Seorang gadis remaja tidak sengaja menabrak mobil milik seseorang saat dalam perjalanan menuju ke pasar. ia tidak mengetahui siapa pemilik mobil itu, yang penting dia lebih memilih untuk lari dan tidak bertanggung jawab. Gadis yang mengendarai sepeda motor butut itu tidak menyadari jika diam diam ada yang mengambil foto plat nomornya. semenjak itulah gadis bernama Lala tersebut selalu merasa diawasi oleh seseorang. Sampai akhirnya ia bertemu dengan orang itu.
"Nikah sama saya aja La."
"Wah, jangan sembarangan om. Nanti kalau istri om tau bisa gawat saya."
"Tenang aja, saya duda."
"Astaghfirullah, masa aku harus nikah sama duda. Kata ibu duda itu banyak bulu dadanya. Gak mau deh om, ngeri, om banyak bulu dadanya."
"Heh, kamu pikir saya gorilla apa yang banyak bulunya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Calliesta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Merasa puas
Kalimat itu terputar kembali dalam pikirannya, sebelum pergi ke Korea, Devan menyempatkan diri untuk datang ke rumah sakit jiwa dan menjenguk ibunya yang dirawat disana. Devan menceritakan banyak hal tentang dirinya pada ibunya termasuk tentang Lala.
“Mama sayang kamu, Devan. Mama tidak gila. Tolong secepatnya bebaskan mama nak!”
Hal itulah yang Devan dengar terakhir kali sebelum pulang.
Saat sedang sibuk melamun, notif di ponselnya membuatnya kembali sadar. Devan mengambil ponselnya untuk mengecek siapa orang yang menghubunginya di tengah malam begini. Saat ia mengeceknya, Devan mendapatkan sebuah foto yang dikirim oleh Aris. Tangannya mengklik tombol buka sehingga foto itu terpampang dengan lebar di ponselnya.
[Foto Album Idol Kpop dan Boneka]
Aris: Mohon maaf sebelumnya pak, karena saya tidak tau barang kesukaan gadis itu jadi saya meminta bantuan dari sekretaris bapak karena sama sama wanita. Menurut Fitri rata rata semua gadis jaman sekarang menyukai barang-barang seperti ini.”
Begitulah kira kira isi pesan yang dikirimkan oleh Aris padanya.
Devan langsung mengetikkan balasannya pada Aris.
Devan: Beli yang paling bagus dan ambil barang barang lainnya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuknya.
Setelah membalas pesan itu Devan kembali memasukkan ponsel ke dalam sakunya. Ia mengambil kopinya kembali dan menyeruputnya sedikit. Setelah menghabiskannya, Devan memilih untuk kembali ke kamarnya karena besok ia harus meneui klien dan investor itu.
.
.
Di indonesia
Lala masuk ke dalam kamarnya, ia mengambil kotak yang sudah dibawanya dari pasar. Ia berniat untuk membukanya karena penasaran dengan isinya.
Lala mengambil gunting terlebih dahulu sebelum akhirnya naik ke kasurnya dan duduk bersila. Tangannya terangkat dan mulai menggunting pitanya itu. ia melakukannya secara perlahan lahan khawatir merusak isi di dalamnya.
Setelah menggunting pitanya, Lala juga masih harus menggunting plester yang memenuhi kotak itu.
“Ini kenapa ngasih plesternya banyak banget sih! Kan jadi susah dibukanya,” keluhnya.
Lala mengguntingnya lagi sampai akhirnya semua plester itu sudah digunting semua. Ia merobeknya sehingga kotak itu mulai terbuka dengan sendirinya. Dengan cepat Lala membukanya dan mengeluarkan isinya.
Alangkah terkejutnya Lala saat melihat isi dalam kotak itu. ada banyak foto dirinya semasa menggunakan seragam sekolah. Tidak hanya itu di dalam kotak itu juga terdapat buket uang yang dihias dengan menggunakan namanya.
Ada juga kaos bergambar mickey mouse kartun kesukaannya. Lala merasa aneh dengan semua itu, pengirim hadiah itu selalu memberikan hadiah yang disukainya.
“Apa dia mengenalku ya?” batin Lala.
Lala kembali memeriksa kotak itu berharap menemukan petunjuk tentang siapa pengirim hadiah itu. saat tangannya merogoh ke dalam kotak itu, Lala merasa ada sebuah kertas di dalamnya. Ia pun menariknya keluar membacanya.
“Hai Lala, kamu pasti penasaran ya tentang siapa aku sebenarnya. Hehe maaf ya La, aku masih belum muncul juga di depanmu. Tapi aku berharap dengan sedikit petunjuk foto itu kamu masih mengingatku. Tunggu aku sebentar lagi ya, aku pasti akan menemuimu lagi. Dan aku harap kamu bisa menerima kehadiranku dengan baik.”
