Ilona Delvisa Anumarta adalah Wanita berusia 25 tahun yang sudah bisa mendirikan sebuah perusahaan bernama "Delvisa Company" yang bergerak di bidang tambang. Wanita yang mandiri, cantik, perfect, dan idaman semua pria. Selain menjadi CEO di perusahaan "Delvisa Company", ia juga seorang ketua Klan Mafia "Devil Dark" Klan Mafia yang paling di takuti dan terkuat Di Eropa. Jika berada di dunia Mafia Ilona bernama Queen Isabell. Tujuan Ilona menjadi Mafia adalah untuk membalaskan dendam kematian Keluarga Besar Ilona 15 tahun silam.
Teka - teki siapa yang membunuh semua keluarga besar Ilona belum di ketahui, bahkan, penyelidik, Polisi, Hacker, semua sudah di kerahkan tapi hasilnya tetap nihil.
Nyawa di bayar dengan nyawa ~ Ilona Delvisa Anumarta.
.
Belmond Azbara Turgana adalah seorang pria CEO di perusahaan "Azbara Corp" yang bergerak di bidang Pembangunan, para
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Pengakuan Pria Paruh Baya itu
“Maaf, tolong cepat ya Tuan,” pinta Ilona tentu itu adalah sebuah rencananya. Ilona ia tidak sedang menstruasi.
“Ah, iya sebentar ya,” sahut Barron kemudian Barron pun berlari menghampiri Belmond yang ada di depan mansion nya. Sedangkan Ilona ia sangat girang bahwa rencananya kali ini berhasil.
“Akhirnya,” gumam Ilona ia diam-diam keluar dari kamar mandi itu kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.
“Yes, tidak ada orang. Marilah kita menyisir mansion ini,” gumam Ilona lirih.
Ilona pun mengendap - endap berjalan disamping sebuah pilar yang berdiri kokoh di samping sebuah kamar yang terlihat terkunci dari luar. Ilona melihat sekilas melalui celah jendela kamar seperti ada seorang pria paruh baya yang sedang terkapar lemah disebuah ranjang yang besar. Ilona semakin penasaran dibuatnya. Ia pun mencoba membuka pintu kamar yang dikunci itu. Hingga secara tak sengaja tangannya menyenggol sebuah pajangan yang ada di sebelah pintu kamar. Pajangan itu pun terbuka memperlihatkan sebuah kunci pintu kamar.
“Sepertinya ini adalah kuncinya,” batin Ilona sembari mengambil sebuah kunci itu.
Setelah mengambilnya Ilona pun segera bergegas untuk membuka pintu kamar itu. Sebelum seorang penjaga datang melintasi Ilona.
“Ceklek” benar saja pintu itu kini sudah dibuka Ilona dengan secepat kilat masuk ke kamar itu dan tak lupa ia kembali menguncinya.
Ilona terbelalak kaget melihat seorang pria paruh baya yang sudah terkapar lemas tak berdaya di ranjang.
“Astaga,” gumam Ilona Kaget. ia pun menghampiri pria paruh baya itu.
“Tuan!” panggil Ilona sembari memegang tangan pria itu.
Pria paruh baya itu terlihat sangat kesakitan bahkan ada sebuah bekas tamparan yang baru di pipi pria itu, beberapa bekas sabetan yang terdapat di punggung pria paruh baya itu.
“Astaga Tuan, siapa yang melakukan ini kepada Anda?,” tanya Ilona sembari memeriksa keadaan pria yang terlihat mengenaskan itu.
“Bar- ron,” ucap pria itu dengan terbata - bata.
“Hah?, Barron yang melakukan ini?,” tanya Ilona tidak percaya.
“I-ya,” jawab pria itu lirih.
“Ka-mu si-a -pa?,” tanya Pria itu lirih.
Ilona mendengar jelas setiap ucapan pria sehingga ia bisa menjawab pertanyaannya.
“Saya Ilona Delvisa Anumarta Tuan“ jawab Ilona dengan senyum yang mengembang.
“Anumarta?,” tanya pria itu memastikan.
“Iya Tuan” jawab Ilona.
“Tunggu bukannya, seluruh keluarga besar Anumarta sudah habis karena dibantai?” tanya Pria itu.
“Benar Tuan, dan kini hanya tinggal saya yang kebetulan selamat dari tragedi itu” jelas Ilona.
“Ka- kamu cucunya?” tanya Pria itu kaget.
“Iya Tuan,” jawab Ilona.
“Kamu tahu siapa yang sudah membunuh keluarga mu?” tanya pria itu balik.
“Saya tidak tahu, dan sekarang ingin mencari tahu,” jawab Ilona.
“Saya punya sebuah informasi tentang siapa orang yang sudah membunuh ataupun membantai seluruh keluarga mu,” Ucap Pria itu.
“Kalau boleh tahu siapa Tuan?,” tanya Ilona antusias.
“Orang itu sekarang ada dihadapan mu, seorang pria paruh baya yang kini sudah tua dengan luka memar dimana - mana. Itu lah aku. Ya aku adalah orang yang sudah membunuh seluruh keluarga mu itu dan kini saatnya kau membalaskan dendam. Ambil pistol, katana, samurai atau apapun di brankas itu gunakan untuk membunuhku sekarang juga. Aku sudah tak punya siapa - siapa di dunia ini untuk apa aku hidup” terlihat kini pria paruh baya itu mengakui jika ia yang membunuh.
Ilona mematung di tempat mendengar penuturan pria paruh bata itu, tiba-tiba amarah menguasai dirinya diambilnya sebuah pistol yang ada di brankas kemudian Ilona menarik pelatuk itu dan.
.
Bersambung....