Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 - Bekerja
Setelah selesai sarapan, Arum saat ini sedang berdiri di depan sebuah foto di sana. Sedangkan Alaska dan Jeff dia tinggalkan di meja makan ya karena mereka berdua terlihat mengobrol hal yang tidak Arum mengerti.
Jadi gadis itu meminta izin untuk pergi di sana dan Alaska pun mengizinkan nya, Arum menatap dalam sebuah foto di sana foto keluarga yang besar. Di sana ada seorang pria tampan yang mirip dengan Alaska.
Tapi di sisi lain ada Alaska juga, dan seorang wanita cantik dengan mata biru dan rambut pirang nya, Arum benar benar takjub dengan foto itu, ternyata Alaska memiliki keluarga yang lengkap.
“Andai saja aku juga punya foto keluarga,”gumam Arum menatap foto itu.
“Hei apa yang kau lihat?”tanya Alaska tiba tiba muncul dari belakang Arum.
“Astaga bapak mengagetkan saya!”ketus gadis itu memutar badan nya.
Alaska tidak menjawab dan berjalan ke arah sofa di sana, ternyata ada Jeff juga di sana. Gadis itu masih menatap foto itu, dia melirik Alaska dan ikut duduk di sofa dengan sopan dan manis nya.
Pria itu melirik Arum yang hanya diam memainkan jari nya, tumben sekali gadis itu tidak cerewet biasa nya dia terus berbicara sesuatu apakah ada yang salah, Alaska melirik foto besar diri nya dan keluarga nya.
“Apa kau ingin bertanya sesuatu?”tanya Alaska bingung.
“Boleh kah?”tanya Arum dengan wajah girang menatap Alaska.
Dan yap benar ternyata bukan gadis itu berhenti cerewet melainkan ternyata dia menahan diri agar tidak mengoceh, Alaska mematikan tablet nya dan mengangguk menanda mengizinkan Arum untuk bertanya.
“Yang di sana siapa saja?”tanya Arum dengan kepo.
“Kenapa kau sangat penasaran dengan keluarga orang lain?”tanya Alaska heran.
“Loh tadi kata bapak gapapa nanya!”kesal gadis itu membuang muka nya seolah ngambek.
Alaska berusaha menahan senyum setiap kali Arum membuang muka dengan kesal gadis itu selalu memperlihatkan cara nya lucu nya bertingkah tapi Alaska berusaha menahan itu agar tidak ketauan dan melanjutkan pembicaraan mereka.
“Di sana ada mommy dan daddy serta kakak perempuan ku,”jawab Alaska dengan santai.
“Benarkah? Seru sekali apa mereka masih ada?”tanya Arum dengan hati hati.
“Tentu, kenapa? Apa kau ingin bertemu?”tanya Alaska bingung.
“Bukan, aku kira semuanya eh bukan maksudnya kenapa tidak di rumah ini di mansion, soalnya aku tidak melihat keluarga bapak,”tanya Arum dengan bingung.
“Mom dan Dad sedang liburan, lalu kakak ku dia sudah menikah dan tinggal bersama suami nya,”jelas Alaska santai.
Gadis itu seketika diam dia menatap Alaska dalam ternyata Alaska kesepian walaupun banyak pelayan dan rumah besar ternyata keluarga dekat nya saja tidak ada di sana, Alaska yang menerima tatatapan itu menaikkan satu alis nya bingung.
kenapa dengan gadis ini? Apakah dia sedang di berikan tatapan belas kasihan sekarang, Alaska tau pandangan nya, pria itu terkekeh, benar benar bocah yang terlalu banyak drama mellow di hidup nya.
“Jangan memasang wajah jelek mu itu, aku tidak kesepian. Mommy dan daddy ku baru saja pergi,”jawab pria itu datar.
“Hah bagaimana bapak tau aku memikirkan hal itu?!”kaget Arum dengan bingung.
