NovelToon NovelToon
Ayah Dari Anakku 2

Ayah Dari Anakku 2

Status: tamat
Genre:CEO / Single Mom / Nikah Kontrak / Obsesi / Identitas Tersembunyi / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:360.5k
Nilai: 5
Nama Author: elara-murako

"Kamu jadilah ayah dari anakku," ucap Dinia pada stafnya Taran.

🍁🍁🍁

Dinia Kenan, Direktur dari DW Fashion menolak untuk menikah. Hingga dia tanpa sengaja menemukan bayi lelaki yang terbuang. Dinia putuskan membesarkan bayi lelaki itu yang dia beri nama Ditrian.

Dinia mengakui kalau Ditrian adalah anak kandungnya karena tak ingin terpisah dengan anak itu. Hingga waktu berlalu, orang-orang mulai curiga dengan status Dinia yang seorang wanita lajang.

Saingan bisnisnya pun memanfaatkan masalah itu sebagai skandal untuk menghancurkan bisnis Dinia. Untuk menjawab rasa penasaran itu, Dinia meminta salah satu staf kepercayaannya menjadi ayah dari anaknya, Ditrian. Pria bernama Taran yang masa lalunya menjadi misteri.

Meski demi itu semua, Dinia harus pura-pura menikah dengan Taran. Terlebih Taran sangat menyayangi Ditrian seperti anak kandungnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elara-murako, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Ini suamiku, Taran

[Untuk pertama kali, Dinia Kenan dan sosok yang diduga suami menunjukkan diri di depan publik. Keduanya tampak tengah bersama buah hati mereka, Ditrian Kenan. Banyak yang bertanya-tanya alasan Dinia menggunakan nama keluarganya di belakang nama Sang Anak. Hingga muncul dugaan kalau Dinia sempat tinggal tanpa pernikahan dengan suaminya.]

Berita itu muncul setelah di hari Minggu, Dinia dan keluarga pergi bermain golf. Hari ini salah satu rekan mereka, pimpinan dari Purple Corporation mengajak bertemu.

"Saya sungguh merasa kagum dengan Anda. Berita negatif di luar sana sama sekali tidak menganggu bisnis. Malah saya melihat kenaikan saham dan pendapatan," puji lelaki itu.

"Anda tidak perlu memberikan pujian berlebihan, Tuan. Saya hanya melaksanakan apa yang harus menjadi tugas saya," jawab Dinia. Ditemani segelas teh, mereka duduk di samping lapangam golf sebelum bermain.

Sudah menjadi rahasia umum kalau olahraga mewah itu menjadi sarana untuk berbisnis. Para investor dan pelaku usaha berbincang sambil mengukur pukulan bola hingga ke lubang jauh di sana.

"Bagaimana kabar Tuan Ernesto Kenan. Sudah lama saya tidak mendengar beliau kembali berkutat dengan dunia ini."

"Kakek saya baik-baik saja. Beliau semakin sehat setelah memutuskan pensiun. Well, sekarang giliran saya dan suami untuk memajukan segala hal ini." Dinia memegang tangan Taran. Menyebarkan rumor paling cepat adalah di kalangan sosialita. Belum lagi mereka ada yang kenal dengan kalangan artis. Dari para pelaku seni itu berita diteruskan ke wartawan.

Istri dari pimpinan Purple melihat sekilas hal itu. Dia langsung bisa menyimpulkan kalau hubungan Dinia benar-benar asli.

"Tuan Taran pasti sangat membantu Anda."

Dinia mengangguk. Dia peluk lengan Taran. Tentu stafnya itu cenat-cenut. Pasalnya, Dinia itu orang yang sering lempar batu dan sembunyi tangan.

"Dia sangat pintar. Beberapa kebijakan yang saya ambil hasil dari pemikirannya." Mata Dinia beralih menatap Taran.

Dengan posisi tidak nyaman, Taran tersenyum. "Sudah kewajiban saya. Selama ini saya tidak banyak memberikan apa yang dia inginkan. Karena itu, saya dedikasikan diri untuk ada di belakang dan memberikan support." Taran memilih jawaban paling aman.

