ANAK KEMBAR RATU MAFIA KEJAM

1 bulan sudah berlalu, tapi saat ini Gibran dan Bagas belum juga menemukan keberadaan Thea. Sedangkan perusahaan tidak mungkin di tinggalkan lama, hingga membuat Gibran bingung dan putus asa.

“Tidak teras akita 1 bulan tinggal disini tapi kita belum juga menemukan keberadaan Thea, apa benar dia ada di sini atau mungkin di tempat lain ?” Ucap Gibran

“Kita tunggu saja 1 minggu lagi Gib, tapi kalau mereka tidak juga kita temukan dengan terpaksa kita harus pulang. Kasihan daddy” Jawab Bagas

“Seoga saja aku menemukan titik keberadaan mereka, dia benar-benar susah untuk kit acari. Kita juga sudah menelusuri tentang perusahaan QA dan mereka semua tidak pernah tahu bagaiman sosok pemimpinnya, yang mereka tahu hanyalah seorang wanita” Ucap Gibran

“Sudahlah daripada kita pusing lebih baik kita keluar untuk jalandan menikmati kota ini” Ujar Bagas

“Boleh, ayo” Jawab Gibran

Saat ini mereka sedang berjalan di tengah kota Rusia, sambil menikmati keindahan malam dan makanan hangat. Setelah terasa cukup, mereka memutuskan untuk pulang. Tapi di tengah perjalanan mereka di cegat oleh orang yang tidak di kenal, baku hantam pun terjadi Gibran dan Bagas merasa kewalahan menghadapinya, karena jumlah mereka terlalu banyak. Dan tidak jauh dari mereka , Thea dan Alea yang pulang dari rumah Ayana melihat kejadian itu.

“Mommy, lihat ada pelkelahian” Ucap Alea

“Iya, mereka tidak seimbang dua lawan sepuluh orang. Sepertnya mereka bukan preman biasa sayang, kalau di lihat dari pergerakannya” Ujar Thea

“Ayo mommy kita bantu meleka, kasihan melekan sepeltinya sudha kecapean” Kata Alea

“Biar mommy saja yang turun tangan, kamu disini saja bahaya mereka bukan orang biasa” Ucap Thea

“No mommy, apa mommy lupa siapa Lea ? Aku halus ikut mommy. Tapi aku hanya akan menonton saja mommy yang belantem kecuali aku terdesak saja” Jawab Alea sambil menyengir

“Baiklah sayang” Ucap Thea

Mereka berdua langsung turun dari mobil dan Thea langsung menuju ke tempat perkelahian.

“Berhenti…” Ucap Thea

“Wos bos, dia sangat cantik seperti bidadari yang turun dari kayangan” Ucap Preman

“Siapa kamu ? berani-beraninya ikut campur dengan urusan kami” Ucap Preman

“Saya memang tidak ada urusan dengan kalian, tapi kalian semua pecundang karena mereka hanya berdua sungguh bukan lawan yang seimbang” Jawab Thea

“Omong kosong, kamu hanya seorang wanita yang tahu apa ?” Tanya Preman meremehkan

“Bagaimana kalau kamu ikut kita saja nona, untuk bersenang-senang” Lanjut Preman lain sedangkan Thea hanya tersenyum meremehkan

“Ada urusan apa kamu sama mereka ? Siapa yang menyuruhkalian ?” Tanya Thea dengan tatapan tajam membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa merinding

“Kamu tidak perlu tahu, lebih baik nona pergi sebelum kami menikmati tubuh dan wajah nona yang cantik itu. Apa kamu mau jadi istri aku ?” Ucap Preman

“Uncle jelek dna gendut tidak tahu malu, mommy mana mau sama olang sepelti badak belculah satu” Jawab Alea membuat semua orang tertawa

“Diam kamu, anak kecil pergi saja sebelum kamu saya buang ke laut” Ucap Preman

“Hahahaha, wah badak mau ajak aku belenang ke laut ya. Tapi sayangnya aku tidak mau dan aku tidak suka badak” Jawab Alea membuat Thea geleng-geleng kepala dengan ucapan sang anak

Sedangkan Gibran dan Bagas, yang melihat kalau di depan mata mereka sudah berdiri orang yang selama ini mereka cari membuat mereka bahagia.

