NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:27.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pingsan.

Lukas masuk ke dalam ruangan Damian dengan membawa sebuah dokumen yang merupakan surat cerai dari Aldric dan Naora.

Dengan kekuasaan yang Damian miliki dan uang yang tidak sedikit, membuat perceraian yang biasanya memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan bulan bisa selesai dalam sehari saja.

"Apa itu ?" Tanya Damian memicingkan matanya.

"Bukankah sudah jelas tulisan sebesar ini mengapa kau masih bertanya lagi, Tuan ?". Jawab Lukas sungguh kesal.

Damian tersenyum tipis saat matanya menangkap tulisan 'akta cerai'.

"Kau tidak pernah mengecewakan ku, Luk". Puji Damian meraih dokumen itu dan membukanya.

Disana tertera nama Aldric dan Naora sudah resmi memutus tali pernikahan dan tidak ada hubungan apapun lagi diantara keduanya.

"Aku akan menikahi Naora segera". Kata Damian melemparkan map itu keatas meja.

"Menikahi Naora ? Untuk apa, Tuan ? Bukankah kau tidak menyukai wanita ?". Tanya Lukas.

Damian menghadiahi tatapan tajam untuk Lukas. Berani sekali Asisten pribadinya itu menyebut dirinya tidak menyukai wanita hanya karena ia belum pernah menjalin hubungan dengan wanita seumur hidupnya.

"Baiklah, Tuan. Aku hanya bercanda. Kau ingin pesta seperti apa ?". Kata Lukas akhirnya.

"Kau pikir aku sebodoh itu untuk melaksanakan pesta. Kau mau para musuh mengetahui kelemahanku dan memburu Naora ?". Kata Damian tidak suka.

Lukas melupakan satu hal, bahwa hidup mereka tidak bisa dikatakan damai sejak menggeluti dunia mafia.

Akan ada musuh dari berbagai kalangan yang mengintai mereka dan berusaha menjatuhkan mereka. Itu pasti.

"Maaf aku lupa, Tuan". Sesal Lukas bersungguh-sungguh. Karena terlalu senang dengan kabar yang di dengarnya, membuat Lukas melupakan satu kenyataan itu.

"Kau urus semuanya. Tidak perlu bertanya apapun padanya. Aku ingin surat pernikahanku ada dimeja ini besok". Perintah Damian kemudian meninggalkan Lukas.

Damian pergi ke kamarnya berniat ingin tidur. Hari ini begitu menguras tenaganya. Setelah kembali dari menemui Angel, Damian seorang diri pergi ke gudang senjatanya dan memastikan jika tempat itu benar-benar aman baik dalam pengiriman atau dari hukum.

Langkah Damian terdengar nyaring di dalam mansion yang sunyi. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

Meong...

Tiba-tiba Luna datang dan menempelkan tubuhnya pada kaki Damian.

"Hey, dimana Naora ? Kenapa kau berkeliaran sendirian ?" Tanya Damian kemudian mengangkat tubuh Luna yang berisi.

Luna mengeong dengan sangat keras sampai memekakkan telinga Damian seolah sedang memberitahu sesuatu.

"Apa Naora dalam bahaya ?". Terka Damian. Lalu Damian melepaskan Luna kembali dan mengikuti kemana Luna akan membawanya.

Luna berhenti di depan pintu kamar Naora. Pintu itu dikunci dari dalam. Berarti Luna lewat dari jendela.

Damian mencoba mengetuk pinta Naora tapi tidak ada jawaban setelah beberapa saat menunggu.

"Tuan, ada apa ?". Tanya Lukas menghampiri Damian yang membuat suara gaduh.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan Naora. Luna membawaku kemari. Tapi pintunya dikunci dari dalam". Jawab Damian. Dapat Lukas lihat ada perasaan khawatir di wajah Damian. Namun Lukas enggan membahasnya.

"Kita dobrak saja, Tuan". Usul Damian.

"Aku memang mau melakukannya". Damian sudah mengambil ancang-ancang sedangkan Lukas mengangkat Luna yang menempel pada pintu.

"Kemari dulu kucing gendut. Nanti kau terkena tendangan maut". Bisik Lukas.

Damian mengerahkan tenaganya untuk membuka pintu kayu yang keras itu. Percobaan pertama tidak ada pergerakan sama sekali karena pintu dibuat dari kayu berkualitas dan tebal.

"Tuan, biar kubantu. Tubuhmu akan sakit jika melakukannya sendiri". Kata Lukas hati-hati.

"Tidak perlu, minggir lah". Tolak Damian. Perasaannya semakin tidak karuan merasa takut jika Naora tidak baik-baik saja.

Jika Naora baik-baik saja, harusnya ia membuka pintu karena mendengar kegaduhan ini. Tapi sampai sekarang tidak ada pergerakan apapun dari Naora.

Setelah mendobraknya sebanyak tiga kali akhirnya pintu berhasil terbuka. Dan Lukas segera membukanya untuk Damian.

Damian melangkah terburu-buru diikuti Luna yang sejak tadi mengeong-ngeong.

"Naora..." Panggil Damian. Tapi tidak ada jawaban. Kamar terasa sunyi.

Lalu Luna pergi kearah kamar mandi sambil mulutnya terus mengeong tidak berhenti. Di depan pintu kamar mandi akhirnya Luna berhenti dan duduk menunggu Damian menghampiri.

"Astaga Naora". Pekik Damian terkejut.

