NovelToon NovelToon
Jalan Yang Terkurung

Jalan Yang Terkurung

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."

Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Rahasia di balik pernikahan

Langkah Arina berhenti di ambang pintu ruang tamu.Matanya membulat, tubuhnya kaku.Seorang pria berdiri membelakangi sofa, mengenakan kemeja rapi dengan jam tangan berkilau di pergelangan.Pria itu menoleh.Detik itu juga napas Arina tercekat."Om Rendra,Papanya Vivian.Kenapa bisa di sini?" hati Arina langsung ramai,berbagai pertanyaan muncul begitu saja.

Wajah itu,ia sering muncul di berita perusahaan besar,Arina sering melihat di beranda sosmednya.Kadang dari postingan milik Vivian,saat dulu gadis itu bangga menunjukkan foto keluarganya."Ini tidak salah lagi Papanya Vivian.CEO terkenal".

Rendra hanya menatap Arina sebentar,dari tatapannya dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

 “Jadi ini Arina yang sering kamu ceritakan?”

“Iya Mas,dia bantu-bantu di rumah.” Sinta melangkah masuk

"Ayo Arin,masuk"

Arina menunduk cepat, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memanas.Jantungnya berdetak kacau,"Vivian apa dia tahu kalau Papanya,dan Mbak Sinta..."

Ia berusaha tersenyum tipis, tapi suaranya bergetar.

“Iya Mbak…apa yang mau di kerjakan duluan?.”

"Mbak mau minta tolong setrikakan seragam ini,Sudah di siapkan jadi kamu tinggal kerjakan saja ya"Suara Sinta ini lembut,gaya bicara yang seperti ini yang membuat Arina kagum padanya.

"Iya Mbak,aku kerjakan sekarang".Cekatan Arina menyalakan setrika,membentangkan alas dari busa tipis yang terlapisi kain yang sudah di siapkan Sinta.

Sinta meninggalkan Arina yang bekerja di ruangan tengah menuju ruang utama,tempat Rendra Bagaskara duduk di sofa.Ruangan itu,hanya di sekat oleh pembatas ruangan dari kayu yang di ukir bercat putih dengan ruang utama.Ada lubang-lubang kecil sebagai ornamen yang membuatnya terkesan minimalis.

Pandangan Arina belum benar-benar menghilang dari ruangan itu,lubang-lubang kecil sekat ruangan masih bisa ia tembus dengan mudah.

Sinta duduk di sebelah Rendra, jarak mereka sangat dekat.Setahu Arina cara duduk yang seperti itu hanya dilakukan oleh seseorang yang saling mencintai."Mbak Sinta,kenapa dia begitu dengan suami orang?apa dia tidak tahu kalau Om Rendra itu pria beristri dan punya anak?" Tangannya tetap bekerja tapi pertanyaan demi pertanyaan muncul begitu saja di benaknya.

Samar-samar Arina mendengar obrolan mereka.

"Lama-lama aku benar-benar muak dengan Elisa,dia itu semakin menjadi-jadi".

"Menjadi-jadi bagaimana Mas?"

"Dia selalu bilang aku terlalu menuntut, padahal aku cuma ingin dia berhenti hidup seperti gadis dua puluh tahun. Aku ingin dia jadi ibu buat Vivian, bukan bintang di pesta-pesta.Lucunya, tiap kali aku bicara serius, dia malah sibuk cari angle buat foto,atau video call bersama teman-temannya"

"Mungkin,dia harus kehilangan kamu dulu.Biasanya setelah kehilangan orang akan sadar kalau dirinya sudah di tinggalkan"

Suara Sinta lembut,penuh perhatian.Tapi bagi Arina,Sinta bermaksud meminta Rendra untuk meninggalkan istrinya.

"Mbak Sinta,sisi kamu yang ini aku baru melihatnya".

Gerakan Arina cepat,dia tidak berhenti meski hati dan telinganya tetap menangkap apa yang sedang terjadi.

Suara obrolan mereka terdengar lagi,

“Kadang aku pulang larut cuma supaya tak perlu bicara. Rumah itu penuh lampu tapi kosong. Aku dengar tawa, tapi bukan tawa yang buatku ingin ikut tertawa.”Kali ini suara Rendra terdengar pelan.

“Kau tahu rasanya tidur di ranjang yang sama tapi merasa seperti tamu?”

“Mas,kamu selalu terlihat hancur tiap kali datang ke sini.Sampai kapan,mau terus begini?”

Rendra tidak menjawab. Ia hanya menghela napas panjang, kedua tangannya terlipat di dada.

“Mas,kamu bilang rumahmu tak lagi terasa seperti rumah… tapi tetap kembali ke sana setiap malam. Kamu tahu rasanya bagaimana, melihatmu pergi setelah membuatku percaya kamu akan tenang di sini?”Nada suara Sinta mulai bergetar. Ada luka, tapi juga keinginan untuk dimengerti.

“Aku tidak ingin menambah salah, Sin.”

“Tapi bukankah Mas sudah merasa salah, bahkan saat bersamanya?”Sinta menatap Rendra lekat-lekat, mencari keberanian di antara air matanya sendiri.

