NovelToon NovelToon
Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: sky00libra

Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab25

Dua hari sudah berlalu, sekarang hari Jum'at. Iriana, menunggu Rai yang sedang terlebih dulu mampir sebentar ke kebun. Rencana nya hari ini mereka akan ke Kota, ia sudah bersiap dari pagi tadi.

"Neng! Gak lama kan? nikah disini saja nanti ya."

Terkekeh mendengar ucapan neneknya, "Iya, Nek! Aku gak lama di sana. Mau tinggal disini saja, boleh kan Nek?"

"Boleh lah ... Nenek malah suka, ada teman Nenek di sini." Sembari menunggu, Rai. Iriana, sedang menyiapkan kan segala perlengkapan yang akan ia bawa, tidak banyak pakaian ia bawakan. Karena ia hanya berencana sebentar.

"Masuk saja, Mas Rai!" itu suara Nenek Lestari, sepertinya pekerjaan Rai di kebun sudah selesai.

Suara pintu kamarnya di ketuk, ia melihat Rai berdiri di depan pintu kamarnya. Yang memang sudah ia bukakan dari tadi, sebelum Nenek Lestari keluar.

"Sudah siap ...?" Rai, bersandar di konsen pintu seraya melipat kedua tangan nya.

"Sudah, Mas! Barang bawaan, Mas banyak gak?" Seraya melihat tas bawaan nya yang lumayan besar.

"Cuma satu, Dek. Mas gak terlalu bawa banyak di sana baju, Mas masih banyak." Iriana mengangguk. Benar juga! Sebenarnya pakaiannya disana juga masih lah banyak. Tapi, ia ingin saja!

"Sini, Mas bawakan." seraya mengambil tas gendong, Iriana.

"Mas! Bibi Ayu ... Masih di Kecamatan kah?"

"Iya, katanya seminggu, Dek. Ini Mas sudah titip kuncinya ke Nenek saja."

"Nek! Iriana, berangkat dulu. Mungkin sampai seminggu." Seraya bersalaman.

Iriana, dan Rai sudah memutuskan di kota sampai seminggu. Seperti nya sekarang kota adalah tempat mereka berdua berlibur. Bukan, tempat yang harus mereka tetap kan lagi.

"Hati-hati, Neng! Mas Rai! Jangan kebut-kebutan." Ujar Lestari, setelah cucu dan calon cucu menantunya sudah mulai menjalankan mobilnya.

Di dalam mobil, Iriana. Seperti mengingatkan awal kedatangannya ke Desa ini.

"Mas! Tau gak ...? Aku pernah bilang sama ibu. Jika nanti aku sudah baik-baik saja. Aku akan balik lagi minta di jemput sama ayah."

Rai, mengangguk mendengar nya tidak lepas dengan senyuman di wajah tampan nya.

"Tapi, aku gak nyangka bisa pulang ke kota lagi sama, Mas."

"Jadi, Adek gak tau kalo, Mas sudah tanda, Adek pas pertama kali, Mas lihat kamu."

"Hah ... Dimana? Waktu, Mas nganterin aku ke kebun Nenek itu yah?" Seraya mengingat pertemuan pertama mereka, jika di balik jendela itu tidak mungkin sedangkan waktu itu. Mas Rai, langsung menutup pintu jendelanya.

"Bukan, sayang! Waktu kamu duduk melamun di belakang. Entah apa yang kamu pikir kan. Mas, hanya melihat perempuan berkulit putih, dengan rambut hitam bergelombangnya yang sedang melamun menatap segala arah."

"Itu, sangat cantik. Mas jatuh cinta pada pertama kali melihatnya." lanjutnya, seraya melihat wajah, Iriana yang merona. Membuat nya terkekeh, gemas.

"Jadi, itu awal pertama, Mas melihat aku. Kalo aku pas pertama melihat, Mas di—

"Jendela! Dengan air liur yang hampir menetes, melihat dada telanjang, Mas." Sela nya dengan tawa yang sedikit mengandung ejekan.

"Enggak ada segala gitu ih ... Itu perasaan, Mas aja!" Pipinya sudah semerah tomat, ia malu. Ketahuan suka menatap, Rai.

Pembicaraan saling menggoda itu mengawali perjalanan mereka. Di depan sana, toko Elektronik Rai sudah terlihat.

Rai, bilang dia hanya ingin sedikit mengeceknya.

"Ayo! Ke dalam dulu, kita langsung makan siang di dalam saja gimana, Dek?"

"Oke, Mas." Di dalam toko, Iriana melihat karyawan Rai. Yang cukup sibuk dengan pelanggan.

"Siang, Mas Rai! siang Mbak!" Sapa Juna, pegawai Rai. Setelah melihat kedatangan bos nya.

"Siang, Juna! sudah pada makan siang ini." Seraya melihat Juna, Aril dan satu lagi karyawan baru, Rai. Yang di cari Juna waktu itu.

"Belum, Mas Rai. Masih bingung mau makan apa." Ujar Juna seraya terkekeh.

"Ya, sudah kamu cari dan tanyain teman-teman kamu mau makan apa? Biar, Mas yang, traktir."

"Emang paling deman, punya Mas bos yang royal." Iriana, melihat kearah Juna yang sudah berlalu menuju ke arah teman nya yang lain.