“Wajah mu menjelaskan semua nya,”geleng Alaska kepada Arum.
“Ternyata aku orang nya sedikit mudah di tebak ya,”gumam Arum mengatakan hal itu.
Tidak ada percakapan lagi Alaska hanya diam pria itu kembali menyalakan tablet nya Arum benar benar bosan jika di tempat kak Dian dia bisa mengerjakan apapun seperti menyapu halaman membersihkan rumah.
Arum benar benar kaget ternyata Alaska adalah orang kaya, tapi apa pekerja pria itu? Kenapa dia sangat kaya, kalau iya dia cuman hanya seorang guru tidak mungkin kan.
“Apa kah ayah bapak seorang pengusaha sawit?”tanya Arum tiba tiba dengan polos nya.
“Pfttt hahah pengusaha sawit,”tawa Jeff tiba tiba tidak tahan dengan pernyataan abstrak Arum.
“Kenapa kau bertanya tanya terus, ini semua rumah dan mobil bukan milik ku. Milik orang tua ku, kau tau aku hanya guru, bodoh,”jawab Alaska kembali.
“Astaga benarkah? saya benar bener tidak enak dengan bapak harus menumpang gratis di sini,”tunduk gadis itu.
Seketika senyum miring langsung terbit di bibir Alaska ya ini lah pernyataan atau pertanyaan yang dia tunggu tunggu keluar dari mulut Arum sendiri mengatakan jika dia harus tinggal gratis di sana.
“Apa kau kira makanan di sini gratis, bahkan listrik sabun dan semua yang kau gunakan gratis tentu tidak. Kau harus bekerja,”jawab Alaska dengan santai nya.
“Hah bekerja? Yaudah gapapa deh, aku tau diri juga kok, jadi apa?”tanya Arum kepada Alaska.
“Kenapa kau langsung setuju dan tidak menolak?”tanya Alaska dengan heran.
“Kenapa aku menolak aku menumpang tentu aku harus balas budi kan pak, bukan kah itu yang kita pelajari,”jawab Arum dengan santai.
Pria itu hanya mendengus kesal padahal dia berharap jika Arum akan kesal dan menolak dan dia akan menggoda dan mengerjai nya tapi ternyata gadis itu langsung menerima nya seperti nya Arum memang gadis yang baik.
Dia bahkan tidak bisa menolak permintaan orang lain kepada nya, ya tidak apa apa lah lagi pula hanya alasan itu yang bisa dia gunakan jika mommy nya bertanya jika Arum ada di sini.
“Tapi kau harus pakai baju ini bekerja,”ucap pria itu menunjukkan set baju yang di letak kan Jeff di atas meja.
“Wah ini baju pelayan ya? Seragam dong sama yang lain seru banget,”jawab Arum sekali lagi.
‘Sial dia malah senang, aku kira dia bakal marah. Kenapa gadis ini malah bahagia,’ kesal Alaska dalam batin nya.
Entah apa tujuan Alaska membantu gadis itu tapi melihat Arum yang kesusahan dia hanya ingin menolong tapi dia juga bertanya kepada diri nya sendiri, jika gadis itu bukan Arum apakah dia masih mau menolong.
Alaska dari dulu memang di kenal dengan orang yang tidak pedulian dia lebih mementingkan urusan nya sendiri dari pada orang lain cukup egois tapi itu lah sifat Alaska yang sebenarnya.
“Tapi boleh request ga warna pink aja biar lucu, boleh kan? Eh aku kerja nya apa pak? Bersih bersihin rumah?”tanya Arum dengan bingung.
“Warna pink? Jeff ganti warna baju nya buat yang warna pink,”perintah Alaska kepada Jeff.
“Baik tuan,”ucap Jeff.
“Asikk terimakasih pak Aska,”senyum gadis itu dengan manis nya.
‘Ih ngeri kok mau aja di atur sama nona Arum apa tuan Alaska udah suka sama nona Arum?’