“Akhirnya kita bisa menemukan istriku Gas” Ucap Gibran

“Iya, tapi tunggu. Kenapa Thea sangat berani menantang mereka, bahkan dia membawa seorang anak kecil” Ujar Bagas

“Tunggu, itu kan anak yang saat itu yang tidka sengaja menabrakku saat di pesta pernikahan Farhan kemarin Gas” Ucap Gibran

“Lebih baik kita tunggu apa yang akan Thea lakukan dengan orang itu, sepertinya Thea juga belum menyedari kalau yang dia tolong adalah kita. Andai dia tahu sebelumnya, aku yakin dia mungkin akan membiarkan kita mati di tangan mereka” Lanjut Gibran yang diangguki oleh Bagas

“Ssssssssttttttttt” Ucap Gibran kesakitan

“Kamu kenapa Gib ?” Tanya Bagas

“Tadi aku tertusuk pisau” Jawab Gibran membuat Bagas panik

“Ayo kita ke rumah sakit” Ajak Bagas

“Tidak, aku ingin bertemu Thea. Aku tidak akan membiarkan dia pergi lagi” Tolak Gibran

“Tapi kamu terluka, Gib” Ujar Bagas

“Tidak apa-apa, ini Cuma luka kecil” Jawab Gibran, Bagas hanya bisa menghela napas panjang

Sedangkan Thea yang sudah bosan adu mulut dengan para preman, langsung mengajak Alea menemui orang yang mereka tolong tapi saat itu juga anak buah preman menangkap Alea membuat Thea sangat geram dengan tingkah mereka.

“Lepaskan anak saya, sebelum kalian menyesal” Ucap Thea

“Santai nona, lebih baik kamu ikut kita saja dari pada menolong mereka. Mereka itu manusia sampah” Jawab Preman

“Saya ingtatkan sekali lagi, lepaskan anak saya” Ucap Thea

“Nona cantik apa kamu mau jaid anak uncle ?” Tanya Preman dan hal itu mebuat Alea tertawa tidak ada rasa takut sedikit pun

“Uncle, aku itu punya daddy yang tampan dan kaya laya jadi aku tidka mau jadi anak uncle jelek sepeltimu. Mommy apa sudah siap untuk kita belsenang-senang ?” Ucap Alea yang langsung diangguki oleh Thea

Dengan hitungan ketiga, Alea langsung memutar tubuhnya dan langsung meloncat ke tanah dan dengan lincahnya menendang preman tersebut hingga tersungkur. Thea tidka memberi mereka kesempatan, dia terus menyerang para preman tersebut. mereka berdua begitu lincahnya menendang, memukul para preman hingga hitungan menit mereka semua tumbang.

“Semua sudah beles momy” Ucap Alea dengan senyuman dan menepuk telapak tangan seolah-olah membuang debu

“Iya sayang” Jawab Thea

“Ayo kita pergi” Lanjut Thea

“Ayo mommy” Jawab Alea

Saat Alea akan melangkah kea rah Thea, tapi siapa sangka bos preman tersebut langsung mengeluarkan belati dan akan menusuk Alea. Tapi Gibran yang melihat itu, langsung berlari untuk menyelamatkan Alea hingga saat itu pisau tersebut menusuk punggung Gibran. Sedangkan Alea langsung di tanggak oleh Thea yang akan tersungkur ke tanah.

Setelah menyelamatkan anaknya, Thea langsung mengeluarkan sebuah pisau dari kakinya dan langsung menusuk orang tersebut hingga meninggal. Bagas yang berada di belakang Gibran langsung menangkap tubuh Gibran yang berlumuran darah, Alea pun langsung mendekati mereka.

“Uncle beldalah, uncle telluka kalena selametin aku” Ucap Alea sambil menangis

“Tidak apa-apa sayang, ini Cuma luka kecil” Jawab Gibran sambil menahan sakit

“Tuan tidak papa ?” Tanya Thea yang belum melihat wajah Gibran karena di peluk Alea

“Aku tidak apa-apa” Jawab Gibran membuat Thea terkejut mendengar suaranya

Dengan cepat Thea membalikkan tubuh Gibran, dan benar saja orang yang dia tolong dan menolong anaknya adalah mantan suaminya.

“Tu…tuan Gib…ran ?” Ucap Thea gagap

“I…ya The…a, i…ni aku. Maaf…kan a…ku” Jawab Gibran terputus-putus karena menahan rasa sakit lalu memejamkan matanya

“Gibran, kamu harus bertahan. Aku akan membawamu ke rumah sakit” Ucap Bagas

“Mommy, uncle ini lukanya ada dua di pelut sama di punggung” Ucap Alea membuat Thea terkejut

“Iya nona Thea, Gibran tertusuk perutnya tadi. Baiklah saya permisi dulu saya mau membawa Gibran ke ruma sakit tersekat sebelum terlambat” Jawab Bagas

“Gibran buka matamu, kita akan ke rumah sakit dna kamu harus bertahan. Kamu harus kuat” Ucap Bagas sambil membwa Gibran

“Mari tuan, saya bantu” Ujar Thea yang ikut memapah Gibran

“Mommy bawa k emobil kita saja, bial aku bisa obati sebelum ke lumah sakit” Ucap Alea yang diangguki Thea

Gibran langsung ditidurkan di kursi belakang dan dengan cepat Alea langsung mengambil kotak obat, Bagas melepaskan baju Gibran yang di bantu oleh Thea. The alangsung membersihakan luka di bagian perut Gibran lalu punggungnya, lalu Alea langsung menaburkan sebuar racikan obat ke luka di perut Gibran dan di punggungnya.