"Dek! Mas, disini." ujar Rai, menghentikan Iriana. Dari melihat pegawainya.

"Kenapa, Mas?"

"Fokus ke, Mas aja, Dek. Jadi, adek mau pesan apa nih?"

"Soto saja, Mas!"

*****

Waktu jam istirahat tiba. jika sedang waktu luang dan tidak ada pelanggan.

Sekarang Iriana, Rai, dan tiga pegawai lain nya. Sedang memakan, makan siangnya.

"Betah, Max! Kerja disini?"

"Betah, Nas! Karena memang saya kenal sama Juna, dan Aril." (Max) pegawai baru, Rai.

"Syukurlah, saya senang jika kamu betah kerja disini."

"Gak mungkin, dia gak senang bos. Wong gajinya lumayan!" ujar Juna, dengan cepat.

Membuat, Rai tertawa dengan tingkah, Juna.

"Gak kaya, Juna. Mas, dia sering nya izin pacaran. Kemaren dia hampir di gebuk." Aril mengadu.

"Iya, Mas! Di grebek di dalam kos pacarnya." ujar Max, tidak mau kalah.

"Kenapa gak nikah saja, Jun?" ujar, Rai dengan sesekali mengernyit.

"Nanti, Mas bantu kalo masalah dana." orang yang sedang di bicara kan hanya menggaruk kepalanya seraya cengengesan.

"Mau nya gitu, Mas! Tapi, dia nya masih kuliah."

Oh astaga!

Iriana, tidak habis pikir. Sampai membuat ia menggelengkan kepalanya, dengan kelakuan pegawai, Rai.

Genggaman di tangan nya membuat ia mengalihkan perhatiannya dari, mangkok sotonya yang sudah kosong.

"Tapi, Mas! Ini, Aril kemaren sudah ada perempuan yang datangi dia kesini." Juna membalas ke ember-an Aril, yang mengadu.

"Tapi, gak kaya Juna kan, Ril!?" Dan satu cubitan di pinggang nya membuat ia mengaduh, melihat wanita di sebelah nya melotot.

"Lah ... Perempuan yang mana? Si janda itu, dia gak nyari in aku. Malah nanya si Juna. Alah tampang gue aja ke gini, gadis mana yang mau nyantol, apa lagi si janda." membuat Juna, dan Max tertawa kencang.

Mereka tau itu, janda seberang jalan sana sebenar nya mencari, Juna.

Iriana, tidak bisa menahan senyum nya. Ia seperti melihat kesengsaraannya yang memiliki wajah pas-pas an.

Rai, terkekeh dengan nasib, Aril pegawainya yang sudah lama jomblo.

"Masih ada, Max kan teman jomblo kamu itu, Ril!" Dan, Rai malah menambah minyak. Membuat Juna, tidak bisa menahan tawanya lebih kencang.

"Permisi, Mas ....!"

"Iya, sebentar!" Juna, berdiri dari duduknya. Karena mereka sudah hampir selesai makan, tinggal membersihkan nya saja.

"Nyari apa ...? Eh, Mbak Elin."

"Mas Juna! Sudah makan." membuat, Iriana yang di belakang kasir bingung. Seraya menatap, Rai di sebelahnya. Yang fokus dengan pembukuan nya.

Kenapa nanya segala sudah makan!

"Mas! Itu toh, si janda(Elin). Yang kemaren nyariin, Juna. Dikira nyari aku segala, memang mau pamer si Juna itu." ujar Aril, dengan sedikit berdecak.

"Max ...! Maju sana lo, tampang Lo yang sedikit bisa mengalah kan Juna. Meski, lo di angka 11 masih oke lah." lanjutnya, seraya mendorong Max. Biar kedepan tebar pesona.

"Mas! Mereka lucu." Bisik, Iriana di telinga Rai. Terpaan nafas rasa soto itu. Membuat, Rai tegang.

1
Abel Peony
Jangan lupa mandi junub!/Blush/
Asrar Atma
disini, juga baru hujan. /Scowl/
Abel Peony
Wow ... Rai tidak pernah mengencewakan
Abel Peony
Info dari Tarjo, lagi!
Asrar Atma
kok sama sih/Sleep/
Abel Peony
Apa, yah?

Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Kesini: wow panjang
total 1 replies
Asrar Atma
oke yang pertama memang berkahir, tapi akan ada yang berikut nya/Scowl/
Abel Peony
Hampir lupa meninggalkan jejak kehidupan🧘‍♂️🧘‍♂️🧘‍♂️
Asrar Atma
oke selamat berbuka/Sob/
Abel Peony
Hahaha/Joyful/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/
Abel Peony
Yeah, masih beruntung karena Rai tampan. Sebab, ada yang kurang tampan, tapi sama buruknya.
Asrar Atma
sama saya juga pusing /Sob/
Kesini
ya kali di bawah ranjang. elah
Abel Peony
Ngga sampai penyatuan. Ngga papa/Sleep/
Asrar Atma
oh...begitu /Whimper/
Abel Peony
Ini masalah serius, Rey/Sob/
Abel Peony
sempat²nya lihat ke bawah
Abel Peony
Wow
Asrar Atma
lah gimana nih dong/Hunger/
Abel Peony
Tiba² saja kau teringat dengan Plankton/Hey/
Abel Peony: Aku maksudnya. Typo terus, sih/Slight/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!