Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia
Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.
Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.
Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.
Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.
Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.
Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hantu Azizah
Motor milik Rustam dan Fadly jatuh bersamaan.
Fadly serta Rustam melihat sosok putih berada di dekat pohon besar. Kemudian keduanya berteriak seperti Angel dan Nita.
Rambutnya panjang hingga tanah menutupi wajahnya dengan kepala menunduk.
Fadly dan Rustam pun berlari kembali ke kampung sebelah.
Namun langkahnya seperti lari ditempat bahkan tidak pindah sama sekali.
Sementara Nita, Angel dan Dara berpelukan karena ketakutan. Bahkan matanya terpejam.
Dara menatap sosok kuntilanak itu, kemudian menepuk bahu Angel dan Nita. Namun keduanya justru semakin menjerit ketakutan.
Beberapa warga yang mendengar pun kemudian mendatanginya. Ada sekitar lima lelaki dewasa yang mendatangi Dara dan teman-teman Nita ini.
"Woyyy!!!"
"Kalian ngapain keluar malam-malam lewat sini!" Teriaknya sambil mendatangi Fadly dan Rustam yang tampak tersengal. Keringat dingin pun keluar dari dahinya. Seakan habis lari di kejar musuh.
"Bbbb..bang!"
husss..huss.huss...!!!
Rustam mencoba mengatur nafas, kemudian bicara. "Kami habis belajar kelompok bang. Di rumah Mila."
Rustam dan Fadly pun menceritakan kejadian sesungguhnya kepada warga yang datang berbondong-bondong tersebut. Dan warga pun memakluminya. Namun berpesan agar jangan lewat tempat ini lagi jika malam.
Kelima warga tersebut pun mengantarkan Nita dan teman-temannya menuju kampung sebelah hingga ke jalanan yang sudah mulai ramai. Kemudian kelimanya kembali ke kampung sebelah.
Motor milik Fadly dan Rustam pun akhirnya bisa dinyalakan kembali setelah berada di jauh tempat. Kemudian mereka menuju rumah kost-kostan tempat Nita dan Dara.
"Padahal dulu tidak seperti itu lho..!" Kata Rustam yang memang rumahnya mang tidak jauh dari kampung ini.
"Emang sudah berapa lama itu jadi angker!"
"Semenjak jembatan itu jadi, malah jadi serem!" sahut Rustam, nafasnya masih tersengal karena kejadian tadi.
Kelimanya masih duduk di depan kost-an Nita sambil bercerita. Dara pun belum beranjak masuk ke dalam kamar kostnya.
Sekelebat bayangan melewati kerumunan teman-teman Nita. Namun tidak ada yang melihat kecuali Dara.
Dara menatapnya tajam hingga bayangan tersebut berhenti di pojokan kontrakan.
Nita sejak tadi diam, dan menutup matanya. Ia mengetahui hal itu selain Dara.
Kemudian Dara menepuk pundak Nita.
"Nit!, Kamu indigo ya?"
Ucapan Dara ini membuat teman-temannya kaget. Terlebih melihat Nita memang memejamkan matanya.
"Gak, enggak. Enggak!" Sahutnya sambil menggelengkan kepala.
"Jujur!" Ketus Dara.
Nita yang tidak pernah mendengar bentakan Dara seperti saat ini pun akhirnya mengangguk. "Kadang bisa lihat, kadang engga!" Sahutnya.
"Hah...!"
Teman-temannya kaget akan hal itu, terlebih setelah Nita menjawab pertanyaan Dara.
"Lu tahu darimana kalau Nita indigo?"
"Dia lewat sana tadi waktu berangkat, menutup mata. Bahkan tadi naik motor juga tutup mata. Bahkan sekarang tutup mata kan!" sahut Dara menjelaskan tentang Nita yang enggan membuka mata.
Nita memang melihat sosok putih berambut panjang di perbatasan kampung, bertepatan jembatan tadi mengikutinya sampai tempat ini.
"Lu yakin Nit!, Ra?" Angel penasaran.
"Kalau misal Nita engga lihat, ya ngapain tutup mata!" Celetuk Dara.
"Takut gue Ra!" Sahut Nita.
"Jadi bener lu bisa lihat hantu?" Angel penasaran dengan Nita.
Nita mengangguk-anggukkan kepala, karena benar adanya.
"AAAAHHHHH.....!!!"
"HUAAAAA....!!!"
"KIK KIK KIK KIK.....!!!"
Tiba-tiba Angel terlempar ke tanah dan berteriak sekuat tenaga. Matanya melotot, rambutnya tergerai, jemarinya mencengkeram tanah dan menunjukkan gigi putihnya.
"HEEERRRR.....!!"
"Argghh....TOLOOOONG...!"
Teriak teman-teman Nita yang mengetahui jika Angel kesurupan saat ini.
Hingga tak lama kemudian penghuni kost-an Dara dan Nita keluar. Begitu juga beberapa warga yang dekat dengan kost-kostan tersebut.
Dara yang mengetahui hal itu segera memeluk Angel. Angel berontak kesana kemari hingga pelukan Dara terlepas. Sementara yang lain turut serta mengendalikan rontaan Angel. Namun Angel terlepas.
