VILLAINESS REBIRTH!! YOUNG LADY AND MONEY

Rentetan acara formal semi formal dan non formal membanjiri istana dalam waktu beberapa bulan terakhir istana disibukan dengan berbagai cara yang berlangsung

Entah berapa banyak dana yang digelontorkan untuk menyelenggarakan satu acara sebesar itu. Sudah terhitung tiga acara besar pesta yang diadakan di istana. Mulia dari ulang tahun putra mahkota Xavier Maximus, jamuan bisnis kini pesta harmoni yang akan dilaksanakan di istana.

Dari tiga acara itu kini yang terakhir Arthur memilih untuk tidak melibatkan Elda sahabat sebagai pasangan di acara yang akan dilakukan di istana kekaisaran.

Arthur merasa ketika berdekatan dengan Imelda dia menjadi tidak tahu harus bersikap seperti apa saat hendak berinteraksi dengan ivana tunangannya.

Ivana juga terlihat seakan selalu menjaga jarak dan tak ingin terlalu dekat dengan dirinya, Arthur yakin karena pasti Gadis itu mengira bahwa Arthur telah memiliki seorang kekasih.

Yaa meskipun begitu Arthur tidak ingin ivana salah paham dan semakin menjauhi dirinya. Arthur tidak pernah tahu seperti apa ivana Caesarion itu gadis muda yang menjadi tunangannya.

Dia sangat berbeda dengan rumor yang beredar, setiap pertemuan dengan dirinya, selalu saja ada hal yang membuat diri pria itu dibuat terkagum dan tercengang melihat bagaimana aksi yang gadis itu lakukan.

Rasa penasaran Arthur kian tumbuh lebih dalam, dia ingin memastikan dengan sendirinya bahwa gadis itu ancaman yang berbahaya atau tidak bagi dirinya.

Arthur meluncur dari kediamannya arcduchy menuju ibukota yang sangat ramai

Pesta harmoni seperti biasanya dilangsungkan dengan Sangat ramai dan megah karena setiap bangsawan yang hadir akan membawa keluarga dan kerabatnya

Aula hall istana disulap menjadi kian megah dan mewah.

Sesampainya di istana Arthur menyapa kaisar kemudian para bangsawan, setelahnya dia menemui putra mahkota terlihat juga ivana bersamanya.

Semua orang asik berbincang, antara keluarga satu dengan yang lain untuk mempererat relasi dan menjalin kerjasama. Ralat saling memanfaatkan lebih tepat yaa bangsawan hanya peduli dengan keuntungan.

Suasana hall bawah sangatlah ramai, xaiver mulai haus dan lelah, kemudian dia memutuskan untuk mengajak Ivana dan Arthur menyaksikan pesta dari lantai dua aula.

Tepat dari atas lantai dua mereka bertiga bisa menyaksikan seluruh tamu yang hadir, pelayan suruhan putra mahkota datang membawakan tiga gelas berisi white whine dingin.

Xavier menikmati pesta sembari berbincang dengan Arthur, sementara itu ivana memperlihatkan keramaian pesta dilantai satu.

Namun ada satu hal yang tiba-tiba menarik perhatian gadis itu, dibawah terlihat keluarga Caesarion yang hadir disama terdapat ayahnya, bersama kedua kakak laki-laki yang sangat tampan seumuran dengan putra mahkota mungkin lalu seorang gadis cantik bersurai coklat yang menawan.

Mereka terlihat sangat berbahagia, sang gadis itu mendapatkan perhatian penuh dari mereka, ayahnya dan kedua kakak nya terlihat asik bercanda, mereka menampilkan tawa yang menawan beberapa kali.

Untuk sesaat hati ivana terasa sedikit sesak melihat hal itu, namun bukankah dia harus membuang perasaan ini? Mereka bukanlah keluarga bagi dirinya.

Ditengah perbincangkan putra mahkota dengan Arthur, Xavier tak sengaja melirik kearah ivana yang melihat memperhatikan sesuatu, dari arah tatapan nya dia paham mengarah kemana gadis itu melihat.

Yap Duke Caesarion dan ketiga putra putri nya. Untuk sesaat Xaiver melihat ivana dan ikut melihat kearah yang sama ivana tuju.

Kediaman putra mahkota itu membuat archduke Arthur menaikan satu alisnya dia dibuat heran apa yang mengalihkan perhatian pria itu

Arthur yang penasaran mulai melihat arah tatapan putra mahkota. dia tahu bahwa Xavier sedang memandang Ivana, lalu sesaat setelahnya berganti melihat kearah lain namun apa?

Arthur dibuat penasaran dia yang tadinya dalam posisi membelakangi ivana dan menghadap depan putra mahkota kemudian berbalik tubuh nya, benar saja dia melihat ivana tengah melamun memandangi sesuatu.

