Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Amanda
Santi sedang berada di bandara, menunggu kedatangan Amanda. Sudah beberapa minggu sejak terakhir kali dia melihat putrinya itu.
Begitu melihatnya, Santi langsung berlari memeluknya.
"Ma, Mama terlihat cantik," kata Amanda sambil memeluk Mamanya.
"Dan kau terlihat sangat kurus. Apakah kau makan dengan baik sayang?" Tanya Santi.
"Ma, jangan mulai," tegur Amanda.
"Mma tidak mengatakan sesuatu yang salah, Mama hanya bertanya apakah kau makan makanan sehat, yang mengandung zat besi, vitamin, dan sebagainya." Ucap Santi.
Amanda mulai tertawa. Mamanya terkadang bisa sangat cerewet.
"Aku kangen Mama. Kapan kakakku yang konyol itu datang?" Tanya Amanda.
"Jangan panggil kakakmu seperti itu. Dia akan datang besok," jawab Santi.
"Bagus, aku akan menjadi anak tunggal selama beberapa jam," canda Amanda.
"Kau ini. Mama sangat merindukanmu sayang," jawab Santi.
Begitu mereka tiba di rumah, Amanda langsung pergi ke kamarnya. Saat melewati ruang tamu, dia melihat perubahan yang dilakukan Mamanya. Amanda tersenyum. Mamanya baik-baik saja, dan itu saja yang dia inginkan.
"Cuci tanganmu, Mama akan menghangatkan makan malam. Mama membuatkan rendang kesukaanmu," kata Santi.
Sementara Santi memanaskan makanan dan menata meja, Amanda menjelajahi rumah, memperhatikan perubahan yang dilakukan Mamanya.
"Aku suka lukisan baru di ruang tamu," kata Amanda begitu dia masuk ke ruang makan.
"Bagus sekali," jawab Santi.
"Apakah Mama membelinya di Jakarta?" Tanya Amanda.
"Tidak, Mama tidak membelinya. Teman Tante Julia, Pak Guntur, memberikannya kepada Mama sebagai hadiah," jawab Santi.
"Kenapa?" Tanya Amanda, menyadari ketidaknyamanan Mamanya.
"Mama pikir dia ingin melakukan sesuatu yang baik untuk Mama," jawab Santi.
"Dan pria seperti apa Pak Guntur itu?" Tanya Amanda.
"Dia pria yang ramah dan sangat berbakat," jawab Santi.
Amanda mulai tertawa, dan Santi menggelengkan kepalanya.
"Asalkan dia tidak seusia denganku," kata Amanda.
"Mama sudah cukup denganmu dan tidak ingin memikirkan yang lainnya," jawab Santi.
Dia lalu menyajikan makanan, dan mereka berdua duduk di meja makan.
"Amanda, kita perlu bicara tentang Papamu." Ucap Santi.
"Aku tidak ingin membicarakan apapun tentang pria itu," jawab Amanda terlihat mulai kesal.
"Baiklah, Mama tahu, dan kau harus mendengarkan Mama. Oma, Opa, akan datang untuk makan siang pada hari Minggu, dan Papamu juga akan datang. Oma dan Opa sudah tahu apa yang sedang terjadi," jelas Santi.
"Apakah Mama ingin aku berpura-pura kita adalah keluarga yang bahagia?" Kata Amanda.
"Tentu saja tidak, tapi Mama menuntut mu untuk memperlakukan Papamu dengan hormat," kata Santi tegas.
Amanda hendak protes ketika Santi memarahinya.
"Amanda, Oma dan Opa sudah tua. Ini juga untuk ulang tahun kakakmu, dan Mama ingin makan siang yang damai dan harmonis. Mama mengerti kau kesal, tetapi jika Mama bisa berusaha untuk bersikap toleran, agar apa yang tersisa dari keluarga ini tidak terpecah belah, kau juga bisa." Ujar Santi.
"Apa yang Mama harapkan? Apa Mama ingin aku menyambut wanita itu dengan tangan terbuka?" Jawab Amanda.
"Tidak, cukup hormati dia dan jangan bersikap sinis. Amanda, dia adalah Papamu dan akan selalu begitu, terlepas dari apakah dia bersama wanita lain atau tidak. Mama hanya memintamu untuk mengingat apa yang telah dia lakukan untukmu," kata Santi.
"Itu kewajibannya sebagai Papaku," jawab Amanda.
"Sekadar informasi, Mama tidak ingat papanya Mama dulu mengajari Mama cara mengendarai sepeda, mengajari Mama bermain badminton atau mengajari Mama cara berenang. Mama tidak ingat dia memeluk Mama atau merayakan keberhasilan Mama. Dia hanya memberi Mama uang dan pendidikan. Cinta bukanlah bagian dari hubungan kami. Namun, Mama ingat Papamu membacakan cerita atau menidurkan mu di malam hari. Dia adalah pria yang sama yang membesarkan mu. Dia hanya melakukan beberapa kesalahan," kata Santi.
Amanda menatap Mamanya.
"Baiklah, Ma, aku akan melakukannya hanya karena Mama memintaku. Namun, aku peringatkan, batasanku adalah wanita itu. Aku tidak akan pernah menerimanya," kata Amanda.