"Saya sungguh penasaran dengan cara Anda bekerja Tuan. Saya harap Tuan Kenan bisa memberikan Anda peluang untuk mandiri. Pasangan tidak selalu harus bersama. Ada waktunya melakukan hal yang berbeda."

Tangan Dinia meraih gelas teh. "Seperti yang Anda lihat, Tuan. Suami saya sangat tampan. Karena itu saya harus menjaga dia jauh lebih dari istri lain menjaga suami mereka," balas Dinia.

Selesai minum teh dan makan camilan, mereka berempat turun ke lapangan. Pimpinan Purple unjuk kebolehan. Pengalaman puluhan tahun, membuat dia pandai.

"Taran, jangan kecewakan aku, ya?" pinta Dinia dengan manja.

Meski berkata dengan nada manis dan wajah berseri, tetap Taran sadar kalau itu adalah ancaman. "Baik, sayang."

Saat mengatakan kata itu terasa ada kepahitan di kerongkongan Taran. Lidahnya kelu dan sekujur tubuh terasa seperti ditimbun es. Seorang caddy membawakan tongkat golf. Taran terima benda itu. Dia bersiap. Dalam satu pukulan, bola melambung jauh melebihi pimpinan tadi.

"Sepertinya Nona Dinia tidak berlebihan dalam memuji Anda Tuan Taran." Pimpinan Purple terkekeh karena mendapat lawan seimbang.

Mereka meneruskan permainan dan Taran memenangkannya. "Jadi menurut saya ith mustahil. Meski ramai, yang paling mendukung adalah masyarakat sekitar. Iti daerah yang pendapatannya paling rendah di antara daerah lain. Bisa dipastikan, tempat itu tidak ada dalam jangkauan mereka." Taran memberikan saran.

"Kita bisa jadikan pengunjung dari daerah lain."

Taran kembali menolak. "Menurut Anda akan semudah itu? Apa alasan jalan tol diintegrasikan dengan komplek mewah? Karena orang-orang tidak suka macet. Kemudian Anda memberi opsi belanja ke tempat jauh dari rumah?"

"Bisakah lain kali kita bertemu secara personal. Saya ingin membahas semua ini dengan Anda." Pria itu mengulurkan tangan.

"Mungkin saya akan meluangkan waktu," balas Taran.

Mereka meninggalkan lapangan golf dengan hati lega. Istri lelaki itu pelanggan resmi DW fashion. Beliau juga yang membawa member lain. Kini Si Suami ingin memiliki saham di DW Fashion. Dinia kebetulan akan menawarkan saham hasil pembebasan dari pimpinan yang korup.

"Sepertinya kali ini kita akan berhasil juga. Kamu melakukan peran dengan baik." Dinia menepuk-nepuk bahu Taran hingga tiga kali.

"Lebih baik kita pulang. Ditrian tidak suka menunggu lama. Apalagi Anda pergi dengan saya," ajak Taran.

Keduanya memasuki mobil. Taran yang menyetir. Hingga di tengah perjalanan, Taran membeli buket bunga bernuansa biru.

Saat itu ada yang memotretnya. Begitu tiba di rumah, Dinia berfoto dengan buket itu dan mengunggah ke media sosial.

[Itu buketnya sama]

[Fix, Dinia udah gak ragu lagi]

[Sebenarnya mereka serasi kalau dari wajah. Tapi, kasta mereka berbeda]

[Aku heran kenapa ada yang merasa bermasalah hanya karena latar laki-lakinya. Itu cinta sejati. Dinia meski kaya, dia lebih menarik karena cantik]

Turun dari mobil, rasanya lega membawa komentar-komentar di setiap konten dirinya dan Taran. "Ditrian mana, Miss?" Dinia baru mencari putranya itu.

"Seperti yang Anda lihat, Tuan Muda ada di tangga," jawab pengasuh.

Dinia dekati anak itu. "Maaf, ya? Kamu pasti sudah tidak sabar nunggu Mama."

Ditrian melirik ke sisi kanan dan kiri. Ibunya tidak bawa apa pun. "Mama, Ian butuh, acupan," balas Ditrian.