Lalu dia pun menatap kearah yang gadis itu lihat. Keluarga Caesarion yang terlihat harmonis dan satu lagi gadis bersurai coklat yang menjadi pusat perhatian, anak angkat duke Caesarion.

Itu duke Caesarion, lalu itu pasti nona Carmila anak angkatnya bukan, mengapa putri ivana tak bersama dengan mereka di acara seperti ini? Batin Arthur dalam hati

"Dengar ivana perempuan yang cengeng itu tidak menarik loh" tiba-tiba saja putra mahkota berceletuk yang membuat perhatian Arthur teralihkan kembali padanya. Arthur memandang singkat putra mahkota disebelahnya

Perkataan putra mahkota membuat telinga ivana sedikit panas namun yang dia katakan adalah benar

"Aku tahu itu, siapa juga yang cengeng" ucap ivana yang masih bertopang dagu sambil memandang keramaian itu dengan acuh

Xavier menaikan satu alisnya "Benarkah? Kau seharusnya tak perlu repot-repot melihat mereka seperti itu, itu malah membenarkan jika dirimu masih berharap" ucapnya pada gadis itu sambil meletakkan gelas wine miliknya pada dinding pembatasan yang ivana gunakan untuk bersandar

Arcduke Leander hanya menyimak percakapan itu tanpa berniat untuk masuk.

"CK simpan rasa kasian anda, saya bukan seorang gadis lemah lembut yang dapat anda kasihani" ivana gadis itu melirik putra mahkota singkat dari anak matanya sambil mendesah sebal

Kata-kata yang gadis itu barusan loantarkan sukses membuat hati Arthur sedikit tertohok mendengar pernyataan itu

"Baguslah kalau begitu," mendengar reaksi sedikit sewot dari ivana Xavier menanggapinya dengan santai

Sepertinya hubungan gadis ini dengan keluarganya tak sedekat itu ya? Lalu gadis asing yang bersama mereka, mengapa mereka memilih gadis yang bahkan tak memiliki hubungan darah dengan nya.

Duke Caesarion pasti sudah tidak waras, apa benar dia mengacuhkan putri kandungnya sendiri, ini hal yang sama sekali tak aku ketahui. Kini tatapan Arthur ke ivana berubah menjadi rumit.

Arthur pria itu cukup pintar untuk memahami situasi yang tengah terjadi meskipun putra mahkota dan ivana tak mengatakannya secara langsung.

Sebenarnya bagaimana kehidupan gadis itu yang asli kini pikiran itu memenuhi benak Arthur

Perlahan rasa ketertarikan dan kewaspadaan dirinya pada gadis itu berubah menjadi rasa penasaran yang mendalam, Arthur bukan sosok yang mengenal gadis itu dari dekat.

Dia tidak tahu apapun tentang tunangannya hingga hari ini sebuah fakta mengejutkan datang langsung di hadapannya.

Disisi lain tampak dengan begitu hangat Caesarion memperlakukan anak angkatnya layaknya putri mereka sendiri

"Lama tidak berjumpa Yang mulia duke" ucap salah seorang tamu pria paruh baya yang menghampiri duke

"Tuan Evander senang bertemu denganmu" Duke menyapa pria tersebut dengan senyum sumringah. Lalu mereka berjabat tangan

"Kau seperti biasa tampak begitu bersinar, lalu siapakah sosok bidadari yang berada di samping anda?" Tanya pria itu sambil melirik ke seorang gadis cantik yang berdiri di belakang Cedric

"Anda juga begitu, perkenalkan ini putri ku Carmila " ucap Cedric Caesarion dengan penuh kebanggaan dan percaya diri

"Salam Tuan saya Carmila" sapa Carmila sopan

"Nona Carmila anda begitu nampak cantik " puji rekan Cedric yang hadir

"Terimakasih atas perhatian tuan" ucap Carmila sambil tersipu malu-malu

"Jika putraku masih lajang pasti akan sangat serasi jika berpasangan dengan mu" pria itu basa basi sambil menggoda gadis muda itu

"Mohon maaf tuan Evander Carmila kami tidak akan pergi dalam waktu dekat" ucap Cedric dengan protektif.

"Benar anak pertama harus menikah duluan" sahut sang putra sulung Cedric carl

"Nampaknya ketiga pawang putri begitu sulit ya untuk melepas kepergian anda" pria tersebut terkekeh melihat kekompakan keluarga Caesarion tersebut

"Saya bersyukur mempunyai keluarga yang sangat baik dan perhatian"

Tak terasa acara sudah memasuki sesi penghujung, beberapa keluarga bangsawan terlihat telah meninggal tempat itu.

Ivana pun juga berniat untuk pamit pada putra mahkota dirinya terlihat cukup lelah setelah melihat situasi yang terjadi.

