Aisyah seorang wanita cantik,dari keluarga sederhana.Berkulit putih dan bernetra coklat.Tutur kata nya lembut,membuat hati teduh saat berbicara dengan nya.
Aisyah hafal kitab suci juga sedang menempuh pendidikan S3 di Kairo Mesir.
Aisyah tidak pernah dekat dengan pria mana pun.Ia sangat menjaga diri,kehormatan nya juga tutur kata nya.
Sampai suatu ketika Ia bertemu dengan pengusaha muda bernama Farel Ramadhian.
"Aisyah aku bukan lah pria sempurna yang mampu menjadi imam untuk mu tanpa petunjuk dari Allah SWT. Aku mencintai mu karena Allah,mau kah kau menikah dengan ku?"
"Aku menerima niat baik dari engkau,membina rumah tangga
berharap Ridho dari Allah Tuhan Yang Maha Pengasih."
Seseorang dari balik tirai mengusap bulir bening yang lolos dari ujung netra nya.Hati nya pilu,mencintai wanita yang tidak seharusnya Ia cintai.
"Aku akan membahagia kan mu dengan cara ku sendiri tanpa melukai
orang lain."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muslimah hasyim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Seluruh penghuni kediaman Gunatama panik seketika mendengar kabar dari salah satu bodyguard.
Helicopter mendarat di taman belakang rumah menciptakan angin kencang bergemuruh di sekitar itu.
Sekertaris Gunatama turun dari helicopter merlari menuju kedalam rumah.
"Tuan,Apa berita ini benar?" Kata Bu Inah yang sudah bercucuran air mata.
"Maaf Bu Inah,kecelakaan itu benar ada nya namun berDo'a lah suami mu,Tuan juga nyonya baik baik saja." Menyentuk bahu Bi Inah menenangkan diri nya.
Dalam hati Ia berkata"Tabahkan dirimu Bu Inah,Maaf ini diluar kendaliku"Mata Sekertaris Deo berkaca kaca meninggalkan Bu Inah yang masih menangis,menaiki tangga menuju kamar Felisya yang masih tidur,belum mengetahui apapun.
Tok..tok..
"Nona,Saya bisa masuk?"
"Masuk lah." Suara ceria khas Felisya semakin membuat hati Deo kelu.
Sekertaris Deo membuka pintu perlahan.
"Aku baru bangun,mengapa kau datang dengan helicopter?ada apa?"
"Bergegaslah nona."
"tapi.." Felisya belum selesai berbicara namun Sekertaris papa nya menarik tangan Felisya melangkah cepat menuruni tangga"Sebenar nya ada apa?"tidak ada jawaban,Sekertaris Deo terus saja membawa paksa Felisya. Bu Inah dan pelayan dapur lainnya sudah bercucuran air mata tidak ada yang berani berucap satu patah kata pun.
Felisya masih bingung ada apa sebenarnya?Ia menghempaskan tangan nya agar terlepas."Jika kau tak beri tau,aku tidak akan ikut!!"Bukan Felisya jika tidak keras kepala.
Sekertaris Deo menghela kasar.
"Mobil yang membawa tuan dan nyonya mengalami kecelakaan,bergegaslah."
"Apa?!!!.."
Felisya dan sekertaris Deo menaiki helicopter.
Para pelayan dan bodyguard menyaksikan helicopter berlalu menciptakan gemuruh angin yang seolah ingin ikut menerbangkan apa saja yang ada disitu.
Jantung Felisya berdetub kencang air mata sudah bercucuran."Ya Allah ya Tuhan ku..Selamatkan lah Papa Mama juga pak Nang."
Butuh waktu lama untuk sampai di pulau sulawesi
rencana perjalanan bisnis ke kota makasar juga menghabiskan waktu berdua bagi nyonya Gunatama berakhir naas.
Helicopter mendarat di kota makasar,sudah menunggu bodyguard yang akan membawa mereka ke Rumah sakit.
Felisya berlari menuju ke Instalasi Gawat Darurat nafas nya ter engah engah.Sudah berbaring kaku sosok pria yang sangat berarti dalam hidup nya.
Alat alat medis sudah dilepaskan pada tubuh tuan Gunatama.
"Tidak..tidak mungkin papa...papa...Ini Felisya.. Ini Fe...bangun papa..papa dengar???Felisya menggoyang goyangkan tubuh kaku itu.
Air mata Felisya bercucuran,Ia terduduk di lantai.
" Mama..mama..Felisya bangkit mencari mama nya masuk ke ICU,tubuh mama nya penuh luka.Dokter mengatakan jika nyonya Gunatama mengalami patah tulang di beberapa bagian dan kondisi saat ini kritis.
Felisya menggenggam tangan mama nya.Nyonya Gunatama tersenyum dan mengucapkan "Laa ilaha illallah muhammadarrasulullullah"
Nyonya gunatama menghembuskan nafas terahir.
Felisya tersentak dan limpung pandangan nya memudar gelap......Brugh...
***
Siriine mobil jenazah memasuki rumah duka,pelayat mulai berdatangan.Pemuka agama mengumandangkan Do'a melepas kepergian tuan dan nyonya Gunatama.
Aisyah dan Bu inah membaca kitab suci untuk mendo'akan orang yang sangat mereka hormati bersandar di tembok sambil menangis tersedu.
Felisya baru sadar didalam kamar nya.Keluar menemui orang orang yang turur berbela sungkawa.Air mata terus mengalir melihat kedua orang tua nya terbujur kaku.
"Pa..ma..aku sendirian.." hik..hik...
"Bawa saja aku bersama kalian..." hik..hik...
