Karena Sanggabuana berasal dari keluarga miskin, jalan hidupnya yang sebatang kara setelah ibunya meninggal dunia, dia berhasil menjadi seorang kultivator yang berawal dari sebuah kalung Liontin yang diberikan oleh seorang kakek tua.
Kesabaran, kekuatan dan kerendahan hatinya, membuat Sanggabuwana menjadi sosok manusia pilihan yang diperhatikan oleh DEWATA. Dia berhasil menjalankan tugasnya dari SABDO PALON untuk menundukkan banyak Penguasa Gaib di gunung-gunung serta menundukkan hawa nafsunya dengan melakukan perjalanan Tawaqal.
Keberhasilan Sanggabuwana akhirnya menjadikan dia sosok yang dicintai dan disegani oleh bangsa Jin, Siluman dan Dewa-dewa di Khayangan.
Apakah Sanggabuana bisa menjadi penguasa di alam-alam lain selain dia Alam Kayangan dan Alam Gaib?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KARIANGAU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.
BAB 26.
Saya memang tidak lapor ke polisi, karena saya yakin ini ada orang dalam yang bermain." Pak Rajasa kembali meneguk tehnya.
"Hm, ya sudah. Saya dan AKP Dirga ke sana sore sesudah dari tempat pak Bustomi. Tapi apakah bapak punya foto-foto gudang dan foto orang yang bapak curigai?" tanya Sangga.
"Ya, nanti di kantor saja, saya siapkan.Tapi kalau foto gudang,ada, sebentar saya ambil HP dulu." Pak Rajasa langsung masuk ke dalamrumah dan mengambil ponselnya. Sangga menyesap kopinya dan berjalan ke mobilnya. Dia melihat ke mobilnya, yang ternyata ban nya kempes yang belakang kiri.
"Kok kempes? tadi malam perasaan tidak kempes deh?" Sangga diam dan melihat ke ban kempesnya itu. Dia dapat gambaran kalau mobilnya dikempesin oleh Dira.
"Kenapa Dira ngempesin ban mobilku? Apa mungkin dia tidak suka dengan perlakuan papanya ke aku?"bathin Sangga.
Sangga balik lagi ke gazebo, dan duduk menunggu Pak Rajasa. Pak Rajasa kemudian membuka HP dan memberikan HPnya ke Sangga.
Sangga melihat ke HP yang ada beberapa foto Gudangnya.
"Ini foto kapan pak?" tanya Sangga.
"Itu foto tiga hari lalu," jawab pak Rajasa.
"Oke, sebentar."Sangga duduk bersila dan melihat ke dalam foto itu. Sangga merapalkan bacaan doanya.Dia melihat Ada kawanan orang-orang yang memindahkan banyak kain-kain ke dalam sebuah mobil box.
"Hm, ina ada kawanan pak,ada tiga orang yang selalu datang setiap hari Jumat, dimana melaksanakan aksinya setiap jam sholat Jumat. Ada orang dalam yang membantunya. Mereka kerja sama dengan kawanan itu!"
"Jadi siapa yang kerjasama? Soalnya memang beberapa minggu ini, CCTV gudang sedang rusak. Jadi alasannya, tidak ada rekaman CCTV."
"Hm, bukan rusak, pak, memang ada yang mencopot sengaja ke beberapa titik yang mengarah ke sana, ke tempat pemindahan barangnya pak! Ini setiap hari jumat mereka beraksi dengan memindahkan ke dalam sebuah mobil box!"
"Brengsek! Tikus-tikus tidak tau diri! Aa keterlibatan berapa orang Sangga?" tanya pak Rajasa.
"Hm, aku melihat dua orang, karena memang mereka saja yang ada pada hari itu."
"Ciri-cirinya?"
"Satu, tinggi besar, botal dan bertato di lengan kirinya. Dan satu lagi, orangnya kurus dan rambutnya beruban. Hampir semua rambutnya putih."
"Hm Brengsek! Mereka berdua memang orang kepercayaan dari perusahaan, tapi duitnya untuk apa ya? Mereka kerja sudah lama ikut perusahaan kami. Saya kadang salut dengan mereka, mereka kerja tidak pernah bolos dan tidak pernah libur!"
"Hm ya semua manusia pasti punya masalah pak!"
"Ya sudah terima kasih. Terus bagaimana usulan kamu?"
"Menurut saya, bapak bisajeba mereka, intai saja oleh kami dan pak Rajasa nanti ikut sidkk di hari penggerebekan kita!"
"Oke, hari jumat depan ini, saya akan pura-pura libur dan menyamar saja."
"Nah, boleh pak, bisa ide itu. Kita siap bantu bapak!"
Sesudah itu, pak Rajasa membantu Sangga mengganti ban mobil Sangga yang kempes.
Sangga langsung mandi, sarapan dan mengajak Istikah berangkat.
Pada saat mau berangkat, Sangga bertemu dengan Dira, dan tampak Dewsdira menghindar tatapan Sangga yang melekat ke matanya. Dira langsung menuju ke dapur. Sangga malas untuk meladeninya. Sangga kemudian keluar menuju ke mobilnya.
Sangga menunggu Istikah yang sudah siap pergi ke kampus. Sesudah naik ke mobil, mereka berangkat menuju ke kampus.
Sesudah parkir di halaman parkir kampus, Sangga mengantar Istikah sampai di kelasnya, kemudian Sangga langsung ke kantin untuk nongkrong di sana. Jam menunjukkan pukul 8.30. masih sangat pagi. Istikah akan selesai kuliah jam 10.30.
