Sandiwara Cinta Yang Menggemaskan

"Tuan Dirga, anda sudah sadar. Bagaimana keadaan anda, tuan? ucap Mr Ken

"Baik Ken, aku hanya sedikit pusing" ucap Dirga yang beranjak duduk bersandar di bed nya.

Tiba-tiba terlintas dalam ingatannya kejadian yang dialaminya selama amnesia. Sekarang dia bisa mengingat semua yang dialaminya sebelum dan sesudah amnesia. Dirga memberi tahu pada Mr Ken kalau dia sudah bisa mengingat semuanya.

Kemudian Mr Ken menceritakan semuanya dari awal dia kehilangan cincin di besement kantor ketika mau melamar Tania hingga terjadi kecelakaan itu sampai mama Sofi melakukan perjanjian dengan Niana.

"Jadi Niania yang menemukan cincin ku dan memakainya. Lalu aku mengiranya sebagai tunanganku dan menikahinya dengan pernikahan palsu yang mama rencanakan?"

"Maaf tuan muda, semua terpaksa dilakukan Nyonya Besar demi kebaikan tuan muda. Kami tidak ingin trauma di kepala anda semakin parah"

"Walaupun Ken bilang, Niana beberapa kali minta berkata jujur pada ku dan menolak perjanjian itu tetapi dia mau juga menerima uang kompensasi dari perjanjian itu, ternyata dia selain ingin memiliki cincinku juga menginginkan uang. Dia memang benar-benar lihai memanfaatkan keadaan. Cih.... bahkan sudah beberapa kali aku tergoda dengan sikap polosnya. Kalau saja dia tidak memakai cincinku, pasti aku sudah menemukannya lalu aku dan Tania sudah bersama dan tidak ada pertengkaran antara aku dan Tania" batin Tuan Dirga

"Jadi Niana yang membuat hidupku jadi seperti ini, sampai aku harus bertengkar dengan Tania" ucap Dirga dengan mata yang menyala-nyala

"Hemmm Tuan Muda kenapa anda malah salah paham, pertengkaran anda dengan Nona Tania tidak ada hubungannya dengan Nona Niana, mohon berpikirlah dengan jernih" batin Mr Ken

"Bukankah Nona Niana juga sudah membantu tuan, demi kesembuhan tuan Dirga juga" ucap Mr Ken

"Diamlah kau Ken. Ingat kalau saja dia segera mengembalikan cincinku dan tidak memakainya aku masih punya waktu mengejar Tania sebelum dia terbang ke Jerman waktu itu dan melamarnya" ucap Dirga

"Cih bahkan aku tidak mampu mengatakan kalau Tania memang lebih senang anda tidak mengganggunya selama dia menjalani studinya. Kesalahpahaman ini sudah di level mematikan, saya menyerah daripada anda akan menyuruh saya memotong gaji saya 90%" batin Mr Ken

"Baiklah tuan, silahkan beristirahat" ucap Mr Ken

"Niana... Dibalik kepolosannya ternyata dia licik, selain demi uang dia juga memanfaatkanku saat amnesia. Dia sudah membuatku berjualan pudding, bahkan menjadikanku pembantu di rumahnya memasak untuknya, mencuci piring, mengepel, membersihkan rumah membuang sampah. Yang seumur hidupku belum pernah ku lakukan" ucap Dirga dengan penuh dendam

Pagi itu Niana pergi ke tokonya karena dia sudah dipecat. Kemana lagi kalau tidak bekerja di toko, sembari merajut dia pun membaca koran dan mencari-cari lowongan kerja. Dia tidak mau bekerja di perusahannya Aska selain jaraknya jauh dari tokonya dia juga tidak ingin diterima bekerja karena hubungan keluarga bukan usahanya sendiri.