"Grrrrrr.....!!"
"Panggil pak ustadz!, kesurupan dia!" Teriak warga ke warga lainnya.
Angel di kelilingi warga tanpa ada orang yang berani mendekatinya.
Nita menangis melihat hal itu, ia tidak melihat siapa yang merasuki Angel.
"Siapa kamu?, kenapa kamu datang kesini dan mengganggu!" Tanya Dara kepada sosok wanita yang masuk ke raga Angel.
Angel menatap tajam ke arah Dara, nafasnya memburu seakan ingin menerkam.
"Jawab!" Teriak Dara meski hanya Wanita yang merasuki itu yang mendengar.
Wajah Dara seketika berubah menurut penglihatan wanita yang merasuki Angel. Dara tampak menakutkan baginya.
Perlahan ia mulai lemas, begitu pula tubuh Angel karena di tatap oleh Dara.
"Azizah...!!" Sahutnya hingga terdengar oleh orang yang berada di sekeliling Angel.
Anita yang mengaku Azizah tersebut bicara melalui raga Angel.
Perlahan Dara mendekatinya kemudian jongkok di hadapan Azizah.
"Itu ustadz orangnya yang kesurupan!" Teriak warga yang telah sampai membawa ustadz datang ke tempat ini.
Warga tampak bising karena kejadian ini, membuat konsentrasi Dara terpecah tidak bisa mengatakan apa-apa.
Ustadz yang baru datang langsung merapal kan doa.
Anggel berteriak histeris, kemudian mendorong ustadz yang ada di depannya. Dan Dara pun ikut terpental ke belakang.
"Jangan Ustadz!!" Teriak Dara sambil menggelengkan kepala.
Tiba-tiba Angel menangis sambil bersujud didepan Dara yang masih terbaring di tanah.
"Nyai tolong nyai!" ucapnya di hadapan Dara.
Membuat orang yang melihat saling pandang untuk memastikan perkataan Angel.
Dara bangun dari tanah, kemudian mendekati angel kembali.
Sementara ustadz yang tadi sempat terpental mengikuti arahan dari Dara.
Simbok Lasmi mendatangi Dara kemudian menemaninya untuk berbicara kepada Azizah yang berada di tubuh Angel.
"Azizah!, apa maumu?" tanya Dara lirih, agar tidak terdengar oleh orang-orang yang ada di kompleks kost-an Mbok Lasmi.
"Mau minta tolong Nyai!" sahutnya.
Dara menatap Mbok Lasmi sesaat kemudian ia memandang Azizah.
"Apa?"
"Tubuh saya Nyai!" Ucapnya terbata kemudian menangis.
Hiks hiks hiks....!!
"Tubuh saya di tanam di jembatan, dan keluarga saya tidak ada yang tahu. Saya dibunuh nyai!"
Semua orang terbengong dengan perkataan Azizah yang berada di tubuh Angel. Mereka saling pandang.
"Dua tahun lalu nyai!"
"Oleh siapa?" Tanya Dara.
"Mandor!, Mandor Romli yang membunuh saya karena saya hamil anaknya!, hiks....!"
Tak lama kemudian datanglah Babinsa dan bimas pol untuk memeriksa keadaan. Karena mereka mendapatkan laporan dari warga.
Mereka juga mendengar pengakuan Azizah kemudian mencatatnya.
"Neng, coba tanyakan di mana ia di kubur." Ucap Bimas Pol kepada Dara, dan Dara mengangguk.
Tanpa di tanya kembali oleh Dara, Azizah menjelaskan letak jasadnya yang di kubur secara detail. Hingga semua orang pun mengetahuinya.
Tak lama kemudian tubuh Angel lemas tak berdaya kemudian jatuh. Beruntung Dara dan Mbok Lasmi berada di sebelahnya yang kemudian menangkap Angel.
Angel lalu diberikan pertolongan kemudian di bawa masuk ke kamar Nita. Nita sempat menatap Dara tak percaya dengan kejadian tersebut.
Sebab Dara sangat berani untuk melihat keberadaan Azizah dan mengajaknya bicara seperti yang ia lihat tadi. Dara hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya kepada Nita.
Beberapa warga yang di luar kamar masih tampak ramai. Terlebih Babinsa dan bimas pol menghubungi pihak kepolisian setempat untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut.
"Pantes aja semenjak jembatan jadi justru malah angker. padahal dulu engga lho!" Ucap salah satu warga. Dan warga yang lainnya membenarkan perkataan tersebut.
"Trus Azizah itu orang mana?"
"Wah engga tahu gue. Denger juga baru ini!" Sahut warga lainnya.
"Apa warga kampung sebelah?"
"Bisa jadi bang!"
Pembicaraan-pembicaraan pun mengalir begitu saja. Tentang siapa Azizah bahkan tentang mandor Romli yang kini di anggap buron oleh warga setempat.
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣
dirubah oeeee
sama Noveltoon
Horor, horor tahuu🤣🤣🤣