"Sepertinya sudah saatnya, pangeran, yang mulia saya izin mengundurkan diri"

"Eh ivana kau sudah mau pulang"

"Yaa anda tidak memintaku menginap disini bukan?"

"Aku hanya bertanya mengapa sewot sekali nada bicara mu"

"Tidak ada hanya lelah, kalau begitu sampai jumpa"

"Tapi– heyy tunggu" sebelum putra mahkota menyelesaikan kata-katanya gadis itu telah pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Putra mahkota barusan ingin mengatakan jika barencana untuk menginap itu bukan masalah. Yahh walaupun tahu gadis itu akan menolak

Pria itu hanya bisa menatap kepergian gadis itu dengan tatapan tercengang. Sebelum perkataan intrupsi dari arcduke Arthur Leander pria disebelahnya menyadarkan kembali perhatiannya

"Yang mulia ada yang ingin aku tanyakan soal putri Caesarion pada anda"

Putra mahkota mengusap wajahnya kasar

"Kenapa tiba-tiba?"

"Tidak, sebenarnya situasi macam apa yang tengah terjadi "

"Kau mulai menyadarinya yaa? Bukan rumor lagi jika Duke Cedric sangat mencintai mendingan duchess Caesarion terdahulu. Begitu pun dengan kedua putranya.

Sang duchess mengandung anak ketiganya ivana, kelahiran gadis itu bertepatan dengan meninggalnya mendiang duchess.

Duke Cedric selepas kembali nya dari perang sangat terpukul mendengar kabar kematian sang istri. Dia hanya bisa menyalahkan perginya sang istri akibat perbuatan gadis kecil itu

Duke bahkan terlihat menyayangi putri angkatnya ketimbang darah dagingnya sendiri aku sempat kecewa dengan sikap pria itu.

Cukup ironis bukan, gadis kecil yang dia terlantarkan kini dapat tumbuh seorang diri menjadi sosok yang begitu tangguh dan kuat seperti sekarang.

Dia bahkan jauh lebih dewasa ketimbang usianya" ucap putra mahkota Xavier sambil bertopang dagu

Mendengar jawaban itu langsung dari mulut putra mahkota, Arthur diselimuti perasaan gusar yang mendalam. Tunangannya ternyata menyimpan begitu banyak rasa sakit dan kehidupan yang sangat sulit.

"Ngomong-ngomong mengapa kau terlihat peduli dengan situasi ini sekarang bukanlah kau telah memiliki kekasih Arthur" ujar putra mahkota dengan nada usil dan menggoda

"Imelda hanya sahabat masa kecilku, dia bukan kekasihku." Arthur menekankan kata Sabahat karena merasa tidak terima

"Begitukah aku sedikit kecewa mendengar hal itu, karena interaksi kalian lebih cocok dikatakan sebagai sepasang kekasih tentunya" ucap Xavier dengan nada sedikit kecewa dibuat-buat

Yang dikatakan putra mahkota benar

Arthur tahu dia salah maka dari itu tak ada benarnya menjawab pertanyaan putra mahkota

Seharusnya dia tak melakukan itu pada ivana tunangannya. Bahkan gadis itu terlihat memberi jarak pada hubungan mereka

Jika seperti itu Arthur tahu persis apa yang ada dalam pikiran gadis itu tentangnya. Dia tak ada bedanya dengan keluarganya sendiri. Arthur cukup pintar untuk memahami hak itu.

Dorongan dari dalam diri Arthur semakin membuat dirinya untuk dekat dengan tunangannya ivana Caesarion.

Arthur memulainya dari perhatian kecil, dia mengirim surat ke kediaman ivana untuk mengajak gadis itu sekedar untuk menghabiskan waktu bersama minum teh atau pun jalan-jalan diluar.

Namun sayangnya permintaannya itu ivana tolak. Arthur cukup terkejut selama ini tak ada seorang lady pun yang akan menolak ajakannya. Tanpa terkecuali.

Lalu ketika Arthur ingin mencobanya untuk pertama kali, dengan gadis muda tunangannya sendiri ivana membalas surat Arthur dengan penolakan lembut.

Arthur yang membaca surat tersebut dibuat bertanya-tanya apakah dia sangat sesibuk itu? Sebenarnya hal apa yang sedang dia kerjakan sampai-sampai tak memiliki waktu sedikit pun untuk meluangkan waktu mereka sejenak.

Salam kepada matahari kekaisaran Calesterra

Pertama-tama terimakasih atas perhatian dan niat baik yang mulia archduke sampaikan. Namun saya sekarang cukup menyesal karena tidak dapat memenuhi permintaan anda. Sebenarnya saya juga ingin namun ada hal lain Yang harus saya lakukan.

Dalam beberapa waktu dekat ini saya akan meninggalkan Calesterra untuk sementara terkait rencana proyek yang akan saya lakukan bersama dengan team saya. Oleh karena itu saya sekarang sedang dalam tahap perbekalan dan persiapan.

