Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Perempuan Tak Dikenal
Kekhawatiran Arumi sepertinya akan jadi kenyataan. Sudah tiga persidangan terlewati dan semakin jelas bagaimana usaha Yongki membebaskan putra tunggalnya.
Bukan hanya menjadikan Edi sebagai kambing hitam yang memungkinkan Anggara bebas, Yongki juga membuat Dimas, putra kedua Edi, tiba-tiba membatalkan niatnya membantu Roni sekalian mencari kebenaran untuk ayahnya.
“Tidak usah terlalu cemas, Ar. Pengadilan belum final dan aku akan mencari bukti lain soal Anggara.”
“Mereka orang-orang pendendam Ron ! Aku bisa merasakan di balik lirikan dan senyuman Anggara belum lagi ucapan-ucapan Yongki saat kita bertemu di ruang sidang.”
Roni tersenyum lalu membawa Arumi ke dalam pelukannya. Kadang-kadang Roni lupa kalau adik sepupunya masih sangat muda, usianya bahkan belum sampai 25 tahun.
Meskipun berusaha kelihatan biasa saja, Roni bisa membaca bagaimana Arumi sedikit goyah setelah perceraiannya dengan Raka, pria yang membantunya berjuang di perusahaan selama 3 tahun.
“Aku bisa merasakannya juga Ar,” hibur Roni sambil mengusap-usap punggung Arumi.
Terdengar helaan nafas berat Arumi yang masih berada dalam pelukan Roni.
“Aku takut Ron,” gumam Arumi.
“Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu terutama orang-orang seperti Yongki dan Anggara.”
Tiba-tiba Arumi melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh dari Roni.
“Ngomong-ngomong kamu sudah tahu identitas perempuan misterius itu ?”
“Sudah. Ternyata dia tunangannya Anggara, namanya Eva.”
“Tunangan Anggara ? Aku baru tahu kalau dia sudah punya calon istri,” ujar Arumi sambil mengerutkan dahinya.
“Lalu kenapa dia mendatangi Sapta dan Bimo ? Jangan-jangan dia disuruh Anggara mencari informasi ?”
Roni terkekeh, “Mata-mata maksudmu ?”
“Iya. Masalahnya dia tidak memperkenalkan diri sebagai tunangan Anggara pada Sapta dan Bimo kan ?”
“Justru sebaliknya. Begitu ketemu, Eva langsung memperkenalkan diri dan menyebutkan statusnya sebagai calon menantu Yongki.”
“Perempuan itu pasti berusaha supaya calon suaminya dibebaskam juga,” geram Arumi.
“Eva tidak menyinggung soal Anggara malah dia banyak bertanya tentang kehidupan Thalia.”
“Maksudmu ?”
“Eva mencari informasi soal pria yang pernah menjadi kekasih Thalia.”
“Untuk apa ? Bukannya kamu bilang Thalia suka berganti-ganti pasangan selama di Perancis.”
“Bukan yang di Perancis. Eva bilang dia sudah tahu bagaimana kehidupan Thalia di sana. Yang dia tanyakan justru kekasih Thalia yang ada di Indonesia.”
“Raka maksudnya ?”
Roni mengangguk. “Atau ada yag lain selain Thalia ?”
“Aku tidak tahu tapi untuk apa ? Raka nggak ada hubungan apa-apa dalam kasus ini,”
“Kamu cemburu ?” ledek Roni sambil terkekeh, matanya juga memicing membuat Arumi malah mencebik.
“Aku lagi nggak mood bercanda Ron !” omelnya.
“Sorry…. Sorry !” Roni memegang kedua bahu Arumi . “Aku nggak bermaksud membuat suasan hatimu tambah jelek.”
Arumi menghela nafas panjang dan berusaha merubah ekspresi wajahnya.
“Informasi apa saja yang Sapta dan Bimo berikan padanya ?”
“Mereka berdua bukan laki-laki yang gampang dibujuk sekalipun oleh wanita cantik seperti Eva apalagi mereka ketemunya di gedung pengadilan. Aku yakin Sapta dan Bimo pasti akan lebih hati-hati.”
“Tapi aku lihat mereka sempat ngobrol lama di luar selesai sidang kemarin.”
“Eva hanya bertanya apa benar nama mantan kekasih Thalia itu Raka Bumi Pramudya.”
“Darimana dia tahu nama lengkap Raka ?” tanya Arumi sedikit kaget.
“Waktu Bimo mengajukan pertanyaan yang sama denganmu, Eva hanya tertawa dan mengucapkan terima kasih lalu pergi.”
“Apa mungkin diam-diam Raka ikut membantu Anggara menutupi fakta kecelakaan Thalia ?” gumam Arumi dengan dahi berkerut.
“Aku tidak tahu tapi kalau dirunut secara hitungan waktu, sepertinya status Raka masih kekasihnya Thalia saat kejadian.”
Keduanya terdiam, sama-sama memikirkan kemungkinan fakta keterlibatan Raka.
“Apa mungkin bukan hanya kita yang menjebak Raka, Ron,” ujar Arumi memecah kebisuan. “Kenapa aku nggak teliti menghitung waktunya.”