Disana di depan pintu kaca Naora terbaring tidak sadarkan diri dengan kepalanya yang masih mengeluarkan darah.

Tubuhnya terbalut handuk kecil yang hanya menutupi bagian atasnya saja. Damian belum bergerak masih menatap Naora dengan jakun yang naik turun.

"Tuan, tunggu apa lagi ? Kau tidak mau menolong Naora ? Kalau begitu biar aku saja yang mengangkatnya". Ucapan Lukas menyadarkan Damian dari keterdiaman nya.

Ia mendorong tubuh Lukas dengan keras saat tangan Lukas hampir menyentuh tubuh Naora.

"Berani sekali kau. Cepat panggil Dokter". Bentak Damian.

Lukas hanya menahan kesal dan tawanya dalam hati. Tadi saja diam tidak bergerak, saat ia menolong Naora malah marah.

'Dasar posesif'.

Damian meletakkan tubuh Naora diatas ranjang. Kemudian membungkusnya dengan selimut sampai sebatas leher. Dalam perjalanan ke ranjang handuk ditubuh Naora terlepas yang membuat tubuh Damian jadi panas dingin.

Untung saja ia sudah mengusir Lukas jadi tidak ada yang melihat tubuh polos Naora selain dirinya.

Damian duduk di tepi ranjang. Tangannya membersihkan darah yang masih mengalir dari kepala Naora menggunakan tisu.

"Bagaimana kau bisa terjatuh ? Dasar ceroboh". Kata Damian pelan. Matanya menatap Naora yang memejamkan matanya. Wajahnya sedikit pucat.

Damian memejamkan matanya saat benaknya selalu berbayang apa yang dilihatnya beberapa waktu yang lalu.

Bukan karena melihat aset berharga milik Naora. Melainkan hatinya terasa panas melihat banyaknya bekas luka disetiap jengkal tubuh Naora.

Dulu ia hanya melihat disekitar leher dan bahu. Rupanya ada banyak luka lain yang tersembunyi di balik pakaiannya.

"Apa kesalahanmu pada Aldric sampai ia tega memperlakukanmu seperti hewan".

"Bahkan hewan pun juga tidak pantas menerimanya".

Damian seketika ingat sesuatu. Bukankah tadi siang Naora memintanya mencari tau tentang siapa Naomi yang dimaksud oleh Aldric.

"Iya. Naomi".

Damian keluar dari kamar Naora dan mencari keberadaan Lukas.

Lukas mengatakan sebentar lagi Dokter Edward akan tiba. Dokter sekaligus sahabat Damian yang sering mengobatinya.

"Kenapa kau menghubungi Edward ?". Kesal Damian saat Lukas meminta tolong pada sahabat yang sudah Damian kenal luar dalamnya.

"Bukankah Dokter Edward biasa mengobati kita ?". Lukas terheran kenapa Damian terlihat tidak suka.

"Kau kan tau Edward itu mata keranjang. Apa lagi kau lihat keadaan Naora seperti itu. Kenapa kau sejak tadi membuatku kesal Lukas". Geram Damian dan Lukas hanya memberikan senyumnya sebagai penyesalan.

"Maaf, Tuan. Aku lupa. Kalau begitu nanti kau jaga Dokter Edward agar tidak melakukan sesuatu yang buruk. Tapi kurasa dia tidak akan berani karena Naora adalah wanitamu".

"Diamlah. Jangan bicara lagi. Karena mu aku sangat kesal. Sekarang pergilah cari tau siapa Naomi yang dimaksud oleh Aldric. Dia adalah penyebab kenapa Aldric menyiksa Naora selama ini. Dapatkan wanita itu dalam keadaan utuh". Perintah Damian dengan tegas.

"Baik, Tuan akan ku kerjakan". Jawab Lukas tanpa membantah.

Meskipun hari sudah malam lebih baik ia iyakan saja permintaan Damian dari pada menolak dan akhirnya menjadi sasaran kemarahannya.

..

Hujan deras nih teman-teman.... Enaknya rebahan yaa..🙂‍↔️

...

1
kalea rizuky
lanjut
ms. S
tak sawer Thor Ben semangat
Aida: Makasih banyak kaka🙏👍
total 1 replies
Reni Anjarwani
semanggat up banyak thor
Gustinur Arofah
😚😚😚😚😚😚🤣🤣🤣🤣
Gustinur Arofah
makin bucin si bambang🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
makasih thor sdh doubel up , doubel up trs thor bagus ceritanya
ms. S
sama.. aku juga senyum2 sendiri lihat gemes dan bucinnya Damian.. lanjut .. lanjut
Susilowati Jais
semangat thor
Aida: Makasih kaka🙏 jangan lupa di subscribe karya othor ya kak😍
total 1 replies
Reni Anjarwani
keren thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
ms. S
nambah.. nambah
Sri haryani
naora yg dipeluk ak yg senyum-senyum😄😄😄
Gustinur Arofah
𝚌𝚠𝚎𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝🤭🤭🤭🤭
Sri haryani
berasa dikit amat Thor....
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up trs thor
ms. S
buat keduanya bucin Thor . yg Damian bucin akut posesif tapi gemesin. yg Noura bucin polos malu2 kucing🤣🤣
Gustinur Arofah
di buat cinta thor, dan damian di buat bucin parah kayanya asik itu🤣🤣🤣
Gustinur Arofah
lanjutttt😗😗😗😗
Reni Anjarwani
upnya lama
Sri haryani
gws Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!