NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Pada perjalanan kali ini pun, Aku lebih memilih diam sembari sesekali menengok ke luar jendela karena tidak mau mengganggu konsentrasi Papa saat tengah mengemudi, selain itu pemandangan di luar sana sungguh elok di pandang.

Hamparan padang rumput nan hijau dengan beberapa hewan ternak yang dibiarkan bebas berkeliaran di sana oleh pemiliknya. Tak hanya hambaran padang rumput, beberapa kali juga Kujumpai peternakan dan juga pertanian yang asri.

Namun, di antara semua itu Aku jauh lebih suka melihat pepohonan rindang yang tumbuh di sepanjang jalanan ini dengan buah-buahannya yang begitu lebat.

Kusadari sesekali Papa melirik ke arahku yang sedang asik menengok ke arah luar jendela sembari bersenandung ria.

"Hati-hati Nak, kalau jalanan sudah mulai ramai jangan pernah keluar-keluar seperti itu! Bahaya", ujar Papa memperingatkanku.

"Baik Pa", seruku sembari melihat Papa yang tampak fokus ke depan.

"Memangnya teman lama Papa itu Laki-laki atau Perempuan sih?", tanyaku penasaran.

"Nanti Kamu juga tahu sendiri", jawab Papa dengan senyum yang terlihat tidak biasa itu.

'Tumben sekali Papa senyum-senyum seperti itu'

Akhirnya Kuputuskan untuk kembali melihat-lihat pemandangan luar yang kini telah silih berganti memasuki area jalanan raya.

Berbeda dengan suasana tenang dan damai yang terasa barusan, kini  hiruk pikuk perkotaan terasa begitu jelas.

Pada siang ini banyak kendaraan yang berlalu lalang, dan tak sesekali suara klakson berbunyi dimana-mana. Suasana ramai ini membuat rasa kantukku menyergap berkali-kali, hingga Aku jauh lebih memilih diam sembari melihat ke arah depan saja.

Mobil yang dikendarai Papa tiba-tiba berbelok ke arah komplek perumahan yang tampak sepi ini, dan menepi ke salah satu rumah dengan desain khas bangunan eropa yang bewarna cream.

Tatkala Papa telah menghentikan laju mobil ini, Aku segera membuka pintu dan melangkahkan Kaki jenjangku keluar.

Kulihat halaman depan rumah ini yang hanya ditumbuhi rerumputan hijau saja dengan sebuah kotak pos yang berdiri tepat di samping pagar.

Tak beberapa lama, Papa sudah keluar dari mobil dan kini telah berada di sampingku sembari tersenyum padaku. Lalu Aku dan Papa berjalan beriringan menuju pintu depan rumah itu.

Sesampainya di depan pintu Papa langsung memencet bel yang berada di samping pintu rumah sebanyak tiga kali.

Tidak sampai lima menit pintu terbuka menampilkan sosok Perempuan berjilbab merah muda dengan tinggi semampai yang terlihat tidaklah asing bagiku.

"Ooh Tuan Revaldi, mari silahkan masuk. Ternyata dugaanku salah. Saya kira Kalian bakalan datang nanti sore", ujar Dokter Amy dengan senyum ramah.

Tidak Kusangka bahwa ternyata Dokter Amy merupakan teman lama Papa dan mengapa Papa juga tidak memberi tahuku sedari awal.

Aku dan Papa pun berjalan pelan di belakang Dokter Amy memasuki Rumah ini lebih dalam lagi. Ternyata Rumah ini tidaklah sempit seperti yang ada dalam dugaanku, karena desainnya lebih  condong ke arah belakang.

Setelah melewati ruang tamu dan ruang bersantai dengan dipandu oleh Dokter Amy, Aku dan Papa berjalan melewati lorong tidak terlalu panjang dengan banyak ruang tertutup di sekelilingnya, hingga akhirnya tiba di depan ruang makan.

"Mari makan siang bersama Saya dulu, kebetulan sekali Saya sudah masak lebih awal tadi", seru Dokter Amy mempersilahkan diriku dan Papa untuk masuk dan makan bersamanya.