“Jangan disesali, aku akan minta tolong Sapta dan Bimo untuk mencari kebenarannya.”
Arumi mengangguk-angguk lalu menghela nafas panjang.
*****
“Cari siapa ?” tanya Raka pada wanita cantik yang berdiri di depan pintu rumah orangtuanya.
“Apa kabar Raka ?”
“Siapa ya ?” tanya Raka dengan kedua alis menaut.
Eva tertawa pelan melihat wajah bingung lawan bicaranya.
“Aku Eva. Eva Saras Puspita, temanmu dari SD sampai SMP.”
Raka mengerutkan dahi, mencoba mengingat-ingat tapi nihil karena sejak SD sampai SMA , Raka termasuk anak yang lebih suka sendiri dan tertutup bahkan saat pacaran dengan Thalia, dia bukan model kekasih yang posesif.
“Rumahku tidak jauh dari sini, ayahku mantan ketua RW semasa kita SMP.”
“Pak Sutikno ? Kamu anaknya pak Sutikno ? Tapi….”
Eva tertawa melihat Raka ragu menyelesaikan kalimatnya. Eva yakin Raka sama sekali tidak ingat padanya tapi kenal dengan ayah Eva.
“Boleh aku masuk ? Sudah sekitar sepuluh tahun kita tidak ketemu dan aku juga pindah ke Jakarta bersama keluargaku saat kelas 8.”
Awalnya ragu-ragu namun akhirnya Raka melebarkan pintu supaya Eva bisa masuk.
“Kakimu kenapa ?” tanya Eva melihat Raka menggunakan kruk.
“Kecelakaan.”
“Di sini atau di Jakarta ?”
“Jakarta.”
“Hhhhmmm.” Eva mengangguk-anggukkan kepala dan berkeliling di ruang tamu sebelum duduk.
“Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah sama sekali kecuali belum lama di cat ulang.”
“Kamu sering kemari ?” tanya Raka.
“Ibuku salah satu pelanggan tetap menjahit baju pada tante Sofia. Tapi setiap kali aku datang, entah mengantar bahan atau mengambil jahitan, kamu tidak kelihatan.”
Raka hanya tersenyum tipis. “Aku yakin kamu sudah paham kalau aku bukan teman bicara yang baik jadi silakan katakan langsung maksud kedatanganmu kemari.”
Eva tertawa pelan. “Salut padamu Raka, sifatmu tidak berubah sama sekali padahal sudah lama tinggal di Jakarta. Apa mungkin karena kamu berpacaran dengan wanita seperti Thalia ?”
Raka tampak terkejut, ia mengangkat sebelah alisnya. “Kamu kenal dengan Thalia.”
Eva tersenyum.
“Seharusnya kita jadi keluarga kalau kamu masih pacaran dengan Thalia.”
“Maksudmu ?”
“Aku adalah tunangan Anggara, kakak kandung Thalia.”
Mata Raka membola, sekali lagi ia dikejutkan dengan penjelasan Eva yang tertawa pelan, merasa lucu dengan ekspresi Raka.
“Jadi kamu datang kemari sebagai wakil keluarga Thalia ? Untuk apa ? Aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi !” omel Raka panjang lebar.
Bukannya tersinggung, Eva kembali tertawa pelan.
“Aku paham soal pengalaman burukmu dengan keluarga Sukmana karena selama 2 tahun menjadi tunangan Anggara, aku tidak merasa nyaman dan sedikit berharap pertunangan kami berakhir.”
“Lalu untuk apa kamu datang kemari ?”
“Aku yakin kamu sudah tahu kalau Sukmana bersaudara ditangkap karena kasus kecelakaan 8 tahun yang lalu. Aku dengar saat itu kamu sudah menjadi kekasih Thalia.”
“Ya tapi aku tidak tahu menahu soal kejadian itu. Thalia tidak pernah meceritakannya padaku. Kalau kedatanganmu dengan tujuanku menyuruhku bersaksi palsu demi Thalia, aku menolak !”
Eva berpindah tempat duduk lebih dekat pada Raka.
“Aku memang datang untuk minta tolong terkait kasus kecelakaan itu tapi bukan untuk Thalia.”
“Lalu untuk siapa ?”
“ARUMI,” sahut Eva dengan wajah seruis.
Untuk ketiga kalinya mata Raka membola. “Arumi siapa ? Darimana kamu kenal dia ?”
“Arumi Kasih Pramudya. Kedua orangtuanya menjadi korban meninggal akibat kelalaian Thalia.”
Raka menghela nafas dan membuang mukanya ke samping.
“Aku kasihan pada Arumi karena sepertinya om Yongki….”
“Aku akan membantumu. Arumi adalah mantan istriku,” potong Raka.
Saking kagetnya, Eva sampai mundur menjauhi Raka. Matanya membola namun tetap fokus pada Raka untuk meyakinkan ucapan pria itu.
“Arumi Kasih Pramudya adalah mantan istriku,” tegas Raka sekali lagi.
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
slmt brjuang......
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....