NovelToon NovelToon
Istri Sang Presdir

Istri Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla -Season 2

Ini adalah kelanjutan dari Novel dengan Judul Istri Kecil Sang Presdir.

Kisah ini menceritakan seorang gadis, Kailla yang harus mengorbankan masa mudanya dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah dianggap Om nya sendiri, Pram.

Dan Pram terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang Ibu, disaat tahu istrinya adalah putri dari orang yang sudah menghancurkan keluarga mereka.

Disinilah masalah dimulai, saat sang Ibu meminta Pram menikahi wanita lain dan membalaskan dendam keluarga mereka pada istrinya sendiri.

Akankah Pram tega menyakiti istrinya, di saat dia tahu kalau kematian ayahnya disebabkan mertuanya sendiri.

Akankah Kailla tetap bertahan di sisi Pram, disaat mengetahui kalau suaminya sendiri ingin membalas dendam padanya. Akankah dia tetap bertahan atau pergi?

Ikuti perjalanan rumah tangga Kailla dan Om Pram.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Makan Malam

“MA!" bentak Pram.

“Kami pamit pulang. Setelah mama meralat kata-kata mama tadi, baru aku akan menginjakan kakiku ke sini lagi!” ancam Pram, menarik tangan Kailla mengikutinya.

Ibu Citra terkejut, tidak menyangka Pram akan bereaksi sekeras ini padanya. Dia mengenal baik putranya. Sekeras-kerasnya Pram, tapi dia selalu bersikap lembut padanya. Walau kadang Pram membentak, tapi setelahnya dia akan melunak.

Sikap yang jauh berbeda dengan yang ditunjukkan Pram saat ini. Putranya bahkan mengancamnya. Dan dia yakin, Pram tidak main-main dengan ucapannya. Ibu Citra memilih mengalah.

“Baiklah Pram, Mama minta maaf,” ucap Ibu Citra menghentikan langkah putra dan menantunya.

“Ayo kita pulang,” ajak Pram, membawa istrinya untuk tetap keluar dari rumah mamanya. Sudah tidak ada gunanya tetap disini. Dari awal pun niat mamanya bukan untuk mengenal Kailla, tapi untuk menyingkirkan istrinya.

Pram yakin, dengan membiarkan istrinya tetap disini, hanya akan membuat Kailla semakin terpojok dan tersakiti.

“Tidak, aku tidak mau pulang!” tolak Kailla, menghempas kasar tangan Pram. Dia sudah berbalik dan bersiap menghadapi mama mertuanya yang sudah berani menginjak-injak harga dirinya sebagai istri Pram.

“Kai sudah. Biarkan saja mama mau bicara apa. Anggap saja kita tidak mendengarnya,” bujuk Pram.

“Aku berjanji tidak akan menemui mama, sebelum dia berubah dan menerimamu sebagai istriku,” janji Pram, meraih kembali tangan Kailla, meyakinkan istrinya akan janji yang tidak akan diingkarinya.

“Tidak, aku akan menunjukkan kepada mereka. Aku tidak bisa dipermainkan. Aku bukan wanita lemah!” tolak Kailla, dengan penuh emosi.

“Ayolah Kai, aku mohon. Jangan memperpanjang masalah,” pinta Pram memohon.

“Sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan tante itu?” tanya Kailla, menatap tajam suaminya.

“Tidak ada. Aku tidak ada hubungan apapun,” sahut Pram.

Kailla masih saja menatap Pram, mencari kebenaran dari ucapan sang suami.

“Aku bersumpah. Jangankan memiliki perasaan, aku bahkan tidak pernah memandang wanita lain,” ucap Pram meyakinkan.

“Baiklah, kalau begitu ikut aku menemui mama. Buktikan kalau kamu mencintaiku!” pinta Kailla, menyeret Pram ikut menemui mama mertuanya yang sedang berdiri di pintu rumah.

“Maaf, Mama yang menginginkan Kinar menjadi menantu. Bukan keinginan Pram,” ucap Ibu Citra saat Kailla dan Pram sudah berdiri di hadapannya. Terpaksa mengaku salah demi putranya Pram kembali padanya.

“Pram tidak ada hubungan apa-apa dan belum menerima usul mama,” lanjut Ibu Citra.

Kailla terbelalak kembali, menatap Pram. Meminta suaminya itu menjawab. Kata “belum” yang diucapkan Ibu Citra memancing emosinya.

“Belum menerima maksudnya bagaimana?” tanya Kailla pada kedua orang yang berdiri tidak terlalu jauh darinya.

“Aku tidak akan menerimanya. Sampai mati pun, istriku cuma Kailla!” sahut Pram tegas.

