Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.
Bab 14 - Luka yang di Paksa untuk Menerima
Pagi itu sinar mentari menelusup dari celah tirai kamar apartemen Althea, seolah menyentuh lembut wajahnya yang terlihat lelah. Malam sebelumnya, tepat ketika ia memutuskan untuk mengabaikan panggilan Marco ,tanpa diduga tangis dan pertengkaran justru menjadi makanan pahit yang harus ia telan. Dan pagi ini ,ia bangun bukan hanya dengan kepala yang berat, tapi juga hati yang nyaris retak karena sebuah keputusan yang tak pernah ia duga.
Flashback on
"Kak ,ada dimana?" Ares menghubungi via chat
"Kakak sudah hampir sampai Ares ,tunggu sebentar lagi."
Namun dirinya tidak tahu kalau di Apartemen bukan hanya Ares ,tapi juga ada Marco dan Reno.
Ceklek... Pintu Apartemen terbuka ,namun yang pertama Althea lihat bukan Ares ,melainkan wajah pria yang menodai nya ,yang menganggapnya hanya Karyawan didepan tunangan nya.
Ares ternyata sudah tidur dikamarnya. Dan sekarang hanya ada Marco dan dirinya dalam Keheningan. Sedangkan Reno diminta untuk berjaga diluar.
"Besok kita akan menikah. Berkas sudah disiapkan bahkan aku sudah mendapat izin dari Ares." Ucap Marco tegas bernada perintah.
Deg .... ! Hati Althea mencelos ,mata nya seketika berkilat amarah.
"Cukup Marco! Kamu memerintah atau meminta aku menikah denganmu? Namun diluar itu AKU MENOLAK!" Ucap Althea tidak kalah tegas.
"Apa kau punya hak untuk menolak? Sedangkan tubuhmu saja sudah aku miliki sepenuhnya!"
Plakkkkkk! Althea menampar Marco dengan emosi.
Apa aku serendah itu?!!!! Sampai aku harus menikah dengan laki-laki yang sudah mempunyai tunangan? Anda benar-benar egois!!!! Maki Althea.
Suka atau tidak ,terima atau tidak ,besok kamu harus menikah denganku ! Sejak kamu masuk dalam jalan hidupku ,kamu tidak punya hak apapun lagi atas hidupmu. Dan adikmu masih membutuhkan banyak biaya ,aku rasa kamu tidak akan tega kalau pengobatan nya dihentikan." Ucap Marco
"Kamu jahat Marco Dirgantara!" Kamu hidup dari masalalu bagaimana ibu mu tunduk pada pria karena uang ,lalu kenapa kamu sekarang menggunakan dendam mu padaku! Althea sudah mulai histeris
"Huh ,bukan balas dendam ,tapi aku hanya mencintaimu dan itu akan lebih tidak terkendali jika aku tidak bisa menguasaimu sepenuhnya. Persiapkan dirimu untuk besok ,jangan berpikir kabur atau melakukan hal bodoh lain nya ,karena mataku banyak dimana mana."
Marco melangkah perlahan keluar apartemen Althea ,namun ketika bersisian ,Marco tiba-tiba mengecup sekilas kening Althea dan berlalu pergi membawa serta hawa dingin malam itu.
Fkashback off.
Kantor catatan sipil ...
Hari ini, Marco menikahinya. Tanpa restu hatinya, tanpa cinta yang utuh darinya ,pernikahan itu terjadi karena tekanan. Karena pria itu terlalu posesif untuk melepaskan, dan terlalu terluka untuk mendengarkan penolakan lagi.
Gaun putih yang kini membalut tubuhnya adalah gaun pernikahan mewah rancangan desainer Italia, tapi terasa seperti penjara mewah baginya. Tangannya dingin, bibirnya kelu. Di hadapannya, Marco berdiri gagah dengan setelan formal gelap, wajahnya tak menampilkan kegembiraan, hanya dominasi dan ketegasan yang membuat dada Althea kian sesak.
Marco menatapnya tajam. "Kamu milikku sekarang. Tak akan ada pria lain yang bisa menyentuhmu lagi, Althea," gumamnya pelan di telinga gadis itu, saat pendeta menyelesaikan ritual singkat pernikahan mereka yang hanya dihadiri keluarga inti.
Althea menunduk, menahan air mata.
Sedangkan di Mansion utama keluarga Dirgantara, Patricia duduk anggun berhadapan dengan kedua orang tua Marco yaitu Tuan Alfredo Dirgantara dan Ny. Elenora. Keduanya dikenal sebagai pengusaha yang mendominasi banyak sektor bisnis di Eropa seperti properti, teknologi, hingga permata mewah.
"Paman ,Bibi ,bukan kah Patricia adalah bagian dari masa depan Marco ,tapi kenapa aku merasa semakin jauh darinya?" tangannya saling menggenggam tanpa daya.
Ny.Elenora tersenyum, matanya penuh perhitungan. "Kau sudah lama mengenal Marco, dan kau tahu dia akan mencari yang terbaik ,apalagi kamu pergi tanpa kabar di hari pertunangan kalian."