"Halo nona Niana"

"Halo Mr Ken"

"Pemecatan anda dibatalkan, Tuan Dirga meminta anda bekerja kembali dan anda bisa kembali ke devisi 1"

"Kalian sedang bermain kantor-kantoran apa? Seenaknya baru kemarin memecat karyawan terus paginya menyuruhnya kembali bekerja"

"Hemmm kalau tidak ingin kembali, juga tidak apa-apa. Terserah nona" ucap Mr Ken

"Memangnya kenapa saya disuruh kembali bekerja? Bukankah saya tidak kompeten dan sudah merugikan perusahaan"

"Karena anda sudah merugikan perusahaan makanya anda harus bertanggung jawab. Ingat anda diduga menukar proposal perusahaan ke Askara Company. Dan anda wajib bekerja selama 1 tahun dengan gaji yang sudah dipotong 30% tiap bulan"

"Apa dipotong 30%? Bahkan saya tidak menukar proposal itu, semua itu hanya fitnah"

"Kalau begitu silahkan buktikan nona. Kalau anda tidak bisa membuktikan maka bekerjalah dengan baik atau kita bawa kasus ini ke pengadilan"

"Kalian semua mempermainkanku, jika aku bisa memilih aku juga ingin membawa kasus ini ke pengadilan. Tetapi percuma kalian penguasa di setiap lini kehidupan. Bisa apa aku yang cuma butiran debu ini?" batin Niana

Akhirnya Niana mulai bekerja di Sanjaya Grub lagi setelah semalaman memikirkanya. Walau dia tidak melakukan kesalahan yang ditudukan Dirga, dia tetap memutuskan bekerja lagi dengan gaji yang sudah dipotong 30% karena mencari pekerjaan di kota Jakarta juga susah apalagi yang dekat dengan tokonya. Seperti biasa dia melewati tangga agar tidak bertemu Dirga. Karena kalau bertemu denganya hanya akan berbuah keributan dan membuat pusing kepalanya. Tetapi dia malah diminta kerja di devisi 1 seperti dulu. Harapannya untuk bisa hidup dan bekerja dengan tenang dan damai sepertinya hanya akan jadi angan belaka.

Niana masih kesal gara-gara surat pemecatan itu malah berbuntut gosip tentang dirinya adalah penggoda bos. Entah siapa yang menyebarkan fitnah itu. Dia menduga Risti lah yang telah membuat gosip itu, bahkan Risti bisa tahu tentang perusahan kakaknya dan ayahnya. Sedangkan dalam surat pemecatannya dikatakan karena dia tidak kompeten dan merugikan perusahaan. Darimana bisa muncul gosip yang mengatakan dia jadi penggoda bos.

Ketika Dirga keluar masuk ruanganya Niana tidak mau meliriknya apalagi melihatnya. Entah apa yang dilakukan Dirga berkali-kali keluar masuk ruangan. Niana pun juga tidak ingin mengetahuinya. Dia tidak mau digosipkan lagi menggoda bosnya. Padahal setiap kali melihat Dirga, dia selalu menundukan wajah, bagaimana mungkin dia menggoda bosnya.

"Halo" ucap Dirga

"Halo maaf ini dengan bapak siapa dan devisi mana?" tanya Niana

"Jadi kamu tidak mengenali suara bosmu" seru Dirga

"Maaf Pak saya baru pertama kali mendengar suara anda melalui telefon jadi saya benar-benar tidak tahu"

"Ke sini cepat"

"Baik pak"

"Ada apa dia memanggilku ke ruangannya?" batin Niana

"Permisi Pak Dirga, ada yang bisa saya bantu?" ucap Niana

"Saya ingin anda tulis semua judul buku-buku di rak almari itu. Tulis judul bukunya, berapa jumlah halamannya, tahun terbit, nama penulisnya dan warna covernya" ucap Dirga yang pandanganya ke sebelah kanan ruangannya

"Apa dia sudah gila, sampai besok pun juga tidak akan selesai?" ucap Niana setelah menoleh ke dinding ruang sebelah kanan ruangan Dirga. Semua dinding ruangan itu berisi buku semua.