“Ayo Sayangku!” ajak Kailla menarik tangan Pram masuk ke dalam rumah dengan lancang.

Kailla tersenyum licik saat melewati Ibu Citra yang melihatnya tak berkedip.

Ibu Citra hanya bisa menggelengkan kepala, saat melihat putranya menciut dan tidak bernyali seperti biasanya. Jauh berbeda dengan Pram yang dikenalnya selama ini. Berani bersuara lantang, menggertaknya dan Kinar di saat ada yang tidak disukai.

“Ya Tuhan, putraku!” ucap Ibu Citra dalam hati.

Kailla tersenyum mendatangi Kinar. Menatap wanita yang tampilannya sudah sempurna dengan gaun malamnya yang indah.

“Sayang, kamu tidak mengenalkanku pada tante ini,” ucap Kailla memeluk erat lengan Pram. Sengaja menyindir Kinar yang umurnya jauh di atasnya.

“Hai, kita belum berkenalan secara resmi. Namaku Kailla, Tante. Istri satu-satunya Reynaldi Pratama,” ucap Kailla tersenyum, menyodorkan tangannya di hadapan Kinar.

Dengan ragu, Kinar menerima uluran tangan Kailla, sambil menatap Pram dengan pandangan terluka.

“Kinar.. panggil Kinar saja,” pinta Kinar pelan, menundukkan kepala.

“Ah, tidak bisa Tante. Suamiku selalu mengatakan aku harus bersikap hormat pada orang yang lebih tua dariku,” sahut Kailla, tersenyum manis.

“Iya kan Sayang?” tanya Kailla memastikan.

“Benarkan mama?” tanya Kailla lagi, berbalik menatap Ibu Citra.

“Aku harus sopan kan pada semua orang yang lebih tua dariku,” ucap Kailla mencari pembenaran dari sang mama mertua.

“Sudah Kai, biarkan saja. Ayo kita pulang sekarang,” ajak Pram merengkuh pinggang Kailla. Menarik istrinya menjauh dari Kinar.

“Ma, kami pulang,” pamit Pram.

“Aku belum mau pulang, Sayang. Mama sudah menyiapkan makanan untuk kita,” tolak Kailla, merengek. Melepaskan diri dari dekapan Pram, berganti memeluk erat lengan Ibu Citra.

“Aku mau mengenal dekat mama. Kata suamiku tidak ada istilah mamamu atau mamaku. Aku sudah menikah dengan Pram, jadi mama adalah mamaku juga,” ucap Kailla mengulang kembali ucapan sang suami.

Ibu Citra semakin kesal melihat tingkah Kailla, tapi dia tidak berani menolak. Pram sedang menatap tajam padanya. Dia hanya bisa menjawab Kailla dengan manis.

“Ayo kita makan sekarang. Kalian sudah lapar kan,” ucap Ibu Citra tersenyum. Terpaksa menggandeng tangan Kailla.

Sampai di meja makan, Ibu Citra mulai menunjukan taringnya. Dia sudah duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan bulat, mengajak Pram dan Kailla duduk di sisi kanan dan kirinya.

“Ayo dimakan,” ucapnya lembut pada putra dan menantunya.

“Kinar, ayo duduk disini, kita makan bersama. Tolong siapkan makanan untuk Pram,” pinta Ibu Citra, mengarahkan telunjuknya pada kursi kosong di sebelah Pram. Meminta Kinar duduk tepat di sebelah putranya.

Saat Kinar duduk dan bersiap mengisi nasi di piring, Pram memilih berdiri. Berjalan menghampiri Kailla yang duduk di sisi kanan sang mama.

“Kamu kamu makan apa, Sayang?” tanya Pram yang tiba-tiba menyentuh pundak Kailla dari belakang

Tangannya sudah mengambil alih centong nasi yang ada di tangan Kinar, mengisi nasi putih ke atas piring Kailla.

“Mau ayam goreng atau udang goreng tepung?” tawar Pram bersiap mengisi lauk-pauk ke piring istrinya.

“Apa saja Sayang,” sahut Kailla tersenyum, memeluk erat pinggang Pram yang berdiri di sampingnya saat ini. Ujung matanya sempat melirik sang mertua yang terlihat kesal.

Ibu Citra menghela nafas berkali-kali. Dia sampai mengelus dada melihat kelakuan putranya. Tidak sedikitpun berpikir Pram yang selama ini dilihatnya dingin dan tidak tersentuh oleh Kinar jadi seperti ini.

“Ambilkan untuk mama,” bisik Pram pada istrinya, setelah selesai menyiapkan makanan Kailla. Menyerahkan sendok nasi kepada istrinya.

“Iya Sayang,” sahut Kailla menurut.