Setelah membacanya Lala kembali menaruh kertas itu di dalam kotaknya, ia juga menaruh semua barang itu dan merapikannya kembali.
Hari sudah semakin larut, tapi Lala tidak bisa tidur. Lala memilih mengambil ponsel barunya untuk mengecek notif dari Devan. Namun ketika ia membukanya, tidak ada notif apa pun diponselnya.
Lala melihat bahwa Devan sedang online, namun entah kenapa Devan tidak mengirimnya pesan. Sebelumnya Devan sudah berjanji untuk selalu mengiriminya pesan.
“Apa aku coba chat aja ya?” batinnya.
Lala berpikir sebentar dan pada akhirnya memilih untuk mengirimkan pesan lebih dulu.
Tangannya dengan lincah menari nari di atas keyboard ponselnya, ia mengetikkan beberapa kalimat namun dihapusnya lagi sehingga yang terkirim adalah pesan sederhananya.
“Kak Devan sibuk?”
Tak lama kemudian pesan yang dikirimkan Lala sudah berubah menjadi dua centang biru, itu artinya Devan sudah membacanya. Lala melihat Devan sedang mengetik, senyumnya pun mulai terukir di bibirnya.
“Bukan sekarang, tapi besok mungkin aku agak sibuk.” jawab Devan.
Lala mengerucutkan bibirnya lalu kembali mengetikkan jawaban.
“Kalau gak sibuk kenapa gak ngirim pesan lagi? Kenapa saat Video call Kak Devan memutuskan telfonnya. Apa aku ada salah ya?” balasnya.
Devan mengetik “Tidak ada yang salah. Ngomong ngomong kamu sudah membuka kotak itu? apa isinya? Kasih tau dong?!” balas Devan dengan memberikan pertanyaan yang bertubi tubi.
Lala menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil, matanya melirik ke arah kotak itu lalu kembali membalas pesan Devan.
“Oh, kotak itu. Itu cuma hadiah biasa kok. Isinya cuma foto foto aku semasa sekolah dulu. Dan ada buket uangnya juga, satu lagi kaos dengan gambar mickey mouse gitu, kak. Cuma itu aja kok. Emangnya kenapa kak?”
Devan tertawa dari sebrang sana, ia pikir kotak itu berisi barang barang mahal. Tapi dugaannya salah saat Lala memberitahukan isinya. Kalau begini caranya Devan yakin ia tidak akan tersaingi.
Sementara oleh oleh yang akan ia berikan lebih mewah dari pada itu. Devan menoleh pada kotak yang tersusun rapi dalam kamarnya itu, ia merasa bangga pada dirinya sendiri.
Devan kembali mengetikkan balasannya, “Gpp kok, kamu istirahat yah. Ini udah malam. aku juga mau istirahat. Good night, cantik.”
Lala tersenyum setelah membaca pesan itu, ia mematikan data ponselnya kemudian meletakkannya di samping tempat tidurnya dan bersiap untuk tidur.
.
.
Keesokan harinya, Devan dengan ditemani oleh Aris pergi ke restoran tempat dimana Devan mempunyai janji dengan Klien untuk membahas perusahaan mereka. Sebenarnya ia juga mau membawa Fitri bersamanya, akan tetapi sepertinya sekretarisnya itu sedang tidak enak badan.
Devan bisa mengetahui karena saat Fitri sudah siap berpakaian dan mau pergi bersamanya ia tiba tiba bersin dengan begitu hebatnya. Alhasil, Devan hanya membawa Aris saja.
Devan duduk di belakang sementara Aris harus menyetir di depan. Supir yang harus mengantarnya juga mendadak tidak bisa datang. Itulah sebabnya Aris yang menyetir mobilnya.
“Kamu sudah tau tempatnya?” tanya Devan sambil membuka berkas yang ia bawa.
“Sudah pak, jarak dari hotel kita menuju ke sana hanya butuh waktu 45 menit.” jawab Aris dengan pandangan lurus ke depan karena harus fokus menyetir.
Devan mengangguk, ia tidak bicara lagi. Devan hanya fokus pada berkas yang dipegangnya. Dia membacanya dengan teliti agar tidak ada kesalahan sedikit pun. Saat Devan sibuk membaca berkas itu, tiba tiba saja ponselnya berdering. Devan terpaksa menutup berkasnya terlebih dahulu dan mengangkat telfon itu.
“Devan, kamu sudah sampai di mana? ini aku udah di tempat lho.”
Bersambung..
Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa like+komentar
Agar semakin semangat.
Supaya masalah Devan selesai dulu.
Buat Lala jadi orang sukses dulu Thor supaya pantas menjadi pendampaing Devan.
Semangat UPny Thor...💪💪💪
biar Lala bahagia.