Ny.Elenor kemudia tersenyum simpul. "Dan yabg terbaik itu...., apakah kau pikir itu kau, Patricia?" Lanjutnya dengan raut wajah tak terbaca
Pertanyaan itu menyentak suasana ,Patricia tercekat. Tuan Alfredo hanya menyesap anggur dalam gelas kristal tanpa berkata sepatah pun.
Tidak berapa lama ,Patricia memilih berpamitan untuk pulang dengan hati yang sakit.
Malam mulai menjelang saat Althea memutuskan kembali ke apartemen nya untuk mengambil berkas miliknya yaitu surat penting yang tertinggal dalam kamarnya ,sebelum nantinya Marco akan memindahkannya ke villa pribadi.
Dia melangkah pelan menyusuri koridor mansion milik Marco. Namun saat Althea hendak menuruni tangga ,ia terkejut melihat sosok pria tinggi bersandar di pintu kamar lain dengan tangan menyilang.
“Luke?” gumam Althea, hampir tak percaya.
Adik dari Marco itu menatapnya tajam, namun raut wajahnya penuh emosi yang tak bisa ditutupi. “Kamu menghilang, tidak menjawab pesan, tidak menerima telepon. Dan sekaranv ,wow suprise kamu berada di Mansion kakak ku dan sepertinya kau baru saja dari kamarnya." Selidik Luke pada Althea
“Maaf aku tidak bisa menjawab, Luke. Semuanya terlalu rumit,” jawab Althea pelan.
Luke melangkah mendekat. “Kenapa kamu membiarkan dirimu dinikahi paksa oleh Marco? Kamu bisa kabur. Aku bisa bantu.”
Althea sempat terperangah kaget karena Luke tahu ,namun kemudian ia menunduk. “Itu bukan solusi. Aku... lelah, Luke.”
Ketegangan di antara mereka menebal. Luke hampir meraih tangan Althea dan menarik pinggang kecil itu ,tapi suara langkah kaki berat membuat mereka spontan menoleh. Marco berdiri di ujung koridor, matanya merah, rahangnya mengeras.
“Keluar dari sana, Luke.”
“KaK”
“Sekarang juga!”
Suasana mendadak mencekam. Althea berdiri kaku. Marco melangkah cepat, menarik tangan Althea hingga tubuhnya terempas ke dada pria itu.
“Kau pikir kau bisa main belakang dengannya? Setelah semua yang kulakukan untuk memilikimu?” Suara Marco nyaris seperti erangan marah.
Althea terengah. “Kau salah paham, Marco...”
“Tutup mulutmu!” seru Marco, tapi nadanya bukan membentak ,melainkan campuran luka dan rasa takut kehilangan.
Luke mengepalkan tangan. “Kamu bukan Tuhan, KaK Marco. Kamu enggak bisa memperlakukan perempuan seenaknya!”
Marco menatap adiknya tajam. “Dan kamu? Jatuh cinta pada istri kakakmu sendiri? Dasar brengsek!”
Wajah Luke memucat. Marco mendorong tubuh Althea pelan ke belakang, lalu melangkah mendekat Luke, namun tak sampai menyentuhnya.
“Ini peringatan, Luke. Satu langkah lagi mendekati Althea, dan kamu akan kehilangan semua warisan keluarga ini.”
Luke terdiam. Hatinya remuk, tapi dia tahu Marco tak sedang menggertak.
Althea hanya bisa berdiri mematung, tubuhnya gemetar. Di satu sisi, dia merasa dilindungi, tapi di sisi lain dikuasai. Dicintai dengan cara yang terlalu gelap.
Saat malam benar-benar turun, Marco mengunci kamar mereka. Ia menarik Althea ke dalam pelukannya. Bukan dengan lembut tapi penuh gejolak emosi yang tak terbendung.
“Aku mencintaimu, Althea... tapi kalau kamu terus mencoba lari, aku akan benar-benar kehilangan kendali.”
Althea menatap mata itu ,mata yang dulu membuatnya merasa aman, kini terasa menakutkan. Tapi di dasar ketakutannya, ada bagian kecil dari hatinya yang mulai goyah. Luka dan cinta saling bertabrakan di dada.
“Marco...” bisiknya pelan.
Marco mengecup bibirnya sekilas. “Jangan pernah buat aku memilih antara cinta dan kekuasaan. Karena kamu tahu... aku bisa menghancurkan siapa saja.”
Tanpa memberi waktu Althea untuk menjawab ,Marco menarik kembali Althea dalam pelukan nya ,mengecup lembut kening itu ,menatap dalam mata indah Althea yang basah karena air mata.
"Kau senang sekali menangis jika bersamaku ,Althea Shafira. Ini malam pertama kita."
Deg... Jantung Althea seketika berdetak dengan cepat.
"Aku tidak mau....."
Cup... Marco memotong ucapan Althea dengan bibirnya. "Tidurlah ,aku tidak akan menyentuhmu malam ini. Besok pagi sebelum ke vila ,kita akan lebih dulu ke apartemen mu mengambil berkas ,dan barang-barang penting milikmu dan Ares."
Althea menganggukan kepala nya dan menelusup masuk dalam peluka hangat Marco.
**
Sementara itu, Patricia berdiri di balkon mansion nya.
Dan dari kejauhan, seorang pria berjas hitam berdiri di bawah cahaya lampu taman, mengawasi dengan tatapan penuh rencana.
------ Happy Reading-------