"Itulah sebabnya kau akan selalu menjadi gadis cantik Mama," jawab Santi sambil memegang tangannya.
...****************...
Pesta di Bali begitu spektakuler, dan semua orang sangat gembira telah menyelesaikan proses syuting.
Aleya menikmati malam yang menyenangkan bersama rekan-rekannya di kantor, meskipun dia masih belum tahu takdir apa yang akan dihadapinya nanti.
"Pak Aldi, saya belum bertanya, tapi apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah saya akan tetap tinggal di sini atau kembali ke Jakarta?" Tanya Aleya.
Aldi Yunanda menatapnya. Dia masih belum memutuskan apa yang akan dilakukannya terhadap Aleya.
"Bagaimana kalau kita makan siang besok dan memutuskannya saat itu," usul Aldi.
Aleya menatapnya ragu-ragu.
"Apakah bisa malam hari? Saya sudah berjanji pada Mama bahwa saya akan pulang, hari ini ulang tahun saya dan Oma-Opa seharusnya ada di rumah. Tapi jika mendesak, saya akan membatalkannya." Ujar Aleya.
Aldi tersenyum, dia tidak pernah menjadi bos yang kejam dan tidak akan memulainya sekarang. Dia tahu itu hari ulang tahun Aleya karena dia tidak sengaja mendengar hal itu dari beberapa karyawannya dan untuk memastikannya, dia telah memeriksa berkasnya Aleya.
"Kau tahu, pulanglah dan ambil cuti beberapa hari. Aku akan memberitahumu segera setelah aku memutuskan apa yang harus kulakukan. Dan kukira kau juga ingin bertemu pacarmu!" Kata Aldi.
"Pak, jika saya harus tetap disini, tidak apa-apa. Ini cuma reuni keluarga." Ucap Aleya.
"Tidak apa-apa. Pada hari Senin, aku akan memutuskan apa yang akan kulakukan dengan serial ini. Kau akan memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Istirahatlah, keluarga juga penting." Ucap Aldi.
Aleya mengucapkan terima kasih, dan Aldi menghilang di antara para tamu. Dia adalah Bos yang hebat, terlepas dari ketenaran dan kekayaannya, dia sama seperti mereka semua, selalu dalam suasana hati yang baik.
Saat itu pukul dua belas lewat satu menit ketika lampu di lorong padam dan sebuah meja kecil mulai meluncur ke lorong itu. Di atasnya ada kue dengan banyak lilin yang menerangi ruangan.
"Aleya, kemari lah!" kata Aldi, dan dia melangkah maju beberapa langkah.
"Atas nama tim dan aku pribadi, kami ingin mengucapkan selamat ulang tahun ke-24, dan semoga kau akan merayakannya lebih banyak lagi bersama kami," kata Aldi, dan semua orang mulai bernyanyi.
Aleya tersenyum, dia tidak pernah membayangkan bahwa bekerja berdampingan dengan Aldi dan timnya akan begitu menyenangkan, rasanya seperti di rumah sendiri.
Setelah menerima banyak ucapan selamat, pelukan, dan beberapa hadiah, mereka mulai membagikan kue. Melihat Aldi membagikan kue kepada para karyawan, Aleya pun terkejut.
"Apa kalian heran juga, kok bos yang ngasih kue!" Seru salah satu asisten produksi sambil tersenyum.
"Bohong kalau aku bilang tidak," jawab Aleya.
"Itu bukan apa-apa, kau harus melihat Bos memanggang daging di tepi kolam renang untuk seluruh tim, dengan celana pendek dan kaus oblong sederhana." Ucap karyawan lainnya.
"Benarkah?" Tanya Aleya, heran.
"Percayalah, dia orang yang fenomenal. Sudah berapa lama kau bekerja di perusahaan ini?" Tanya karyawan tadi.
"Enam bulan yang lalu, aku bekerja dengan Pak Darwin. Namun, dia benar-benar berbeda. Aku mengetahui bahwa ada lowongan untuk asisten disini, yang merupakan pilihan yang lebih baik daripada tetap bekerja di sana." Jawab Aleya.
"Dia memang pria brengsek, dia pikir dia orang hebat, tapi sebenarnya dia pecundang. Beberapa dari kami cukup beruntung untuk mulai pekerjaan ini dari sana," jawab karyawan itu.
"Begitu ya, kukira hanya aku yang punya pengalaman buruk," jawab Aleya.
...----------------...
Masih ada sekitar dua jam lagi hingga fajar, dan penerbangan dijadwalkan lepas landas pukul 11 pagi. Barang bawaan Aleya sudah dikemas.
Tiga jam kemudian, dia bangun untuk bersiap-siap, karena merasa lelah. Saat mulai mengemasi hadiah yang diterimanya, dia melihat satu hadiah dari toko perhiasan. Saat membukanya, dia menemukan gelang emas putih yang cantik. Gelang itu sederhana, namun elegan. Saat melihat kartu ucapan didalamnya, dia menyadari bahwa itu dari Aldi. Namun, dia tidak ingat Aldi memberinya apa pun.
Saat pesawat Aleya lepas landas, dia tak dapat berhenti berpikir tentang masa depannya.
Bersambung....
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)