NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam di Taman, Rindu yang Tak Bernama

Malam menjelma dengan tenang di Akademi Jingrui. Angin berembus lembut, mengayun dedaunan dan membawa udara dingin yang menelusup ke balik jendela-jendela asrama. Aqinfa duduk termenung di ranjangnya, menatap langit malam dari sela tirai. Matanya berkaca-kaca, namun tak ada air mata yang jatuh. Seolah, ada kesedihan yang tak ingin ia tunjukkan, bahkan pada dirinya sendiri.

"Weyi... keluar sebentar, yuk?" (bisiknya pelan ke arah kamar sebelah).

Tak ada jawaban. Weyi sudah terlelap. Napasnya terdengar teratur dari balik dinding tipis yang memisahkan kamar mereka.

Aqinfa menghela napas pelan, lalu mengambil jubah tipis dan melangkah keluar dari kamarnya dengan hati-hati. Lorong asrama sunyi, hanya sesekali terdengar suara jangkrik dari kejauhan. Dengan langkah ringan ia berjalan, menyusuri lorong hingga akhirnya sampai di taman kecil yang berada di belakang gedung asrama murid perempuan.

Ia duduk di bangku batu, mendongak menatap langit malam yang bertabur bintang. Wajahnya terlihat tenang, namun sorot matanya menyiratkan rasa hampa. Angin malam membelai rambutnya yang panjang, membuat helaian-helaian halus menari pelan di wajahnya. Ia memeluk lututnya dan menyandarkan dagu di atasnya.

"Apa yang sebenarnya aku cari di sini...?" (gumamnya pelan. Suara hatinya tenggelam dalam desiran angin).

Di sisi lain taman, suara langkah pelan terdengar.

"Kembali ke asrama. Ini sudah larut malam," ujar suara dingin.

(Aqinfa menoleh kaget, tapi raut wajahnya segera melembut). “Senior Ziqi?”

Ziqi, dengan jubah penjaga malam dan rambut peraknya yang bersinar redup di bawah cahaya rembulan, berdiri tak jauh darinya. Tatapannya datar, namun tidak menghardik.

“Kau... bertugas malam ini?” (lirih Aqinfa bertanya pelan).

(Ziqi mengangguk). “Apa yang kau lakukan di sini? Ini melanggar aturan.”

(Aqinfa tersenyum tipis). “Aku hanya... melupakan sesuatu.”

“Melupakan?”

“Dunia,”( gumam Aqinfa). “Ada dunia yang aku rindukan. Dan seseorang yang tak bisa kutemui lagi.”

Ziqi menatapnya dengan sorot mata yang sedikit berubah. Sejenak, hanya suara angin yang berbicara di antara mereka.

“Apakah itu keluargamu?”( tanya ziqi)

Aqinfa tak menjawab. Ia hanya tersenyum, namun senyum itu sarat dengan kesedihan. Seperti seseorang yang menyimpan luka begitu dalam hingga tak mampu diceritakan.

“Kadang... aku merasa tidak seharusnya di sini,” (lanjut Aqinfa.)

“Tapi aku juga tak bisa kembali. Jadi, aku harus menjadi kuat. Agar suatu hari... jika ada kesempatan... aku bisa mencari jalan.”

Ziqi terdiam cukup lama. Tatapannya tajam, seolah ingin menembus rahasia yang disembunyikan Aqinfa. Namun ia tak bertanya lebih jauh.

“Bangkit. Aku akan mengantarmu kembali,” (ujarnya akhirnya).

Aqinfa bangkit perlahan. Mereka berjalan beriringan dalam diam. Tak ada obrolan lanjutan, namun keheningan di antara mereka terasa lebih dalam daripada kata-kata. Saat mereka melangkah, bayangan mereka menyatu di jalan setapak, dua sosok yang berbeda namun terikat oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

Sesampainya di lorong asrama perempuan, Ziqi berhenti.

“Jangan lakukan ini lagi,”( katanya tanpa menoleh).

(Aqinfa tersenyum kecil). “Terima kasih sudah menemaniku.”

Ziqi tak menjawab. Ia hanya melangkah pergi, bayangannya menghilang dalam kegelapan malam. Namun sebelum benar-benar menghilang, ia sempat menoleh—sedetik, cukup untuk membuat Aqinfa merasa dilihat.

Pagi hari datang. Aqinfa tiba di tempat latihan dengan raut wajah lesu. Empat sahabatnya memperhatikannya dari jauh.

“Dia lagi, pasti semalam habis drama!” (bisik Axia).

“Aku yakin dia cuma kurang tidur!” (sambung Seril).

Namun hanya Ziqi yang diam memperhatikan dari sisi lapangan. Pandangannya menyiratkan pemikiran lain. Ia mengingat mata Aqinfa semalam—mata yang menyimpan rindu pada sesuatu yang tidak berada di dunia ini.

Dan Weimu, yang menghampiri Aqinfa dengan sebotol air, melihat hal itu dari jauh.

“Aqinfa, kau baik-baik saja?” (tanyanya hangat di depan Ziqi).

(Aqinfa menoleh dan mengangguk). “Aku hanya... kelelahan.”

Ziqi menatap keduanya sesaat, lalu memalingkan wajah. Ada sesuatu dalam dirinya yang perlahan mulai berubah, namun ia belum tahu apa.

Hari itu pun dimulai. Dengan latihan, dengan rasa penasaran, dan dengan hati yang perlahan saling bersentuhan.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!