“Mommy bisa jahit lukanya kan ?” Tanya Alea

“Tapi…” Jawab Thea bingung

“Silahkan nona, saya percayakan kepada nona” Ucap Bagas

“Mommy pasti bisa” Ucap Alea

Dengan menahan emosimya dan melupakan sejenak masalahnya, Thea mulai menjahit bagian perut Gibran terus ke bagian belakangnya.

“Mommy, kita bawa uncle ke lumah kita saja” Kata Alea

“Tidak usah nona kecil, saya akan membawanya ke rumah sakit” Ucap Bagas yang melihat reaksi Thea seperti keberatan

“Kami akan mengantarkan kalian ke rumah sakit sekarang” Jawab Thea lalu meluai menyalakan mobilnya dan menuju ke ruma sakit.

Setiba di rumah sakit, Gibran langsung di tangani oleh pihak rumah sakit. Sedangkan Thea dan Alea langsung pulang setelah memastikan Gibran sudah di tangani dokter.

*****

Sesampai di rumah sakit, Thea langusng masuk ke kamarnya begitu pun dengan Alea. Di kamar Thea, Thea tidak bisa tidur karena kepikiran dengan pertemuannya dengan mantan suaminya.

“Apa yang mereka lakukan disini ? Apa sedang ada pekerjaan ?” Ucap Thea

“Aku tidka menyangka bisa bertemu dengan dia lagi, kenapa dia sampai mau mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Alea ?. Apa mereka ada ikatan batin, ayah dan anak ?”

“Aku harus apa tuhan, kenapa engkau hadirkan orang-orang di masa lalu aku lagi. ap aini caramu untuk menemukan anak-anak dengan ayah mereka ?”

“Bagaimana kalau diam au mengambil mereka dariku ?, Tidak… tidak… aku tidka akan membiarkan dia mengambil kelima anakku. Mereka anak-anakku bukan anaknya”

Sedangkan di kamar Alea, dia sangat senang karena bisa bertemu lagi dengan papa kandungnya. Alea lalu pergi meninggalkan kamarnya menuju ke kamar kakak-kakaknya.

“Kakak… kakak… bangun” Ucap Alea membangunkan satu persatu ke empat kakaknya.

“Ada apa sih dek ?, ini masih malam” Tanya Arend

“Kamu kenapa kesini ?” Tanya Aarash

“Kamu pulang jam berapa tadi ?” Tanya Asher

“Apak amu tidak bisa tidur ?” Tanya Arnold

“Aduh kakak, tanyanya satu-satu. Sudahlah lupakan, aku mau bicala penting sama kakak” Jawab Alea

“Mau bicara apa ?” Tanya Aarash

“Daddy tellukan gala-gala nolongin aku tadi” Jawab Alea

“APA ?! Daddy Roy telluka ?” Tanya Arnold

‘Bukan daddy Roy, tapi daddy Gibran” Jawab Alea membut mereka terkejut

“Kok bisa ? Bagaimana ceritanya ?” Tanya Arnold lalu Alea menceritakan semuanya kejadian tersebut

“Jadi sekarang dia ada di rumah sakit ?” Tanya Asher

“Iya” Jawab Alea

“Bagaimana kalau kita besok ke tempatnya, aku penasalan dengan wajah aslinya” Ucap Arend

“Aku juga penasalan sama wajah dia” Timpal Asher

“Tidak, kita tidak bisa kesana. Belum waktunya, jangan gegabah dalam bertindak. Takutnya dengan ulah kita mommy akan terluka” Jawab Aarash

“Betul juga, baiklah agar kalian tidak menasaran. Bagaimana kalau setelah dia sembuh aku akan meminta papi Roy untukmnegundangnya ke rumah grandpa ?” Ucap Aarash

“Tapi aku tidak setuju, aku tidak ingin identitas kita terbongkar sebagai keluarga Wilson. Apalagi sekarang musuh sedang berkeliaran, dan ingin menjatuhkan kelompok mafia papi dan mommy” Ucap Asher

“Betul juga, sudahlah nanti kita bahas lagi. aku mengantuk banget” Jawab Arend

“Baiklah, mala mini aku bolehkan tidur disini ?” Ucap Alea yang angguki oleh kakak-kakaknya.

Alea langsung tidur di antara Arend dan Aarash, hingga mereka masuk ke dalam mimpi.