"Maaf pak, bukannya Pak Dirga tinggal lihat saja di file leptop anda, pasti semua sudah tersimpan"

"Iya memang sudah ada, tapi barusan saya menghapusnya. Jadi tugas anda menulis kembali lalu ketik dan simpan dalam file"

"Apa barusan dia menghapusnya artinya dia sengaja mempermainkanku. Tidak mungkin juga dia tidak punya copyan lain. Dia pikir aku tidak punya kerjaan" batin Niana

"Apa anda tidak dengar, kerjakan sekarang. Bukankah anda ingin bertanggungjawab atau kamu ingin masuk jeruji besi?" ucap Dirga

"Baiklah pak, saya akan mengerjakannya sekarang" ucap Niana

"Sabar Niana daripada kamu masuk tahanan. Aku harus segera mencari siapa yang memfitnahku. Tapi bagaimana aku mencarinya" batin Niana

"Tuan muda, anda tidak seharusnya berbuat seperti itu kepada Nona Niana. Apakah anda ingin balas dendam" batin Mr Ken

"Ken kita pergi meeting sekarang"

"Baik tuan"

Almari seluas dinding itu penuh dengan buku-buku, Niana pun bingung mau mulai darimana. Ada beberapa buku yang sangat tinggi tempatnya, Niana pun kesusahan mengambilnya. Tiba-tiba ada cleaning servis yang datang, dia ditugaskan kepala kebersihan untuk membersihkan ruangan Dirga setelah dapat perintah dari Mr Ken.

"Fatir... "

"Niana"

"Kenapa ada disini?"

"Saya disuruh kepala kebersihan untuk membersihkan ruangan Pak Dirga"

"Baguslah kalau begitu, boleh tidak aku minta tolong ambilkan buku-buku yang paling atas"

"Beres, sekalian aku bersihkan rak bukunya" ucap Fatir yang sedang memasang tangga

"Untung kamu datang, terima kasih kamu sudah menolongku lagi"

"Bukannya kamu baru kemarin dipecat, kenapa sekerang bisa disini lagi" ucap Fatir yang sudah berdiri diatas tangga dan menurukan buku-buku

"Ceritanya panjang, aku dituduh menukar proposal perusahaan ke Askara Company milik kakakku. Jadi semua orang di perusahan ini mungkin menganggapku penghianat. Tidak akan ada yang percaya padaku" ucap Niana dengan raut wajah sedih cemberut sambil memajukan bibir bawahnya

"Siapa bilang, aku tidak seperti itu. Sudah jangan cemberut. Aku akan membantumu"

"Baiklah kecuali kamu, apakah kamu percaya padaku?"

"Tentu saja, bukankah kamu sudah menganggapku teman. Karena karyawan disini sombong-sombong hanya kamu yang mau berteman denganku"

"Baiklah, ayo tos untuk pertemanan kita"

"Ayo kerja lagi, aku akan membantu membersihkan namamu agar tidak dituduh penghianat lagi" ucap Fatir membalas tos menyabut tos Niana

"Benarkah, pegawai kecil seperti kita emang bisa apa untuk membuktikan"

"Kamu tenang saja, aku akan membantumu" ucap Fatir mengelus kepala Niana

"Hemmm, ini jam kerja bukan jam ngobrol. Apakah kalian ingin dipecat" ucap Dirga yang tiba-tiba masuk ruangannya

"Maaf Pak Dirga" ucap Fatir

"Kamu segera keluar dari ruangan saya, biarkan dia mengerjakan tugasnya sendiri" ucap Dirga pada Fatir

"Baik pak, permisi" ucap Fatir

"Dan kamu apakah sudah selesai menulis semua buku-buku itu?"

"Belum pak, saya baru menurunkan semua buku dari almari" ucap Niana

"Kenapa dia kembali lagi sih, bukanya tadi mau meeting" batin Niana

"Kalau begitu kembalikan semua buku itu pada tempatnya seperti semula"

"Apa?? Jadi dia mempermainkanku. Anda benar-benar manusia paling tengil yang ada di muka bumi ini Tuan Sanjaya" batin Niana

"Baik pak" ucap Niana lalu menaiki tangga dan meletakan buku-buku itu satu per satu.