Airin menerima sebuah Pernikahan Bisnis, karena jatuh cinta pada pandangan pertama pada calon yang di jodohkannya, Austin Castillo.
Airin memiliki hidup yang hancur selama 2 tahun pernikahannya. Suaminya tidak pernah mencintainya, juga Ibu Mertuanya yang selalu jahat padanya.
Suatu insiden menimpa Kakak Suaminya, Erlan Castillo yang merupakan CEO, dikabarkan terlibat dalam pencucian uang dan pengelapan membuat dia di jatuhkan dari posisinya.
Dalam pergolakan ini, Istri Kakak Suaminya itu malah mengoda Suami Airin, mereka diam-diam berselingkuh. Ternyata Suami Airin sudah lama memendam cinta pada Kakak Iparnya sendiri.
Airin mencoba bertahan...
Sampai suatu tragedi menimpa Erlan, dan Erlan kecelakaan, koma dan hampir mati.
Namun Kakak Iparnya itu bukannya mencemaskan Erlan, malah sangat gencar mengoda Austin.
Apakah Airin bisa mempertahankan Pernikahannya?
Atau menemukan Kebahagiaan baru?
Persaingan, Harta, Tahta dan Cinta.
Siapakah yang Akan Menang pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Za L Lucifer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26: Masalah Tengah Malam
Pada malam itu, akhirnya tanpa banyak kata-kata, baik Airin dan Erlan mulai tertidur ditempat masing-masing, Erlan di sofa dan Airin di tempat tidur.
Awalnya keduanya tidur dengan tenang, sampai beberapa hal terjadi.
Saat itu, jam baru menunjukkan pukul satu malam, ketika Airin tidak sengaja terbangun.
Ya, Airin tiba-tiba terbangun karena mendengar suara-suara aneh.
Ketika Airin membuka matanya jelas hanya kegelapan disana, karena lampu dimatikan, dan hampir tidak ada cahaya.
Karena baik Airin dan Erlan sama-sama tidak menyukai Jika lampu menyala bahkan walaupun itu lampu tidur.
Airin jelas merasa cukup risih ketika mendengar suara seperti *******.
Namun, Airin jelas tidak berani untuk menyalaka lampu.
Karena suara ini sebenarnya berasal dari suara yang familir.
Tunggu...
Bukankah ini seperti Suara Kak Erlan?
Tempat itu mungkin gelap, namun masih ada cahaya remang-remang dari arah luar.
Jadi, Airin diam-diam mencoba menatap kearah sofa tempat Erlan berada, dan memang ada sedikit gerakan disana.
Hal ini membuat Airin menjadi penasaran, kenapa dengan Kak Erlan?
Apakah Kak Erlan bermimpi buruk?
Ya, Airin jelas saja merasa khawatir, terutama karena tadi pagi dirinya dan Erlan baru saja mendengarkan sebuah cerita yang cukup mengerikan soal kematian Ibu Kandung Kak Erlan yang bukan hanya sebuah kecelakaan.
Hal itu pasti sebuah kenyataan yang sangat berat untuk Kak Erlan.
Terlebih lagi, fakta lain soal bagaimana Ayah Kandung Kak Erlan, kemungkinan dalam dibalik insiden itu atau setidaknya tahu soal kebenaran di balik insiden itu namun menyembuyikahnya.
Semua itu jelas sangat menyedihkan, Airin sendiri tidak bisa membayangkannya jika dirinya ada diposisi itu.
Jadi, wajar jika malam ini Kak Erlan mungkin saja bermimpi buruk.
Hah, Airin juga merasa tidak tahan dengan itu, mungkin dirinya bisa mencoba membangunkan Erlan.
Airin pelan-pelan turun dari tempat tidurnya, dan berjalan ke arah Erlan.
Ada suara-suara aneh yang datang dari sana ketika Airin tiba.
Hal ini, malah membuat Airin menjadi semakin penasaran.
Jadi, Airin segera menepuk pundak Erlan.
"Kak Erlan?"
Namun yang terjadi, Erlan yang ternyata memang sudah bangun, menjadi sangat terkejut, dan malah mendorong Airin.
Airin yang juga sama kagetnya itu dan hampir jatuh itu, tanpa segaja malah menarik selimut Erlan, yang ternyata juga salah tanpa sengaja malah menarik celana Erlan.
Keduanya jelas menjadi jatuh ke lantai dalam posisi tidak enak.
Saat itu gelap, Airin tentu tidak terlalu bisa melihat hal-hal dalam kegelapan, namun yang Airin rasakan ada sesuatu dipipinya, itu sesuatu yang sedikit keras dan teras hangat, sesuatu yang menurut Airin terasa aneh.
Airin, yang penasaran jelas segera mengerahkan tangannya, menyentuh hal-hal yang ada di pipinya itu.
"Ah..."
Itu adalah suara Erlan.
Hal ini membuat Airin sedikit binggung.
"Eh? Kak Erlan?"
"Ukhh... Airin... Tolong tanganmu diam, jangan lakukan apapun ataupun bergerak... Tutup matamu, jangan lihat,"
Hal ini membuat Airin semakin binggung.
"Kak Erlan? Ah, Aku hanya menemukan barang aneh, yang tidak segaja jatuh, apa ini?"
Airin yang penasaran jelas tidak menuruti perkataan Erlan dan malah mengerakkan tangannya.
Ketika Airin memengangnya, hal itu malah menjadi semakin keras dan panas.
"Ukhh... Airin... jangan digerakkan,"
Dan baru setelah Airin meraba-raba hal itu, Airin yang tahu bentuk itu akhirnya menjadi sangat kaget.