Sangga menelpon AKP Dirga, dan Hp sedang tidak aktf, mungkin AKP Dirga sedang dalam perjalanan dengan pesawat. Sesudah sejam kemudian, Sangga mendapatkan telpon balik dari Dirga.
["Halo, bro. Dimana nih?"]
["Aku lagi di kampus, mas. Sampeyan dimana sekarang?"]
["Aku sudah dibandara cengkareng, hari ini agenda kita kemana?"]
["Mas, bisa tidak ketemu dengan jenderal Prana nya besok saja, aku butuh untuk ke kafe pak Bustomi dan ke kantor pak Rajasa siang ini. Sampeyan kalau dari sana, aku tunggu disini ya, di kampus. Atau bisa juga di apartment. Bagaimana?"]
["Oh boleh, aku langsung menuju ke Apartment saja, ya."]
[Ya sudah, sampai ketemu di sana!"]
["Siap."]
Sesudah Istikah datang dari kelasnya, mereka berdua langsung ke mobil dan menuju ke apartment untuk menjemput Dirga. Sangga dan Istikah naik ke atas. Dirga langsung bersamadengan Sangga dan Istikah ke mobil.
"Weehhh...Mantap, Sang. Ini namanya polisi keren! Hahahaha. Mobilnya aja mahal, wahkayaknyakitaharus tunjukin kepada dunia kalau kita bisa mengungkap banyak kasus dengan mobil ini!" Dirga gembira melihat mobil Rubicon warna merah akan menemani perjalanannya dengan Sangga.
"Mau bawa mobilnya?" tanya Sangga.
"Bolehlah, yuk." Dirga langsung mengambil kunci mobil dari tangan Sangga dan naik ke dalam mobil. Sangga duduk di depan kiri menemani Dirga mengobrol.
"Wah,gile, mesinnya halus banget, Sang.Yuk ahh, cabut, jadi semangat nih naik mobil keren gini! Hahahaha. Dirga tertawa meledek Sangga.
"Asem, jadi sampeyan tidak semangat denganku kalau naik mobiil kantormu?" tanya Sangga.
"Ya, tidak juga sih, Sang. Tetap semangat dong." Istikah tersenyum melihat kedekatan Sangga dan Dirga.
"Eh, Istikah, kalian tidur sekamar tidak di rumah pak Rajasa?" tanya Dirga.
"Ish, ya tidaklah mas. Pisah dong!" Istikah membantah.
"Yahhh...Tidak seru dong, moso kamu tidak barengan sekamar tidurnya!"
PLAK
"Aduh! Kampret kau! Hahahaha." Sangga memukulkan buku service mobil ke lengan Dirga.
"Jangan sembarangan alau ngomong! Kita itu ya pisah kamarlah! Kalau berdua dikamar, keluar sudah bertiga tau!"
"Kok bertiga sih mas Sangga?" tanya Istikah.
"Ya iyalah, sayang. Kan hamil kamunya! Hahahaha." Istikah langsung merah merona wajahnya.
"Mas Sangga emang tidak mau menikah dengan Istikah?" tanya Istikah dari belakang.
"Hm, ya mau dong. Tapi kan kita bisa menikah nanti abis kita lulus kuliah! Atau Istikah mau menikah segera?" tanya Sangga menengok ke wajah Istikah.
"Hmm, ya mau sih. Abis aku itu sayaaaangg banget sama mas Sangga!" Dirga langsung tertawa mendengar obrolan mereka berdua.
"Cie cie...Yang sudah ngebet kawin! Hahahaha," Dirga tertawa terpingkal-pingkal.
"Hm, kamu itu harus bisa menahan diri Istikah, kita kan baru jadian, ke depannya kita harus mempersiapkan masa depan kita. Kalau sudah lulus kuliah, langsung kita kawin deh!" Sangga juga tertawa.
"Isshhh.. Mas Sangga, masih lama. Kita tunangan aja dulu, bagaimana?" tanya Istikah yang mengharapkan jawaban dari Sangga.
"Hm, jangan dulu sayang. Nanti setahun lagi saja!" Sangga memandang Istikah lagi.
"Hm, ya sudah, iya, aku tunggu 1 tahun lagi!" Istikah cemberut.
"Tuh kan cemberut!"
"Eh kita kemana ini?" tanya Dirga.
"Eh iya, ke Blok M." Sangga memberikan mapsnya dan memasangkan HP nya dengan jepitan di kaca mobilnya.
"Hm, dekat terminal, ya?" tanya Dirga.
"Mboh, aku tidak tau mas!" Jawab Sangga.
"Oh iya, elo kan orang kampung ya! Hahahaha," Dirga tertawa.
PLAK
"Aww! Sakit Istikah. Kok mas dipukul??"
"Aku juga orang kampung mas Dirga!" Istikah tak terima Sangga diejek karena orang kampung.
"Hahahaha. Iya maaf, saya juga orang kampung kok! Orang udik! aku itu rumahnya jauh ke arah gunung, dan di hutan kelapa sawit!"
"Hm, gitu mas? EMang banyak kelaPa sawitnya begitu?" tanya Istikah.
"Iya, semua kalau tidak kelapa sawit ya karet!"
"Oh, begitu."
"Iya, tapi kalau sinyal HP ya lumayanlah, karena difasilitasi oleh perusahaanya, jadi ada tower dekat sana!" Dirga menjelaskannya.
.......
.......
BERSAMBUNG