Aisyah memeluk Felisya, "Istighfar...Aku selalu bersama mu.Aku..dan Ibu"
Prosesi jenazah telah selesai,ditutup lah kreta jenazah siap untuk di antarkan ke tempat peristirahatan terahir.Felisya kembali tidak sadarkan diri.Di angkat Sekertaris Deo menuju kamar nya.
***
Beberapa bodyguard menunggu pak Nang yang masih koma di Rumah sakit kota Makasar.
Dokter memberi rujukan untuk dilanjutkan perawatan menuju salah satu rumah sakit terbaik di jakarta.
Armada besi menerbangkan Pak nang yang masih koma diikuti para pengawal dan tim medis.Menuruni armada besi dengan menggunakan tandu yang diangkat para pengawal dan diikuti Tim medis.
Bodyguard sudah menunggu di bandara dengan mobil ambulace yang telah siaga.
Sirine Ambulance mengiang mengusik telinga
menuju salah satu Rumah sakit terbaik di kota itu.
Tim dokter dengan siaga memasang alat alat medis.Seluruh tim medis berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamat kan nyawa pak Nang orang yang sangat setia pada tuan Gunatama.
Sudah satu minggu pak Nang koma,Aisyah dan Ibunya bergantian menjaga pak Nang di rumah sakit.Ayat ayat Al-Qur'an di lantunkan oleh Aisyah juga Bu Inah bergantian di dekat pak Nang.
Serangkaian oprasi telah dijalani namun belum ada perkembangan berarti untuk pak Nang.
Do'a do'a Aisyah panjatkan memohon pada Allah Tuhan Penguasa Seluruh Alam untuk kesembuhan ayah nya.
Felisya sudah mulai tenang sejak kepergian kedua orang tua yang Ia cintai ,tidak lagi histeris dan berteriak.Hanya Do'a yang bisa Ia panjatkan jika sedang merindukan Papa dan Mama nya.
"Innalillahi wa inailaihi roji'un...Pak Nang meninggal dunia.Felisya terkejut mendengar kabar duka dari sekertaris Deo,Felisya pilu mengingat begitu setia nya Pak Nang dan Bu Inah pada keluarga Gunatama.
Felisya bergegas ke rumah sakit bersama sekertaris almarhum papa nya.berlari menelusuri lorong lorong rumah sakit menuju ICU tempat Pak Nang berada.
Aisyah duduk di sebelah Almarhum ayah nya dengan membaca kitab suci,sedangkan Bu Inah terduduk di lantai menangis pilu ber ucap Istighfar.
Aisyah yang terlihat tegar namun dalam hati nya menjerit.Felisya memeluk Aisyah.Kedua nya menangis sesenggukan.
***
Armada besi menerbangkan jenazah pak Nang menuju Solo,dijemput pengawal yang sudah disiapkan oleh sekertaris Deo.
Sirine Mobil jenazah mengiang sepanjang perjalanan menuju desa,membawa Almarhum pak Nang yang terbujur kaku.
Aisyah Felisya juga bu Inah duduk di jok kecil di samping jenazah pak Nang,Aisyah dan Ibunya menolak menaiki mobil lain,Felisya pun akhirnya turut serta.Tidak henti henti nya Aisyah melantunkan ayat suci di dekat pak Nang.
Bu Inah yang tidak mampu berkata kata hanya lemas dan berucap Istighfar.Air mata bu Inah tidah henti henti nya bercucuran.
Pemandangan yang benar benar menyayat hati.
"Maaf bu Inah, Aisyah..." hik..hi...
Sampai di desa disambut histeris oleh keluarga Bu Inah dan Pak Nang.Begitu banyak pelayat ysng datang mendo'akan Almarhum.
Sosok baik hati dan sangan dermawan bagi orang desa itu telah berpulang ke rahmatullah.
Sejak hari itu Felisya tidak pernsh lagi kembali ke jakarta.Ia tidak memiliki keluarga lagi,nenek dan kakek dari orang tua nya sudah tidak ada.
Sedangkan Almarhum papa dan mama nya adalah anak tunggal.
Setelah kepergian Gunatama banyak orang kepercayaan Gunatama berhianat.mereka mengincar dan berusaha mengambil alih kekayaan Gunatama.
Felisya disembunyikan dari publik agar nyawa nya tidak terancam.
Felisya berada di rumah Bu Inah bersama Aisyah.
Dididik dengan segala kesederhanaan.,makan apa adanya dan hidup normal seperti orang desa pada umum nya.
Belajar Agama dan sekolah di madrasah kampung itu.
Sekertaris Deo mengurus segala keperluan Felisya dengan baik termasuk menggaji Bu Inah dan memberi santunan dalam jumlah besar atas meninggal nya pak Nang yang sedang bekerja.
Gaji Pak Nang setiap bulan dibayar seperti biasa.
Tidak heran jika uang Felisya setiap bulan bertambah,sampai bingung mau diapakan uang itu.
Sekertaris Deo mengurus Felisya hingga mengatur pendidikan di london sesuai harapan tuan Gunatama hingga sekarang.
FLASH BACK OFF...
-
-
-PENGUMUMAN.....
Seharusnya kisah Felisya adalah novel pertama ku..namun novel ditolak.....
karena terlalu banyak kekerasan,balas dendam hingga mafia.
jadi saya tulis sedikit potongan nya disini...
maaf..maaf...maaf...
mkasih kk aku suka alurnya yg sangat islami banyak yg bermakna juga mangfa't
smoga slalu dlm karunia juga lindungan Alloh 🤲🤲🤲🙏🏻
inget, nada bicara wanita muslim itu tegas , kecuali terhadap keluarga dan suaminya.