“Aku tidak bilang Mas harus memilih… aku cuma ingin Mas tahu, ada tempat di mana Mas tidak perlu pura-pura kuat.”

Suata Rendra pelan,nyaris berbisik“Tempat yang membuatku tenang kadang juga tempat yang paling berbahaya, Sin.”

Sinta menunduk. Tidak ada lagi yang ia katakan.

Semua obrolan itu terekam di kepala Arina.Untuk pertama kalinya setelah banyak sekali kekaguman-kekaguman saat melihat Sinta,hari ini Arina memilih hilang simpatik terhadapnya. "Mbak Sinta,cara bicara lembutnya itu sebenarnya ingin merebut Om Rendra dari keluarganya.Aku tidak suka dengan sikapnya yang begitu.Aku akan tarik lagi omongan ku yang ingin menjadi seperti dia".Bisikan di hatinya tadi sudah semacam sugesti yang masuk,menetap di kepalanya.

Pekerjaan yang di berikan oleh Sinta,sudah di kerjakan semua oleh Arina.Kemudian dia pamit untuk pulang,membawa perasaan bingung dengan kenyataan apa yang barusan dia lihat."Apa yang harus aku katakan pada Vivian,bilang tidak ya?, Kalo bilang nanti jadi masalah,kalo tidak bilang seperti mengkhianati sahabat sendiri"

"Huh...kenapa aku harus berada di situasi yang bikin aku repot".

***

Matahari mulai redup,suasana senja yang tenang menyelimuti hiruk pikuk kota.

Di rumahnya yang luas,sebuah lapangan basket terletak di dekat taman kecil di sudut halaman rumah.Arkan nampak serius dengan bola di tangannya.Tak jauh dari ia berdiri ada seorang pria tampan yang menatapnya dengan senyuman hangat khas seorang Ayah kepada anak laki-lakinya.Dia adalah Dirga,Papanya Arkan sekaligus Evan.

"Bagus sekali Arkan,permainanmu sudah semakin lihai"

"Terimakasih Pa,aku akan berusaha untuk lebih baik lagi.Aku mau kalah kan Papa saat muda dulu".

Mendengar itu,Dirga tertawa puas.Sorot matanya menunjukkan kebanggaan pada anak laki-lakinya itu.Tangannya terulur,menepuk pelan bahu Arkan.Tepukan lembut dari seorang Ayah yang banyak di rindukan oleh semua anak di dunia.

Di kejauhan nampak sosok seorang wanita cantik,rambutnya tergerai sebatas bahu.Dress bermotif bunga kecil dengan pola mengembang di bagian rok menambah keanggunan di wajahnya,rok itu bergoyang sedikit di tiup angin sore yang terasa sejuk.

Sosok itu adalah Almira,istri kedua dari Dirga dan juga Mamanya Arkan.Ia berjalan menghampiri keduanya,dengan senyuman tulus menambah aura keibuan yang setiap anak yang melihat pasti tahu bahwa dia adalah ibu yang penyayang.

"Istirahat dulu yuk,sudah sore nih" suaranya lembut,bagaikan sutra yang membelai kulit.Wajah yang menenangkan itu sudah seperti telaga bagi Dirga,di tengah semua kesibukannya sebagai CEO perusahaan besar yang terkenal sampai mancanegara.

Dirga membalas senyuman hangat itu,hatinya sudah tak bisa lagi berbohong bahwa Almira adalah penghuni satu-satunya.Dari awal memang dia hanya mencintai Almira,namun kakeknya sebagai seorang Presdir perusahaan menentang.

Ia menjodohkan Dirga dengan Rina,Sorang wanita dari keluarga kaya dan memiliki sepuluh persen saham di perusahaannya.Terjadilah sebuah kesepakatan di antara Rina dan Dirga,mereka menikah kemudian memiliki seorang anak sebagai pewaris, setelah itu Dirga di bebaskan Rina untuk menikahi Almira.Kesepakatan itu sama-sama sudah di setujui,tapi kenyataan itu ternyata menyakiti Evan.Dia masih belum bisa menerima Arkan sebagai saudaranya,terlebih Evan tahu kalau Arkan mulai mendekati Arina,perempuan yang selama ini spesial baginya.

*

*

*

~Salam hangat dari penulis🤍

1
pilay
Lanjutin Thor🙏
Tulisan_nic: Terimakasih pilay,atas dukungannya🤍
total 1 replies
miu@
karya yang luar biasa untuk orang yang posisinya sama
Tulisan_nic: Terimakasih dukungannya Zahara🤍
total 3 replies
miu@
Thor,😥 lanjutin
Tulisan_nic: oke,dukung aku terus buat lanjutin ceritanya ya🤍
total 1 replies
OBELISKC
Aku bahkan rela membayar untuk kelanjutan cerita ini!
Tulisan_nic: Hai,kamu suka alur cerita nya? oke aku akan lanjutkan
dukung aku terus ya🤍
total 1 replies
Eira
Wajib dibaca semua orang!
Tulisan_nic: berasa realate ya,oke aku lanjutin
trimakasih support nya🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!