Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.
Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.
Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Apartemen mewah.
Suasana malam begitu tenang, hanya diterangi cahaya lampu gantung yang temaram dan gemerlap kota yang terlihat dari balik jendela kaca besar. Di ruang tamu apartemen yang mewah itu, Kim mengantar Shelly pulang. Mereka duduk di sofa panjang berbalut beludru abu-abu. Wajah Shelly tampak bersinar, penuh harap dan kehangatan.
Perlahan, Shelly memanjat naik ke pangkuan Kim, melingkarkan lengannya ke leher pria itu, memeluknya dengan erat seolah tak ingin berpisah sedetik pun.
"Kim, aku merindukanmu. Kita akan menikah tidak lama lagi…" bisiknya lirih di telinga Kim. "Bagaimana kalau malam ini… aku menyerahkan diriku padamu?"
Tangannya perlahan menyentuh dada Kim, menelusuri garis kancing kemeja yang rapi.
Kim menatapnya, ada kegelisahan di matanya. Ia menghela napas dalam. "Shelly, kita belum bertunangan. Terlalu cepat kalau kita melakukannya," ujarnya dengan suara rendah namun tegas.
Shelly tak mundur. Matanya yang berbinar memandang Kim dengan penuh keyakinan. "Asalkan kita saling mencintai, kita melakukannya sekarang pun tidak masalah. Aku menjaga diriku… menyimpan mahkotaku hanya untukmu," ucapnya, penuh kelembutan namun juga keberanian.
Dengan gerakan perlahan namun menggoda, Shelly menurunkan resleting gaun di punggungnya. Lengan bajunya melorot, memperlihatkan bahu dan belahan dada yang menggoda. Ia mendekatkan wajahnya, mencium bibir Kim dengan penuh hasrat, lalu mulai membuka kancing kemeja Kim satu per satu dengan tangan yang bergetar halus.
Kim menahan tangan wanita itu, menghentikan gerakannya. Tatapan matanya dalam, namun tetap mengandung keraguan.
"Shelly… jangan lakukan ini. Kau akan menyesalinya nanti," ucapnya pelan, seolah lebih pada dirinya sendiri daripada pada Shelly.
Shelly menatapnya, matanya berkaca-kaca namun tetap penuh harapan. "Kau mencintaiku, bukan?" bisiknya, lembut seperti angin. "Kalau begitu… nikmati saja hubungan kita. Aku sudah lama menanti malam ini."
Ia mencium leher Kim, jemarinya menyusuri dada pria itu, mencoba membangkitkan gairah pria yang dia cintai.
Namun Kim tetap diam, merasakan ciuman dan sentuhan wanita itu.
Mansion Kim Anderson
Flower berada di kamarnya sambil menatap jam tangan yang ia beli siang tadi. Cahaya lampu temaram memantul lembut di permukaan kaca jam itu, menciptakan bayangan kecil di dinding.
"Apakah Kakak Kim akan menyukai jam tangan ini?" gumam Flower lirih, senyumnya pudar seiring pikirannya melayang pada bayangan Kim yang tadi ia lihat bersama wanita lain.
Ia menggenggam jam itu lebih erat. "Kakak Kim baik padaku, sehingga aku tidak bisa membedakan perasaan suka dan cinta. Apakah dia juga menyukaiku atau hanya menganggapku sebagai adiknya?" ucapnya pelan, hampir seperti bisikan kepada dirinya sendiri.
Lalu, suara dalam ingatannya kembali terdengar—tegas dan penuh kekhawatiran.
"Flower, Kau dan dia tidak ada hubungan darah. Kalau tinggal bersama, hanya akan mencemarkan nama baikmu!" kata Wilson, mengulang kembali kalimat yang pernah ia ucapkan dengan nada serius.
Flower menunduk, sorot matanya dipenuhi keraguan. "Betul kata Kakak Wilson, kami tidak ada hubungan darah. Tapi tinggal bersama terlalu lama... takutnya hanya akan menimbulkan kesalahpahaman. Apa lagi Kakak Kim telah memiliki pacar," batinnya dengan berat hati.
Tiba-tiba, suara ketukan lembut terdengar dari arah pintu kamarnya.
Tuk... tuk...
"Flower, apa kamu sudah tidur?" suara Kim terdengar dari balik pintu, hangat dan lembut seperti biasa.
Flower tersentak dari lamunannya. Ia buru-buru bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu.
"Kakak Kim, ada apa?" tanyanya dengan senyum kecil, meski hatinya masih dipenuhi rasa bimbang.
"Aku membeli makanan. Mari kita makan bersama!" ajak Kim sambil meraih tangan Flower dengan hangat. Sentuhan itu membuat jantung Flower berdebar lebih cepat. Mereka melangkah bersama menuju ruang makan.
"Aku tidak tahu makanan kesukaanmu, jadi aku membeli ayam dan udang bakar," kata Kim sambil tersenyum lebar, meletakkan kemasan makanan di atas meja.
Flower tersenyum kaku, mencoba menutupi rasa tidak nyamannya. "Apakah Kakak sedang sibuk? Sehingga pulang malam begini?" tanyanya, berusaha terdengar biasa saja.
Kim mengangguk sambil menuang minuman ke dalam gelas. "Ada teman yang baru pulang dari luar negeri, oleh sebab itu aku mengantarnya pulang ke rumahnya."
Flower menunduk, memandangi makanan yang tersaji di hadapannya tanpa benar-benar melihat. "Hubungan mereka sangat dekat… Tidak baik kalau aku tetap menyimpan rasa terhadap Kakak Kim," batinnya, perasaan sedih mulai menyelimuti hatinya, walau ia tetap memaksakan senyum di wajah.
"Kakak Kim, aku..." ucap Flower, suaranya lirih, hampir tak terdengar di antara detik jam dinding yang berdetak pelan.
Kim menoleh, menatap gadis itu dengan dahi sedikit berkerut. "Ada apa? Katakan saja, apa yang kamu minta!" ujarnya, nada suaranya terdengar lembut namun tegas, seolah mencoba menenangkan kecanggungan yang tiba-tiba muncul.
"Aku ingin mencari tempat tinggal."
Kalimat itu jatuh seperti beban berat ke lantai, membuat suasana seketika hening. Kim terdiam. Matanya menatap Flower dengan penuh keterkejutan dan kebingungan, seolah tak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar.
🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡
terimakasih untuk kejujuran muu 😍😍😍 ..
sally mending mundur saja.. percuma kan memaksakan kehendak...
kim gak mau jadi jangan di paksa
ka Lin bikin penasaran aja ihhh 😒😒😒
penasaran satu hall apakah Flower akan pergi dari Kim atau bertahan sama kim 🤨