Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.
Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.
mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Dia menatap datar dan dingin kepada sang anak yang merusak barang di kamarnya , sejak dulu anaknya memang selalu bersikap seenaknya seperti ini.
"Daddy mengusirku??". Tanyanya saat berbalik dan menatap ayahnya tidak percaya.
Sejak tadi Daddy nya ini selalu mengatakan hal seperti itu pada ibunya dan juga dirinya.
"Ya, jika kamu menjadi manusia tidak tahu diri dan tidak bisa diatur silahkan angkat kaki dari sini". Jawabnya dengan wajah sangat marah.
"Jangan keterlaluan Daddy, aku ini anak Daddy satu-satunya, kenapa daddy memperlakukan aku seperti ini, mereka yang salah karena lebih dulu melakukannya padaku". Tanyanya dengan sangat kesal.
"Kau sendiri yang menghancurkan masa depanmu dengan melakukan hal menjijikan seperti itu dengan mertuamu". Jawabnya dengan kemarahan tertahan.
Andai yang didepannya bukan putra semata wayangnya , dia pasti sudah menghajar anak ini sampai mati tapi dia harus memberi pelajaran yang tidak akan bisa dilupakan anaknya agar anaknya ini sadar.
"Aku". Irfan menunduk tidak menyangkal perkataan sang ayah.
"Daddy rasa Sri sudah cukup baik dan cantik untuk bisa memuaskan nafsumu, kenapa kau malah melakukan hal hina seperti itu dengan mertuamu?, dan sekarang kamu menyalahkan orang lain, kamu tidak punya otak seperti nya ". Hardiknya dengan sangat keras bahkan dia menampar sang anak.
Amarah sejak tadi dia tahan akhirnya meledak seketika, dia menjadi bahan olok-olok semua orang bahkan dikantor nya karena perbuatan anaknya belum lagi teguran keras dari atasannya jika dia berani membela sang anak.
"Kau tidak tahu betapa malunya Daddy karena perbuatan mu, kenapa kau tidak memikirkan dampak perbuatan binatang mu itu terhadap keluarga kita, dasar anak tidak berguna". Dia kembali melayangkan tamparan keras kepada putranya
Irfan terjatuh ditempat tidurnya mendapatkan dua kali tamparan keras dari sang Daddy, dia baru melihat kemarahan sang Daddy selama menjadi anaknya.
Wajahnya diliputi ketakutan tapi tetap saja dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh daddy-nya sendiri.
"Kau membuatku dihina, dicaci maki bahkan direndahkan, padahal yang berbuat adalah kau dengan nafsu binatang mu itu". Tangannya mengepal dan langsung dilayangkan kepada sang anak.
"Tapi dia memang menggodaku duluan Daddy, aku juga lelaki normal yang tergoda dengan perempuan saksi apalagi dia memang cantik". Jawabnya dengan ngegas.
Dia tidak terima disalahkan seperti ini oleh daddy-nya karena dia hanya lelaki normal biasa yang memiliki nafsu
Anaknya ini bukannya sadar dari kesalahannya malah semakin menjadi seolah dirinya adalah korban padahal semua ini terjadi karena dirinya juga.
"Kau menyalahkan mantan mertua dan istrimu padahal kau saja yang tidak bisa menahan nafsu dan sekarang kau mengamuk seolah kamu korban, kau tidak bisa menggunakan otakmu itu hanya karena selangkangan saja, kenapa kau tidak mati saja saat dicambuk didesa waktu itu". Teriaknya menggelegar dikamar sang anak.
Dia sungguh murka mendapatkan caci makian dan olok-olok kan semua masyarakat karena perbuatan asusila anaknya, seumur hidupnya itu akan membekas.
Nafasnya memburu, dia dengan jelas mendengar semua umpatan dan makian anaknya tadi pada keduanya padahal dia juga bersalah sampai terjadi seperti ini .
Sang istri yang mendengar teriakan suaminya menggelegar dari kamar sang anak langsung mendatangi keduanya.
Matanya membulat dan ketakutan melihat keadaan kamar anaknya yang sangat berantakan dan juga melihat suaminya memukuli anaknya itu.
