Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-25
"Huufffftt! finally, mereka tak lagi membuntuti kita bukan?" dada Rafayel tampak naik turun begitu ia melepas dan menurunkan tubuh Bellona.
Bellona yang masih tampak kebingungan pun seketika memukul perlahan lengan kekar pria yang masih mencoba untuk mengatur nafas dihadapan nya.
"Aaa-aawwh! apa yang kau lakukan Nona? kenapa kau suka sekali memukul ku?"
"Katakan! apa yang sebenarnya terjadi? awas saja! jika sampai dirimu sengaja mencari kesempatan dalam kesempitan Tuan Rafayel!"
"A-apa? kenapa kau selalu berpikiran buruk terhadap ku Nona Ghelsi?"
"Karena kau tiba-tiba membawaku berlari tanpa menjelaskan sesuatu apapun padaku Rafayel!"
"Lalu bagaimana denganmu? apa kau tak ingin menjelaskan pada media tentang berita itu?"
"Berita?"
Rafayel menatap Lona dengan menaikkan satu alisnya.
"Berita apa maksudmu Ayel?"
"Ayel? aku menyukainya! apa itu merupakan panggilan sayang untuk ku Nona Ghelsi?"
"Berhentilah bercanda! katakan!"
Rafayel kembali menggaruk pelipisnya sebelum akhirnya membuka suara,
"Mmmmm, aku terkadang membaca sesuatu yang tak seharusnya ku ketahui! maaf," Rafayel kembali tampak canggung karena tatapan Ghelsi.
"Astaga kenapa mereka sampai kemari?" raut wajah Rafayel kembali panik saat mendapati beberapa orang yang menenteng kamera berjalan menuju ke arahnya juga Ghelsi.
"A-apa? siapa?"
"Awak media!"
"Lalu kita harus kemana sekarang?"
"Sssssssttt!"
Rafayel menangkup pipi wanita yang kini mendongakkan kepala serta beradu pandang dengannya, tubuh Lona yang memang jauh lebih pendek membuat ia tak begitu nampak saat Rafayel dengan sengaja mengungkung serta mencondongkan posturnya.
"Raf-," kalimat Lona kembali terhenti saat sang bintang kembali mengusap bibir tipisnya.
Hoodie gombrong yang selalu dikenakan oleh Bellona juga mampu menyelamatkan serta menyembunyikan wajah cantiknya karena Rafayel sengaja menarik penutup hoodie demi terhindar dari sorot para pencari berita.
🧔"Sial!!! Kemana mereka? kenapa langkahnya cepat sekali? seharusnya kita bisa menampilkan sebuah trending topik akhir bulan ini! berita dating tentang putri kedua konglomerat yang sempat kabur dari Melbourne itu pasti bisa membuat kita meraup banyak keuntungan. Aaaaaghh! kenapa kita bisa kehilangan jejak mereka?"
Rafayel juga Ghelsi semakin tampak bungkam, wanita itu juga seketika mengalihkan pandangan saat mendengar percakapan dari para anggota awak media.
🧑🦲"Tunggu! pria itu-,"
🧔"Hanya sepasang muda-mudi yang tengah di mabuk asmara! kita pergi sekarang! mungkin mereka belum jauh!"
Perlahan Lona membuka mata, nafasnya masih saja tak beraturan karena ulah Rafayel yang tiba-tiba menarik tengkuk leher serta mendaratkan sebuah kecupan pada bibir tipisnya.
"Maaf! maafkan aku Nona! kau bisa memukul ku semau mu-, sekarang! aku hanya-,"
"Apa kau tahu semuanya?"
"A-apa?" Rafayel kembali nampak gugup saat Lona menatapnya dengan penuh tanya.
"Kau tahu sesuatu tentang masa lalu ku, benar bukan?"
"Nona-,"
"Tak apa! aku minta maaf jika karir mu terancam! karena berita miring di media tentang diriku. Aku sama sekali tak ada maksud apapun saat memutuskan untuk menjadi guru les piano untuk mu, Rafayel! aku benar-benar kehabisan uang saat itu,"
Bellona tersenyum getir, gadis itu tertunduk sebelum akhirnya melangkah perlahan dan meninggalkan Rafayel dibelakangnya.
Apa aku kasihan padanya? atau diriku benar-benar jatuh hati pada Nona? perasaan macam apa ini? tapi semakin dalam diriku mengetahui kisah hidup Nona, semakin besar pula keinginan ku untuk melindungi nya,
Rafayel mengacak kasar belahan rambut ungu nya, pria yang selalu tampil charming itu juga tak berhenti dalam melayangkan tatapan mata ke arah Bellona Ghelsi.