Langsung saja Aku dan Papa masuk ke dalam ruang makan ini dan duduk di salah satu kursi yang kosong, sedangkan Dokter Amy sendiri tampak menata piring-piring ke meja depanku dan Papa dengan cekatan.

Setelah selesai menata peralatan makan, Dokter Amy kemudian duduk tepat di samping kiriku karena sudah ada Papa yang telah duduk di sebelah kananku.

"Silahkan dinikmati makanannya..", ujar Dokter Amy sembari menyodorkanku sepiring semur jamur kesukaanku.

Dengan mata berbinar, Aku segera menyendokkan sedikit semur jamur itu ke atas piringku.

"Kenapa sedikit?, makanlah lebih banyak lagi. Lagian Kubuatkan ini khusus untukmu mengingat dirimu sangat menyukainya", imbuh Dokter Amy yang menatapku dengan penuh perhatian.

'Sejak kapan Dokter Amy mengetahui makanan kesukaanku? Sungguh aneh sekali'

Segera Kutepis segala prasangka burukku yang lain karena tidak ada yang jauh lebih penting bagiku selain memakan masakan kesukaanku itu.

"Terima kasih Dokter, maaf jadi merepotkan Anda", seruku dengan malu-malu padanya. Dokter Amy pun tampak tersenyum manis ke arahku.

"Tidak masalah Ara, Saya tidak pernah keberatan kok", ujar Dokter Amy disela-sela mengunyah makanannya.

Ketika akan menyendokkan makanan ini ke dalam mulutku, sekilas Kulirik Papa di samping kananku yang sedari tadi tidak menguarkan suara sedikit pun itu ternyata tengah asik menikmati makanannya dengan lahap.

'Sepertinya pertemanan Papa dengan Dokter Amy sangat dekat, buktinya tidak ada sungkan-sungkannya Papa seperti itu'

Mataku terbelalak tatkala Kurasakan semur jamur ini yang ternyata memiliki citra rasa lebih enak dari masakan buatan Bu Ratna selama ini. Sontak Aku melupakan segalanya dan dengan lahap pula Kuhabiskan semua makanan yang ada di atas piringku hingga akhirnya habis tak tersisa.

Usai makan bersama kini Aku dan Papa duduk santai di ruang tamu sembari menunggu Dokter Amy menyiapkan sesuatu di ruangannya.

"Memangnya Kita ke sini hanya sekedar bertamu kah?", tanyaku dengan nada seperti mengintrogasi Papa. Sedangkan Papa yang tadinya membaca sebuah koran itu pun seketika menghadap ke arahku dengan begitu tenang.

"Sebenarnya tidak hanya itu, karena tujuan utama Papa kemari adalah untuk mengontrol kesehatanmu. Berhubung Hari ini Amy tidak ada jadwal di rumah sakit, sehingga Dia menganjurkan membawamu langsung ke sini", jelas Papa yang membuatku hanya mangut-mangut saja.

"Sejak kapan Papa kenal dengan Dokter Amy TANPA SEPENGETAHUANKU", tanyaku dengan memberikan penekanan di akhir kalimat dengan maksud sedikit menyindir Papa.

"Sejak Papa berada di bangku SMA, pada masa paling seru yang dialami setiap orang sekali dalam seumur hidupnya", jelas Papa dengan sorot mata yang seperti sedang menerawang ke masa lalu, yangmana sesekali pula Kulihat seuntai senyuman menghiasi wajah tegas Papa.

"Permisi", seru Dokter Amy yang kini telah berdiri di dekatku. Sontak dengan agak terkejut Aku dan Papa langsung mengarahkan pandangan Kami padanya yang telah mengenakan jas warna putihnya itu.

"Ayo Ara, silahkan ikut ke ruangan kerja Saya sekarang", ajak Dokter Amy yang membuatku langsung melirik ke arah Papa, yang begitu saja mengangguk padaku seolah-olah mengerti diriku tengah meminta persetujuannya.

Usai mendapat persetujuan dari Papa, dengan bergegas Aku langsung berjalan cepat mengekor Dokter Amy menuju sebuah ruangan kerjanya yang tidak terlalu jauh dari ruang tamu.

Di depan sana tampak sebuah ruangan yang tampak berbeda dari ruangan-ruangan lain yang ada di dalam rumah ini.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!