“Mama, mau aku ambilkan apa?” tanya Kailla, mengejutkan Ibu Citra tiba-tiba.

“Apa saja,” sahut Ibu Citra yang mulai sakit kepala membayangkan seperti apa kehidupan rumah tangga putranya. Dimana harusnya sang istri yang melayaninya, tapi ini kebalikannya. Putra kesayangannya yang melayani istrinya.

Matanya menatap Kinar yang tertunduk memandang piring kosong. Timbul rasa iba dan bersalah, melihat Kinar yang tidak dianggap sama sekali oleh Pram.

“Maafkan mama, Kinar,” bisik Ibu Citra, menepuk lengan Kinar lembut.

“Tante, mau aku ambilkan juga?” tanya Kailla tersenyum pada Kinar, menyodorkan tangannya bersiap menyambut piring kosong Kinar.

“Tidak, terimakasih.” Kinar menolak.

“Sayang, mau aku ambilkan juga?” tanya Kailla, menatap Pram yang duduk disebelahnya.

“Tidak. Aku sedang tidak lapar,” sahut Pram tersenyum.

“Baiklah kita berbagi saja,” ucap Kailla, memeluk lengan Pram, mencium pipi suaminya sekilas.

“Habiskan makananmu, setelah itu kita pulang,” bisik Pram, mengulum senyuman.

Pram menatap Kinar dan mamanya bergantian. Entah apa yang direncanakan kedua orang ini tadinya. Yang jelas, saat ini semuanya berantakan karena ulahnya dan Kailla.

“Ma, kenapa tidak makan?” tanya Pram menatap nasi yang masih utuh di depan Ibu Citra.

“Mama sudah tidak nafsu makan lagi,” sahut Ibu Citra yang sudah menahan kesal sejak tadi.

“Mama, mau aku suapin juga?” tawar Kailla yang baru saja menyuapkan sesendok nasi dan lauk ke mulut suaminya.

Ibu Citra sudah tidak sanggup menjawab, hanya melambaikan tangannya pertanda menolak. Dengan terpaksa menghabiskan makanan yang sudah disiapkan Kailla di piringnya.

Selesai makan malam, kembali Pram berpamitan. Tapi Ibu Citra tetap menahannya. Mengajak putranya berbincang di kamar. Dia sudah mengerti, menantunya Kailla cukup tangguh walau hanya seorang anak kecil. Dia tidak akan bisa menyentuhnya, selagi Pram berada di sebelahnya.

“Pram, bisa kita bicara di kamar?” tanya Ibu Citra, menatap Kailla.

“Ada apa Ma? Bicara saja disini. Aku tidak enak dengan istriku. Nanti dia mengira aku menyembunyikan rahasia darinya,” tolak Pram, ikut menatap istrinya.

“Baiklah. Ceritakan tentang keluarga menantuku. Mama rasa, perlu juga dikenalkan dengan kedua orang tua istrimu,” ucap Ibu Citra mengejutkan Pram.

Tbc

\=\=\=\=

Love You All

Terimakasih

Mohon bantuan Rate-nya

Tinggalkan jejak like dan komennya

1
Ellya Muchdiana
bagus begitu Kailla, laki laki egois harus diberi pelajaran
Siska Oktavia
ok
Khairul Azam
ceritanya bagus, tp klo berlebihsn jg gak bagus
Ratna Dewi
disini yg keren autornya... kata2nya selalu tertata rapi dan menyayat hati... lanjut terus tour kutunggu karya2 terbarumu.. /Heart//Heart/
Arye Ghad'iz BinAngun
nangis nangis Bombay aku 😭😭
E
Luar biasa
Suprawani Mami
baca yg ke 4xnya tetep asyikk
Abiy Dewa
Luar biasa
Wiji Lestari
Bayu keren bisa menyadarkan sisi egonya kayla
Maftu Chah
Luar biasa
Siti Saja
Buruk
Linda Liddia
Udh baca dari season 1 2 3 bagus bgt critanya Thor..Thor gak ada season 4 utk kelanjutan crita pram kailla & anak2nya Thor..
Casanova: ada kak. di aplikasi pena hijau
total 1 replies
Rosanti
Luar biasa
an
baaguuuss
Noor Jannah
Kecewa
Noor Jannah
Buruk
zira
kaila ga ada hormatnya dgn suaminya yg ekstra sabar...dia lupa klo dia juga berhubungan dgn pria lain, pakai pelukan lagi
zira
seharusnya Kaila bisa menjaga dirinya, tidak asal main peluk, tidak ada suami dan di tempat umum
Beby Toy
baguss banget udah baca yg ketiga kalinya 🥰
zira
Kaila kualat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!