"Kalau lapar, lebih baik bilang sama Miss. Kenapa malah ditahan?" Dinia menasihati.

"Ian gak mau. Tugu Mama beli aja." Maksudnya Ditrian ingin dibelikan oleh-oleh.

"Papa bawa ini." Taran merogoh saku. Ditrian melihat tangan Taran membawakan coklat.

"Papa, Ian gak ceteles," tolak Ditrian.

"Hubungan apa coklat dengan stress?" Taran heran.

"Goul biang, cokat obat ceteles." Ditrian mudah menyerap informasi dari sekitar.

"Kalau begitu, Papa tambahin." Taran duduk berjongkok di depan Ditrian. "Coklat itu obat untuk yang sedang stress dan makanan enak untuk anak yang manis. Ditrian mau?"

"Oke, Papa. Mau kali. Ini beli Papa gateng." Ditrian memeluk Taran dan mencium pipi pria itu.

Dinia memperhatikan mereka. Senyuman Ditrian selalu merekah setiap kali bersama Taran. Bagi ibu, senyuman anak adalah segalanya. "Ditrian butuh Taran," batin Dinia.

"Mama, mau uga?" Ditrian menawarkan ibunya.

"Tidak. Nanti Mama bisa gendut." Dinia menolak.

"Napa? Mama culuh Ian gudut, Mama gak mau?" Ditrian merasa itu menjadi misteri terbesar di dunia.

"Tidak perlu dipikirkan. Kamu makan saja. Anak Mama paling sayang." Dinia usap kepala Ditrian.

Taran bantu membuka kemasan coklat. Pasangan itu duduk berdua di sana. Ditria ada di pangkuan Taran.

"Ian helan. Makana Ian gini jidat." Ditrian menunjuk keningnya.

"Heran karena apa?" Taran bertanya.

"Napa gak mobil diem."

"Tahunya kenapa?" Dinia ikut dalam percakapan.

"Ian gak ijek. Itu apa? Gasna. Mama, napa kompol diem? Mobil jalan. Cama gas itu!" Ditrian mengajukan pertanyaan sulit.

🍁🍁🍁

1
davil_14
alurnya bagus,bahasanya sesuai,authornya keren..
Qhii
hahhh????? ko ga jadi sama kriss
Eka Anti
Luar biasa
Ika Purwaningsih
waaahhh...suara apa tuh?🤣🤣
Ika Purwaningsih
hahahahaaaaa
Ika Purwaningsih
sadar diri banget😅
Ika Purwaningsih
heh!!😂
Ika Purwaningsih
narsis persis seperti bapaknya🤣🤣
Riz Wijayanti
halooo thorrr...aku dah baca cerita dira,udah baca cerita dio,dah baca cerita divan,,dan udah baca crita ini,,aku penasaran thor ttg divina dan kris...ada di mana di kbm kah atau di wattpat kah
Shici Ekasyafitri: thorrr sya cari ceritanya Davina sama Kris dimana grangan...🤔🤔
Elara Murako ig : elara_murako: Ayah dari anakku 2 ada di NT
total 2 replies
Ruwa Ida
apa kbr dustin ya adiknya dira
blossom
mau tanya dong kalo diandre ada ceritanya ga ?kalo ada apa judulnya ?🙏
Elara Murako ig : elara_murako: DM aja kak ig elara_murako
total 1 replies
blossom
kirain Dinia bakal sama krisss
Qhii: pliss yg tahu knp ga jadi sama kris tolong di spill..
total 1 replies
Keysha Adreena
kenapa aku bisa tertinggal cerita sebagus ini.. waduh hilang kemana aku kemarin²🤣
C'Avey
papan udah gede aja
tehNci
ayah kandung Ditrian kah?
tehNci
😅😅😅🤣🤣🤣
tehNci
Andai Taran tau kalo pria malang itu adalah ayah kandungnya, bagaimana sikap Taran ya?.Kan, bukan Gistav.yg membuang dia
tehNci
Wah wah waah....ada yg mulai pocecip nih...🤭
tehNci
Dinia cemburu tuuh...😅
tehNci
Hayo...Napa bisa begitu? Jawab dong, mama Dinia 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!