Airin segera mundur karena panik, wajahnya menjadi merah sekali, namun sayangnya karena itu terlihat, Erlan tidak melihat wajah Airin.
Melihat Airin akhirnya sudah menjauh, Erlan segera membenarkan posisinya, dan memasang celananya yang lepas itu ke tempat semula.
"Airin, tolong lupakan apa yang kamu dengar dan lihat malam ini," kata Erlan dengan nada sedikit malu.
Ya, baru sekarang Airin juga menyadari apa yang sebelumnya Erlan lakukan, dan suara-suara aneh apa itu...
Astaga...
Jadi Kak Erlan...
Airin tidak berani mengatakan apa-apa soal hal yang dirinya ketahui ini.
Dan lagi, Airin terlalu malu untuk membicarakan apa yang dirinya sentuh barusan.
Sesuatu yang cukup panjang, keras, dan panas...
Dari dimensi ukurannya, Airin bisa membayangkan kalau hal itu merupakan senjata mematikan, walaupun kabarnya amunisinya tidak terlalu baik, namun jelas itu hal mematikan.
Semakin Airin memikirannya, Airin semakin merasa malu.
"Kak Erlan tenang saja... Aku... Aku akan merupakan semua ini,"
Mendengar itu, sekarang malah Erlan yang merasa semakin malu, karena kegiatan tengah malamnya sampai ketahuan Airin!
Sial!
Ini jelas gara-gara obat yang diminumnya itu, membuat bagian tertentu jadi tidak nyaman, jadi dirinya harus melakukannya diam-diam.
Apalagi hari ini dosis obatnya memang ditingkatkan berdasarkan rekomendasi dari Dokter, dimana dirinya baru priksa tadi siang.
Mana tahu, efeknya akan seburuk ini.
Astaga, mana dirinya tidur satu kamar dengan Airin!
Mau kekamar mandi, namun takut Airin dengar suara kamar mandi, jadi dirinya memutuskan melakukannya dalam kegelapan.
Mana tahu, Airin begitu sensitif, dan tetap terbangun, dan lagi karena beberapa hal, Airin dan dirinya sempat terjatuh ke lantai, yang paling parah, wajah Airin jatuh ke tempat yang tidak seharusnya.
Dan sialnya, barang terkutuknya ini, bukannya tenang malah semakin menjadi-jadi!
Erlan merasa sangat malu, dan ingin segera menyembunyikan dirinya, halah kita tidak memiliki wajah untuk bertatap muka dengan Airin.
"Aku... Aku benar-benar minta maaf..."
Airin masih tenggelam dalam ingatan soal barang tertentu, jadi secara refleks berkata,
"Aku tidak melihat dan menyentuh apapun!"
Hal itu membuat Airin malu, dan segera menutup mulutnya.
Erlan yang ingat apa yang Airin sentuh, tampah merasa malu.
"Airin... Itu bukan salahmu, ini salahku karena melakukan hal memalukan,"
"Ti... Tidak... Harusnya Aku yang tidak boleh terlalu penasaran kita malah jadi terlibat hal-hal tadi, hanya apakah itu karena efek obat?"
Erlan lalu segera mengehela nafas dan berkata,
"Ya, ini obat baru, dan sepertinya efek sampingnya masih begitu kuat, dan membuatku sedikit tidak nyaman ditempat tertentu,"
"Jadi begitu, tidak apa-apa, itu malah bagus, barangkali Kak Erlan cepat sembuh,"
"Hanya... Hal-hal semacam itu kata Dokter memang perlu dilakukan juga untuk menjaga..."
Erlan belum menyelesaikan perkataannya namun sudah dipotong oleh Airin.
"Tidak apa-apa, Aku mengerti, ini toh demi kesehatan Kak Erlan, aku justru yang minta maaf karena mengganggu Kak Erlan, Kakak bisa lanjutkan saja, Aku akan kembali tidur,"
Dan setelah mengatakan itu, Airin segera menuju ke arah tempat tidur, menutup di rumah sendiri dengan selimut karena wajahnya masih sangat marah masih terlalu malu untuk memikirkan semua hal yang terjadi barusan itu.
Airin dari tadi mencoba menormalkan emosinya agar tidak terlihat terlalu aneh.
Ya, Airin akhirnya merasa bersalah atas tidaknya yang kepo itu, dan akhirnya mengetahui hal-hal yang seharusnya tidak dirinya ketahui.
Hah...
Jantung Airin akhirnya berdebar kencang dan hampir copot, tidak bisa menerima hal-hal yang barusan itu...
Astaga ...
Untungnya ini gelap, dan dirinya tidak bisa melihat apa-apa.
Jika tadi lampu menyala, dan tatapan matanya bertemu Erlan, Airin tidak tahu harus bersikap seperti apa, apalagi jika dirinya tidak sengaja melihat hal itu...
Hal-hal berbahaya itu....
Ketika Airin tenggelam dalam pikirannya dirinya segera mendengar suara pintu terbuka, dan segera tertutup.
Itu suara pintu kamar mandi, sepertinya Kak Erlan akan menyelesaikannya di Kamar Mandi?
Kak Erlan benar-benar akan melakukannya?
Wajah Airin segera menjadi merah lagi ketika membayangkan adegan itu.
Astaga...
sehat selaluu
Terima kasih kak Author 🙏 utk karya2nya yg mnurut aku ga gampang membuat sbuah karya cerita, semangat utk karya2 terbarunya 💪🏻🥰
terimakasih banyak atas karyanya, banyak kesan dan inspirasi yang dapat diambil 🤗
semangat kak terus berkarya 🙏🤗