Untuk undangan yang anda sampaikan mungkin lain waktu. Saya menyampaikan rasa permohonan maaf yang dalam kepada yang mulia

Ivana Caesarion

Dia mengeryitkan kening nya terlihat beberapa kali menyelami makna dari surat itu.

Kemudian setelahnya dia menuliskan balasan surat itu. Arthur tak akan menyerahkan begitu saja sebelum usahanya berhasil.

Jika putri berkenan izinkan saya ikut serta untuk hadir dalam kegiatan proyek yang akan anda langsukan. Saya cukup tertarik dengan semua rancangan anda terhadap proyek tersebut. Maka dari itu sebuah kehormatan jika saya bisa menyaksikan langsung jalannya proses.

Arthur Leander

Ivana mengeryit keningnya dia dibuat heran dan tak habis pikir sekarang. Mengapa arcduke Arthur berniat datang pada kegiatan proyek besar nya itu?

Sepertinya ada hal yang salah, apa dia mata-mata kaisar? Ivana tak bisa menolak permintaan pria itu begitu saja. Mau tak mau dia mengizinkan Arthur ikut serta Hadir dalam kegiatan itu.

Ivana lalu menyempatkan diri untuk menuliskan surat balasan kepada Arthur.

Ivana mengatakan dirinya akan berangkat setelah persiapan selesai. Mungkin tiga hari yang akan datang, lalu dia kembali disibukan dengan berbagai aktivitas dan bergulat dengan semua tumpukan dokumen-dokumen yang menguntung.

Surat-surat dari bawahan dan rekan bisnisnya terus berdatangan dia memilah satu persatu mulai dari yang paling penting.

Setelah semua persiapan siap, dan semua alat serta fasilitas penunjang jalannya proyek siap tinggal kini tugas nya mengkoordinir ribuan tenaga kerja yang akan diterjunkan dalam lapangan.

Ivana tak menyiapkan itu semua sendiri tentu dibantu dengan Dave, Oliver, Daniel, Nathaniel, Malvin serta yang lain.

Hari H perjalanan menuju tempat tujuan.

Dikediamannya pagi-pagi itu ivana dikejutkan dengan kedatangan archduke Arthur Leander yang dapat menjemput dirinya pagi-pagi sekali.

Arthur berniat untuk melakukan perjalanan bersama dengan ivana Caesarion. Sebelum mereka benar-benar pergi akan dilakukan rapat koordinasi ulang.

Namun rencananya itu sepertinya akan sedikit tertunda, dia kemudian berinisiatif mengajak Arthur untuk sarapan pagi terlebih dahulu karena dia datang pada jam makan pagi.

Setelah selesai sarapan ivana bersiap bergegas pergi menuju halaman depan. Disana telah banyak bawahan serta rekan kerjanya yang dia kumpulkan

Lalu mereka melakukan rapat dan doa bersama terlebih dahulu sebelum bergerak. Tak sampai memakan waktu 30 menit agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu

Lagi dan lagi Arthur yang mengamati setiap aksi yang ivana lakukan dibuat berdecak kagum. Gadis itu sangat mahir dalam melakukan koordinasi dan instruksi pada semua rekan kerja nya.

Cara penyampaian dan bahasa yang dia gunakan terkesan jelas, tegas memiliki bobot. Setelahnya rapat dibubarkan kemudian ivana menuju kereta kuda untuk pergi pada proyek besar itu.

Arthur tak sempat menjadi pahlawan karena ivana melakukan semuanya sendiri, dia yang pertama menaiki kereta kuda disusul pria itu

" Yang mulia apakah anda yakin ingin ikut serta menyaksikan kegiatan ini? Tentu akan sangat melelahkan bagi anda nantinya " tanya ivana kembali dengan raut wajah jelas terlihat ragu

"Putra ivana jangan kawatir anda tak perlu meragukan kekuatan seorang kesatria." Ucap santai sang arcduke Leander tersebut

"Bukan begitu tapi ini berbeda dengan soal kesatria dan pedang" melihat kepercayaan diri pria dihadapannya ivana hanya bisa terdiam dan mengalihkan pandangan keluar kereta kuda. Dia tidak bagaimana harus menjelaskan lagi. Kemudian dia bergumam pelan

Gumaman tersebut masih dapat terdengar di pendengaran Arthur yang tajam. Pria itu hanya menatap gadis yang membuang muka ke jendela sambil tersenyum tipis.

Yaa ini berbeda dengan urusan kemiliteran atau pertahanan. Arthur seorang arcduke dia juga sering mengikuti pelaksanaan kegiatan proyek yang dia lakukan.

Walaupun tidak sering namun dia selalu ada untuk memantau jalannya kegiatan tersebut. Dia tau hal yang dimaksud ivana.