"Hentikan Daddy, dia anak kita, kenapa Daddy memukulnya seperti itu?". Teriak sang istri segera melindungi sang anak dari murka suaminya itu.
Sang suami hanya tertawa sarkas melihat tingkah istrinya yang melindungi putranya, istrinya itu terlalu memanjakan anaknya sampai anaknya menjadi seperti ini.
"Inilah hasil didikan mu selama ini, dia bertingkah seperti bintang dengan meniduri mertuanya sendiri dan menyalahkan orang seolah-olah dirinya korban padahal dengan jelas terekam disana jika dia juga keenakan menikmati hubungan binatang itu". Hardik nya sambil menunjuk kasar istrinya itu.
Sejak dulu istrinya tidak pernah berubah selalu membela kesalahan anaknya, itu sebabnya anaknya menjadi egois dan tidak pernah merasa bersalah sama sekali.
"Daddy". Ucapnya dengan memelas.
"Dia menjadi manusia tidak berguna karena didikanmu yang terlalu memanjakan dan membelanya sekarang lihatlah dia tidak hanya melemparkan kotoran ke wajah kita tapi dia membuat kita lebih hina dari hewan karena perbuatannya". Sang suami mendorong istrinya sehingga istrinya itu terjatuh terduduk disamping putranya.
"Kalau kalian berdua tidak bisa diatur dan tidak bisa ditangani pergi dari sini karena aku tidak membutuhkan manusia tidak tahu berterima kasih dan tidak bisa diatur, hanya bisa membuat malu saja". Ucapnya dengan penuh amarah, nafasnya sangat memburu, wajahnya memerah.
Dia langsung pergi dari sana sebelum menyakiti istrinya lebih parah lagi, emosinya sedang tidak bisa dia kontrol saat ini.
Setelah kepergian suaminya sang ibu langsung melihat keadaan putranya yang cukup berantakan.
"Jangan melawan Daddy mu untuk saat ini, dia sedang banyak pikiran, kita tidak bisa pergi dari sini, ingat kamu sudah tidak memiliki apapun kecuali tabunganmu kan?". Tanya sang ibu dengan khawatir.
Irfan hanya mengangguk kosong, dia kehilangan rumah dinas, mobil bahkan semua miliknya dalam sekejap hanya tinggal tabungan pribadinya saja selama ini yang bisa dia gunakan.
"Biarkan saja mereka, jangan ganggu lagi kehidupan mereka, sudah cukup semua ini, mommy tidak akan bisa melindungi kamu lagi dari kemurkaan Daddy mu, dia sangat malu sekarang".
Irfan menunduk dalam mau menyesal juga tidak ada gunanya, tapi perasaan marah dan dendam tetap menyelimuti hatinya dan tak bisa hilang begitu saja apalagi dia juga kehilangan anak yang dikandung oleh mantan mertuanya itu, sejak dulu dia ingin sekali menjadi ayah tapi Sri belum memberikannya dan malah mertuanya yang langsung jadi padahal mereka hanya melakukannya beberapa kali.
"Tapi bagaimana dengan anakku mom, mommy kan tahu aku sangat ingin jadi ayah begitu juga dengan mommy yang sangat ingin jadi nenek". Tanyanya dengan pelan.
"Kami akan mencarikan kamu perempuan lain saja nak, mommy tidak bisa menahan Daddy mu untuk sekarang dan seterusnya, kamu terlalu membuatnya kecewa dan sakit hati apalagi kami memang menjadi bahan olok-olok semua masyarakat setelah perbuatanmu".
Irfan tidak menjawab apapun lagi, percuma dia berargumen dengan ibunya dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan seperti dulu setelah kejadian ini.
"Apakah ada perempuan yang mau dengan lelaki yang sudah tercemar nama baiknya sedemikian rupa mommy, aku tidak mau lagi menikah Dnegan rakyat biasa seperti Sri dan mengalami kejadian begini".
Dia masih menyalahkan keluarganya karena memilihkan perempuan kampung seperti Sri.
"Sri memang dari kampung Irfan, tapi pekerjaannya sangat bagus untuk mendukung kariermu, kamu saja yang matanya tidak bisa dijaga". Sang ibu mendorong kepala sang anak karena kesal.