap kebahagiaanku setelah aku menemukanmu kembali." Kala mengecup kening Tari kemudian berlalu menyusul kedua buah hatinya di mobil.

Tari tak bergeming, kata-kata Kala yang begitu lembut menyentuh batinnya, namun separuh dari dirinya masih menolak, ia menganggap bahwa ucapan Kala hanya sebuah rayuan yang umum di katakan oleh semua pria ketika mengejar seorang wanita, tapi setelah mendapatkan wanita yang dia mau maka pria itu akan mencampakannya seperti pria-pria yang mendekati ibunya.

"Tari..." Elok berjalan mendekat ke arah putrinya, dan Tari pun langsung menoleh. "Kalu boleh membenci Kala, tapi tolong jangan sampai kau perlihatkan di depan anak-anakmu, karena itu seperti membuat pilihan kepada mereka," ucap Elok menatap Tari prihatin.

"Mereka akan berpikir kau tidak suka dengan kedekatan mereka dan nantinya mereka akan menjauhi Kala demi menjaga perasaanmu," lanjut Elok. "Sementara kita tahu betapa pentingnya peran seorang ayah untuk anak laki-lakinya. Dia bisa menjadi pendidik, teman, hingga role model."

Elok menghembuskan napas beratnya. "Tahu kah kamu Tari, tadi malam saat Kala membantu anak-anakmu mengerjakan pekerjaan rumah. Dia benar-benar bisa berperan sebagai pendidik sekaligus teman bagi mereka, dia bukan hanya memberikan arahan tentang bagaimana cara memecahkan soal, tapi cara menghadapi soal. Baik itu soal pelajaran, maupun persoalan di lingkungan sekolah," ia mengulurkan tangannya dan mengelus lengan Tari dengan lembut. "Hal itu hanya bisa mereka dapatkan dari bapaknya."

Sebenarnya Tari pun berpikir hal yang sama, ada bagian dalam diri anak-anaknya yang hanya bisa terisi oleh Kala.

"Sekali lagi Ibu tidak memintamu untuk menerima Kala sebagai kekasih atau suamimu, tapi cobalah untuk berbesar hati menerima Kala sebagai partner untuk sama-sama mengasuh anak-anak kalian, hindari pertengkaran dan perselisihan di depan anak-anak. Ibu tahu ini tidak mudah, tapi berusahalah demi anak-anakmu."

Tari mengangguk mengerti, ia akan mencoba untuk lebih menahan egonya dan mengontrol diri agar tidak selalu ribut dengan Kala di depan anak-anaknya. "Terima kasih ya Bu atas nasehatnya," ucap Tari. "Semua yang Ibu ucapkan memang benar, tidak seharusnya tadi aku bersikap seperti itu di depan anak-anak."

"Tidak apa-apa, Nak. Semua berproses, Ibu sangat mengerti kau masih belum terbiasa dengan kehadiran Kala.."

Setelah berbincang dengan ibundanya, Tari pamit untuk bersiap-siap dan bergegas menuju toko. Ada satu pegawai bagian dapur yang cuti hari ini, sehingga Tari harus turun tangan menggantikannya.

...****************...

Sementara itu di tempat berbeda, Kala menepikan kendaraannya di depan sekolah. "Sepertinya Daddy tidak bisa menjemput kalian, karena Daddy baru selesai meeting sekitar jam empat sore. Tapi nanti Daddy akan langsung ke rumah, dan menemani kalian belajar. Bagaimana?" tanya Kala seraya membuka kunci pintu kendaraannya.

"Tidak apa-apa Daddy, kita berdua mengerti," ucap Lingga, tak ada raut kekecewaan pada wajah kedua bocah itu. " Lagi pula kemarin kan Daddy sudah seharian nemenin kita, jadi pekerjaan Daddy hari ini pasti numpuk."

Kala tersenyum bangga pada sikap dewasa yang di tunjukan kedua putranya. "Ya sudah kalian masuk sana, sebentar lagi bel berbunyi."

Secara bergantian Lingga dan Lintang menyalami dan tos dengan Kala, baru kemudian mereka turun dari mobil. Kala memastikan mereka berdua benar-benar masuk, barulah ia kembali mengemudikan kendaraannya menuju kantor.

Di tengah perjalanan handphone Kala bergetar, ada panggilan masuk dari Amber. Sebenarnya sejak kemarin Amber berkali-kali menghubunginya, namun Kala mengabaikan dan memilih untuk fokus pada kedua putranya. Tapi hari ini karena ia mau ke kantor, Kala pun mengangkat panggilan itu.

"Ada masalah apa Amber?" tanyanya dengan santai.

"Ada masalah apa kau bilang?" Amber mengulagi pertanyaan Kala dengan nada tinggi. "Wahana barumu, Water Stuntman Show yang baru di buka mengalami kebakaran kemarin siang. Kau benar-benar tidak profesional...."

Kala langsung mematikan sambungan teleponnya dan bergegas memutar arah menuju The Great Ocean.

1
Niar Zahniar
semangat berkarya
Rosnah Yusuf
sangat bagus, terima kasih
Fera Damayanti
Luar biasa
Dewi Hutabarat
Lumayan
Aqilla Aqilla
Ceritanya bagus.. tapi kok gk dilanjut endingnya gk puas 😁
Sativa Kyu
👍
aku_aja
Luar biasa
Fransiska Musilah
emang ya amber cs tipe tipe manusia culas
Fransiska Musilah
hm....
rumput cari kuda.
Srie Ciwis Ladahitam
hahaha...mimpi NU yee... nenek sihir..../Curse//Curse//Curse/
Mei Mei
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍
Suzy Fahda
Luar biasa
🍭ͪ ͩIr⍺ ¢ᖱ'D⃤ ̐☪️ՇɧeeՐՏ𝐙⃝🦜
Nahhh kaannn.... ingin memperkaya diri dengan menghalalkan segala cara akhirnya yaaa begitu....
bunda DF 💞
good story
bunda DF 💞
kala sifatnya mirip bgt sm papanya jagat,, ga tegas sm perempuan
Diaz
Luna posesif sekali
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
Alhamdulillah dah lahiran
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Memang seorang ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya 🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!